| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

 Berapa banyak Kanak-kanak Suci yang Tidak Bersalah yang dibunuh oleh Raja Herodes?

 
Jumlah Kanak-kanak Suci yang tidak bersalah yang dibunuh oleh Raja Herodes mungkin mengejutkan Anda.

Sejak abad ke-5 Gereja telah memperingati hari terpisah untuk mengenang anak-anak yang dibunuh oleh Raja Herodes setelah kelahiran Yesus. Matius adalah satu-satunya yang mencatat peristiwa tersebut dan detail seputarnya sangat tipis.

   "Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia: Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." (Mat 12:16-18)

Jenis tindakan tidak masuk akal ini adalah tipikal Herodes, seorang penguasa gila, megalomania yang juga membunuh istri dan dua putranya selama hidupnya. Tanggapan langsung Herodes terhadap mereka yang menentangnya adalah melenyapkan mereka.
 
Episode alkitabiah biasanya diberi label "pembantaian", untuk menekankan pertumpahan darah tak berdosa yang kejam. Itu adalah tindakan yang mengerikan, meskipun tidak ada artinya jika dibandingkan dengan pembunuhan anak-anak tak berdosa di zaman modern di seluruh dunia.

Menurut Catholic Encyclopedia, “Liturgi Yunani menegaskan bahwa Herodes membunuh 14.000 anak laki-laki (ton hagion id chiliadon Nepion), orang Syria berbicara tentang 64.000, [dan] banyak penulis abad pertengahan 144.000.” Namun, jumlah anak ini lebih banyak dari seluruh penduduk Betlehem pada saat kelahiran Yesus.

Profesor William F. Albright “memperkirakan bahwa populasi Betlehem pada saat kelahiran Yesus adalah sekitar 300 orang. Jumlah anak laki-laki, berusia dua tahun atau lebih muda, kira-kira enam atau tujuh.” Sarjana lain mengklaim jumlahnya antara 10 – 20 anak laki-laki di Bethlehem dan sekitarnya.

Jumlah kematian yang rendah ini kemungkinan merupakan penjelasan mengapa tidak ada catatan sejarah sekuler tentang pembantaian tersebut. Sederhananya, segelintir anak yang dibunuh oleh penguasa setempat tidak cukup “menonjol”.

Terlepas dari berapa banyak anak yang terbunuh, kematian mereka adalah kekejaman yang mengerikan, dan Yesus bisa menjadi bagian dari jumlah itu jika Yusuf tidak diperingatkan untuk melarikan diri sebelumnya.

Peringatan Gereja akan peristiwa tersebut mengingatkan kita akan kesucian seluruh hidup manusia. Pada akhirnya tidak masalah berapa banyak anak yang terbunuh. Gereja menghormati ingatan mereka apakah itu 100 anak atau satu anak yang terbunuh.

Semua kehidupan itu berharga, terutama anak tak berdosa yang dibunuh di awal kehidupan.

 

Public Domain

 Sumber:Aleteia.org

 

 Bagaimana kita menghormati anak-anak yang belum lahir pada Pesta Kanak-kanak Suci, Martir?

 Direktori Vatikan tentang Kesalehan Umat menawarkan beberapa ide tentang bagaimana mendukung perempuan dan bayi yang belum lahir pada pesta Kanak-kanak Suci, Martir.

Gereja mengenang Kanak-kanak Suci yang tak bersalah yang dibunuh oleh Herodes pada tanggal 28 Desember, juga menjadikannya hari khusus untuk mengenang semua anak yang menderita di dunia.

Direktori Vatikan tentang Kesalehan Umat dan Liturgi merinci beberapa ide untuk menghormati bayi yang belum lahir serta mendukung perempuan hamil pada hari ini.

Pertama Direktori mengenang peristiwa yang dikenang pada 28 Desember.

     Sejak abad keenam, pada tanggal 28 Desember, Gereja telah memperingati anak-anak yang terbunuh karena kemarahan Herodes terhadap Kristus (bdk. Mat 2, 16-17). Tradisi liturgi menyebut mereka sebagai "Yang Suci, Tak Bersalah" dan menganggap mereka sebagai martir. Selama berabad-abad, seni Kristiani, puisi, dan kesalehan populer telah menyelimuti ingatan akan “kawanan domba yang lembut” dengan perasaan kelembutan dan simpati. Sentimen ini juga disertai dengan nada kemarahan terhadap kekerasan yang membuat mereka diambil dari pelukan ibu mereka dan dibunuh.

Kemudian Direktori menawarkan beberapa saran untuk memperhatikan pesta ini.

     Di zaman kita sekarang, anak-anak menderita berbagai bentuk kekerasan yang mengancam kehidupan, martabat, dan hak mereka atas pendidikan. Pada hari ini, pantas untuk mengingat sejumlah besar anak-anak yang belum lahir yang telah dibunuh di bawah kedok undang-undang yang mengizinkan aborsi, yang merupakan kejahatan yang keji. Mengingat masalah khusus ini, kesalehan populer di banyak tempat telah mengilhami tindakan ibadah serta pertunjukan amal yang memberikan bantuan kepada ibu hamil, mendorong adopsi dan promosi pendidikan anak.

Semua kejahatan terhadap anak-anak dapat diingat hari ini, memohon kepada Tuhan untuk mengulurkan keadilan dan belas kasihannya kepada dunia.

Di tengah masa Natal, tanggal 28 Desember tetap menjadi hari suka dan duka, mengingat kembali rencana Tuhan yang misterius yang seringkali sulit kita pahami.

 
"Pembantaian Kanak-kanak Suci Tak Bersalah" oleh Rubens.


Bacaan Liturgi Sepekan: 26 Desember 2022 - 01 Januari 2023

Senin: Pesta St. Stefanus, Martir Pertama, Hari Kedua dalam Oktaf Natal (M). 
Kis 6:8-10; 7:54-59/Mzm 31:3cd-4, 6 dan 8ab,16bc dan 17/Mat 10:17-22
 
Selasa: Pesta St. Yohanes, Rasul dan Penginjil, Hari Ketiga dalam Oktaf Natal (P).
1 Yoh 1:1-4/Mzm 97:1-2, 5-6, 11-12/Yoh 20:1a, 2-8 
 
Rabu: Pesta Kanak-kanak Suci, Martir, Hari Keempat dalam Oktaf Natal (M).
1 Yoh 1:5—2:2/Mz 124:2-3, 4-5, 7b-8/ Mat 2:13-18
 
Kamis: Hari Kelima dalam Oktaf Natal (P). 
1 Yoh 2:3-11/Mzm 96:1-2a, 2b-3, 5b-6/Luk 2:22-35 
 
Jumat: Pesta Keluarga Kudus, Hari Keenam dalam Oktaf Natal (P).
Sir 3:2-6, 12-14 atau Kol 3:12-21 atau 3:12-17/ Mzm 128:1-2, 3, 4-5/Mat 2:13-15, 19-23
 
Sabtu: Hari Ketujuh Dalam Oktaf Natal (P).
1 Yoh 2:18-21/Mzm 96:1-2, 11-12, 13/Yoh 1:1-18
 
Minggu yang akan datang: Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah, Hari Kedelapan dalam Oktaf Natal (P). 
Bil 6:22-27/Mzm 67:2-3, 5, 6, 8 (2a)/ Gal 4:4-7/Luk 2:16-2
 
Katedral Salib Suci, Boston

 

Rabu, 28 Desember 2022 Pesta Kanak-kanak Suci, Martir (Hari Keempat Dalam Oktaf Natal)

Rabu, 28 Desember 2022  
Pesta Kanak-kanak Suci, Martir (Hari Keempat Dalam Oktaf Natal)
  
“Meskipun tidak mengerti, kanak-kanak martir ini mati demi Kristus.” (St. Quidvultdeus)
  
 
 
Turin - Lukisan simbolis kanak-kanak suci tak berdosa dengan para malaikat di gereja Chiesa di San Dalmazzo oleh Enrico Reffo (1831-1917). Credit: Sedmak/istock.com

 
Antifon Pembuka

Kanak-kanak tak bersalah dibunuh demi Kristus. Kini mereka mengikuti Anak Domba tak bercela, dan senantiasa berseru, "Terpujilah Kristus!"

The innocents were slaughtered as infants for Christ; spotless, they follow the Lamb and sing for ever: Glory to you, O Lord.

  
Pengantar

  
Pesta Kanak-kanak Suci yang kita rayakan pada hari ini menunjuk pada kenyataan bahwa kuasa kegelapan menjadi gusar terhadap terang Kristus. Ini dapat dilihat di sepanjang sejarah keselamatan. Dengan lahirnya Yesus, Raja Herodes merasa kedudukannya terancam dengan hadirnya Raja baru tersebut. Ia merasakan takhtanya mulai digoyang. Itulah sebabnya, ia tidak segan-segan membunuh anak-anak. Telinganya sudah tuli untuk mendengar ratapan para ibu yang harus kehilangan anaknya. Mata hatinya buta untuk melihat penderitaan begitu banyak orang. Kehadiran seorang pembawa damai kerap menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang congkak dan arogan. Kedatangan Yesus, Sang Raja Damai, menyebabkan kekacauan besar dalam diri Herodes. Anak-anak yang tidak bersalah menjadi korban kekejamannya hanya karena ingin memastikan bahwa Yesus termasuk di antara anak-anak tersebut.
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
  
Doa Pagi
  
Allah Bapa yang Mahabaik, hari ini para martir-Mu yang kecil tak bersalah, meluhurkan Dikau bukan dengan madah melaikan dengan darah. Semoga iman yang kami akui dengan perkataan kami nyatakan pula dengan perbuatan.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.          
      
 Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:5-2:2)    
  
"Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa."
   
Saudara-saudara terkasih, inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa. Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Allah adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta, dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa; namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil. Dialah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap.
Ayat. (Mzm 124:2-3.4-5.7b-8)
1. Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu.
3. Jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 24:42, 44)
Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu barisan para martir berkurban dengan mempertaruhkan nyawa.
        
Inilah Injil Suci menurut Matius (2:13-18)
   
"Herodes menyuruh agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh."
 
Setelah orang-orang majus yang mengunjungi bayi Yesus di Betlehem itu pulang, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Maka Yusuf pun bangunlah. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, ‘Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku’. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia: Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan

 

Saudara dan saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita merayakan Pesta Kanak-kanak Suci, Martir. Kanak-kanak Suci adalah bayi Betlehem, yang berusia di bawah dua tahun, yang tanpa ampun dibantai oleh Herodes, Raja Yudea pada saat itu, karena ketakutannya terhadap Dia yang dinubuatkan menjadi Raja orang Yahudi. .
 
Kita membaca dalam Injil bagaimana Raja Herodes dari Yudea, setelah mendengar dari tiga orang Majus dari Timur bahwa Mesias akan lahir di Betlehem, menjadi cemburu dan menolak untuk mundur dan memberi menghormati Raja. Sebaliknya, Herodes merencanakan dalam pikiran dan hatinya, berpikir untuk menghancurkan Raja dalam tindakan kecemburuan, untuk melestarikan pemerintahan dan otoritasnya sendiri, dan untuk mencegah perebutan kerajaannya.

Kita melihat dalam bacaan Kitab Suci hari ini bahaya besar menyerah pada kesia-siaan dan keinginan pribadi, dan pada kecemburuan dan kebencian terhadap orang lain. Kita melihat hal-hal dan kekejaman yang dapat dilakukan umat manusia satu sama lain untuk mempertahankan diri mereka sendiri secara egois dan mendapatkan hal-hal baik hanya untuk diri mereka sendiri. Ini adalah tingkat keegoisan kita yang jelek dan nyata, keinginan dan kecenderungan untuk hanya memikirkan diri kita sendiri. 
 

Kita telah melihat apa yang siap dilakukan Herodes untuk mempertahankan dirinya dan mempertahankan posisinya. Dia membantai anak-anak yang tidak bersalah dan semua bayi di bawah usia dua tahun tanpa belas kasihan dan tanpa ragu-ragu untuk melenyapkan Raja sebelum Dia datang ke kemuliaan dan kekuasaan-Nya. Tetapi sementara manusia mencoba yang terbaik untuk melindungi diri mereka sendiri, seperti yang dapat kita lihat, Tuhan memiliki rencana-Nya sendiri. 
 
Mengapa kita menyebut para martir hari ini sebagai Kanak-kanak Suci? Itu karena kita percaya bahwa meskipun kami umat manusia telah dinodai oleh dosa, tetapi pada usia tertentu sebelum kita dapat menalar dan berpikir untuk diri kita sendiri, dan sebelum kita dinodai oleh banyak urusan dunia, seperti kekuasaan, keinginan, kecemburuan dan semua hal yang telah menimpa Herodes, anak-anak manusia tidak bersalah.

Dan makhluk-makhluk yang murni dan tidak bercela ini, tidak berdaya dan lemah yang dibantai oleh Raja Herodes dalam usahanya yang sia-sia untuk mencegah Raja segala raja yang lahir ke dunia ini mengklaim dan mendapatkan takhta yang sah-Nya, sebagai Raja atas seluruh Israel, dan sebagai Raja atas seluruh dunia. Pada akhirnya, kehendak Tuhan akan selalu menang, dan orang yang sombong tidak memiliki apa-apa, karena Raja Herodes meninggal dan tentu saja dia harus bertanggung jawab atas semua perbuatan dosanya. 
  

Tetapi orang kemudian mungkin bertanya, bahwa jika Tuhan begitu baik, lalu mengapa Dia tidak dapat membantu dan mencegah pembantaian anak-anak itu sejak awal? Bukankah Dia pengasih dan penyayang? Jika demikian, lalu bagaimana mungkin Dia membiarkan kekejaman seperti itu terjadi? Tentunya ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ada di benak kita ketika kita mendengar perikop dari bacaan Kitab Suci hari ini.

Dalam hal ini kita semua harus menyadari bahwa meskipun Tuhan memang, seperti yang baru saja saya sebutkan, memiliki kehendak dan keinginan-Nya, tetapi Dia tidak menindas kita dengan memaksakan kehendak-Nya kepada kita. Kita juga memiliki kehendak bebas yang diberikan kepada kita oleh Tuhan, kehendak bebas untuk memilih dan mengikuti jalan yang telah kita pilih. Memang, bagi Herodes, dia punya pilihan, apakah dia harus dengan rendah hati menerima kenyataan posisinya, dan memberikan kehormatan dan kemuliaan kepada satu Raja sejati seperti yang dimiliki tiga orang Majus, atau dia bisa memilih untuk memuaskan keserakahan dan kesombongannya sendiri, dan mencoba yang terbaik untuk menyingkirkan musuhnya.

Demikian kita semua hari ini dibawa untuk merenungkan dan memahami pentingnya implikasi dari apa yang telah kita dengar dan diskusikan hari ini untuk kepentingan kita sendiri, dan untuk keselamatan kita sendiri. Haruskah kita mengikuti jalan Herodes? Jika kita egois, melihat kehidupan kita sendiri, saya yakin di antara kita akan menyadari bahwa kemungkinan besar ada cukup banyak kesempatan di mana kita telah bertindak dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Herodes, dalam cara kita berinteraksi dengan teman-teman kita dan bahkan dengan mereka yang tidak kita kenal.

Maka dari itu marilah kita mulai sekarang tidak lagi mementingkan diri sendiri dan terlalu mementingkan diri sendiri dalam tindakan kita. Pada pesta Orang-Orang Suci yang Tak Bersalah ini, marilah kita semua meminta para martir suci ini untuk berdoa demi kita, agar Tuhan membuka hati dan pikiran kita sehingga kita akan lebih mampu mendengarkan Dia dan mematuhi Dia dalam segala hal, dan agar kita mungkin tumbuh lebih rendah dalam kesombongan dan keinginan kita, dan lebih kuat dalam kerendahan hati kita, demi diri kita sendiri, dan demi keselamatan kita sendiri.

Semoga Tuhan memberkati kita dan menjaga kita, dan semoga Dia menguatkan kita semua dalam segala hal yang kita lakukan, dan memberdayakan kita semua untuk menjadi anak-anak Tuhan yang semakin setia.  Amin. 

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini 
 
 
Kami mengucapkan banyak terima kasih untuk donasi yang bapak/ibu/saudara/i kirimkan untuk kami untuk mendukung pelayanan kami. Tuhan memberkati. 
      
Antifon Komuni (Bdk. Why 14:4)

Lihatlah mereka yang telah ditebus sebagai buah pertama umat manusia untuk Allah dan Anak Domba, dan yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja ia pergi.

Behold those redeemed as the first fruits of the human race for God and the Lamb, and who follow the Lamb wherever he goes.

Doa Malam 
 
Allah sumber cinta dan damai, baruilah iman kami akan penjelmaan Putra-Mu menjadi manusia agar kami tetap setia untuk selalu bersyukur kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.  
 
 
 
 
“Bagi saya negara-negara yang telah melegalkan aborsi, mereka adalah negara termiskin. Mereka takut pada yang kecil, mereka takut pada bayi yang belum lahir” (St.Teresa dari Kalkuta,  pidato penerimaan Hadiah Nobel Perdamaian 1979 )
 
 
RENUNGAN PAGI

Selasa 27 Desember 2022 Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil (Hari Ketiga dalam Oktaf Natal)

 

Selasa 27 Desember 2022

Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil (Hari Ketiga dalam Oktaf Natal)

Santo Yohanes berlangkah lebih jauh lagi dan berkata: "Allah adalah kasih" (1 Yoh 4:8-16): Cinta adalah kodrat Allah. Dengan mengutus Putra-Nya yang tunggal dan Roh cinta pada kepenuhan waktu, Allah mewahyukan rahasia-Nya yang paling dalam Bdk. 1 Kor 2:7-16; Ef 3:9-12.; Ia sendiri adalah pertukaran cinta abadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan Ia telah menentukan supaya kita mengambil bagian dalam pertukaran itu. (Katekismus Gereja Katolik, 221)
    

Antifon Pembuka

Yohanes inilah yang duduk di sisi Yesus waktu perjamuan. Bahagialah rasul ini, sebab rahasia surgawi diwahyukan kepadanya, dan sabda kehidupan diwartakannya ke seluruh dunia.

This is John, who reclined on the Lord’s breast at supper, the blessed Apostle, to whom celestial secrets were revealed and who spread the words of life through all the world.

atau (bdk. Sir 15:5)

Di tengah-tengah Gereja ia membuka mulutnya, dan Tuhan memenuhinya dengan roh hikmat dan pengertian dan memakaikan dia jubah kemuliaan.

In the midst of the Church he opened his mouth, and the Lord filled him with the spirit of wisdom and understanding and clothed him in a robe of glory.
   
   
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
Doa Pagi
  
Ya Allah, Engkau yang telah mengungkapkan rahasia Sabda-Mu kepada kami lewat Rasul Santo Yohanes, kami mohon semoga kami dapat mengerti dengan baik apa yang dia telah katakan kepada kami dengan mengagumkan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
         
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:1-4)
   
"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu."
    
Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.      
   
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (20:2-8)
   
"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur."
    
Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan

 
Roma, Italia - 9 Maret 2016: Roma - Lukisan dinding St. Yohanes Penginjil di Gereja Chiesa di Santa Maria di Aquiro oleh Cesare Mariani dari (1826 - 1901 dalam gaya neo-mannerist. (credit: sedmak/istock.com)

Bagaimana rasanya bagi mereka yang bertemu dengan Putra Tunggal Allah dalam wujud manusia? Yohanes, murid Yesus yang terkasih, menulis Injilnya sebagai saksi mata dari Firman Allah yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita (Yohanes 1:1,14), dan yang wafat dan bangkit untuk keselamatan kita. Yohanes adalah rasul pertama yang mencapai makam Yesus pada Minggu Paskah pagi. Seperti murid-murid lainnya, dia tidak siap untuk melihat kubur kosong dan mendengar pesan malaikat, Mengapa kamu mencari yang hidup di antara orang mati (Lukas 24:5)?

Tuhan Yesus datang untuk membebaskan kita dari dosa dan kematian dan memberi kita hidup yang kekal. Apa yang dilihat Yohanes di dalam kubur yang membuatnya percaya akan kebangkitan Yesus? Itu pasti bukan mayat. Mayat Yesus akan menyangkal kebangkitan dan menjadikan kematian-Nya sebagai akhir yang tragis untuk karier yang gemilang sebagai guru besar dan pembuat mukjizat. Ketika Yohanes melihat kubur yang kosong, dia pasti mengingat nubuat Yesus bahwa Dia akan bangkit kembali setelah tiga hari. Melalui karunia iman, Yohanes menyadari bahwa tidak ada kuburan di bumi yang dapat memuat Tuhan dan pemberi kehidupan.

Yesus adalah Putra kekal Bapa dan Juruselamat yang mati dan bangkit bagi kita. Yohanes dalam suratnya yang pertama bersaksi: "Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu." (lihat bacaan I). Yohanes memberikan kesaksian tentang apa yang telah ada sejak kekekalan. "Sabda Kehidupan" ini adalah Yesus sang Sabda yang menjelma, tetapi juga Yesus sebagai sabda yang diumumkan oleh para nabi dan Yesus sabda yang sekarang diberitakan di seluruh gereja-gereja untuk segala zaman yang akan datang. Satu hal yang pasti, jika Yesus tidak bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, kita tidak akan pernah mendengar tentang Dia. Tidak ada lagi yang bisa mengubah pria dan wanita yang sedih dan putus asa menjadi orang yang berseri-seri dengan kegembiraan dan keberanian.

Realitas kebangkitan adalah fakta sentral dari iman Katolik. Melalui karunia Roh Kudus, Tuhan memberi kita "mata iman" untuk mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya. Sukacita terbesar yang dapat kita miliki adalah bertemu dengan Yesus Kristus yang hidup dan mengenal Dia secara pribadi sebagai Juruselamat dan Tuhan kita.

     Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah menang atas kubur dan Engkau telah memenangkan hidup baru bagi kami. Berilah aku mata iman untuk melihat-Mu dalam kemuliaan-Mu. Bantulah aku untuk mendekat kepada-Mu dan untuk tumbuh dalam pengetahuan tentang cinta dan kekuatan-Mu yang besar yang membebaskan aku untuk mencintai dan melayani Engkau sekarang dan selamanya di Kerajaan abadi-Mu. Amin. 
(RENUNGAN PAGI)
 
Antifon Komuni (Yoh 1:14,16)
 
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima.
 
The Word became flesh and made his dwelling among us, and from his fullness we have all received.

Doa Malam
  
Ya Tuhan, kubur kosong bukan berarti bahwa Engkau telah dicuri orang, namun menjadi pertanda bahwa Engkau telah bangkit. Maka, ya Tuhan, bangkitkanlah pula semangat dalam hidupku untuk mencari wajah-Mu. Tuhan, Engkaulah Penyelamatku, sepanjang segala masa. Amin.  
  
 Sang Sabda mulai menjadi daging dalam rahim Perawan Maria, tetapi bukan pada waktu itu Ia mulai ada. (St. Agustinus).
    
 

Senin, 26 Desember 2022 Pesta St. Stefanus, Martir Pertama (Hari Kedua Dalam Oktaf Natal)

Senin, 26 Desember 2022     
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama (Hari Kedua Dalam Oktaf Natal)    

“Cinta yang dibawa Kristus dari surga ke dunia, mengangkat Stefanus dari dunia ke surga.” (St. Fulgensius dari Ruspe)


Antifon Pembuka

Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.

The gates of heaven were opened for blessed Stephen, who was found to be first among the number of the Martyrs and therefore is crowned triumphant in heaven.

  
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
   
Doa Pagi
    
Allah Bapa, sumber kemuliaan, pada pesta martir-Mu Santo Stefanus kami mengunjukkan persembahan ini di altar-Mu. Semoga kami mengikuti teladannya dalam membela iman dan menaruh cinta kasih kepada mereka yang memusuhi kita. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
   

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)
  
"Aku melihat langit terbuka."
   
Sekali peristiwa Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  

Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:26a,27a)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. 
   

Inilah Injil Suci menurut Matius (10:17-22)
 
"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."
 
Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)
.
 
Renungan
  
Jika kita melihat pada gambar St Stefanus, ada berbagai gambaran tentang dia.

Beberapa akan membayangkan dia memegang ranting palem untuk melambangkan kemenangan kemartiran.

Beberapa orang akan menunjukkan kemartirannya dengan rajam seperti yang kita dengar pada bacaan pertama, yang merupakan kematian yang lambat, menyakitkan dan mengerikan.

Tetapi cukup banyak gambar juga akan menunjukkan dia mengenakan jubah diakon, yang sebenarnya adalah semacam celemek untuk menunjukkan bahwa pelayanan diaken adalah untuk melayani Tuhan dan Gereja.

Di satu sisi dia digambarkan memegang pedupaan untuk menunjukkan perannya dalam pelayanan liturgi Gereja.

Di sisi lain dia digambarkan sedang memegang miniatur gereja. Ini untuk menunjukkan peran dan pengaruhnya terhadap Gereja terutama pada masa pertumbuhannya yang penuh dengan gejolak dan pergolakan.

Dalam liturgi hari ini, kita menghormati St Stefanus sebagai Martir Pertama dan dengan kematiannya datanglah jalan darah yang telah disediakan bagi mereka yang akan bersaksi tentang Kristus dengan hidup mereka.

Namun St Stefanus dan orang-orang yang menyerahkan nyawa mereka hanya mengikuti apa yang telah dilakukan Tuhan Yesus dan memberi mereka teladan.

Yesus Kristus datang ke dunia untuk menunjukkan kasih Tuhan dan kami merayakan pesta besar dan sukacita kelahiran-Nya kemarin.

Dia datang untuk menyelamatkan kita. Namun Dia harus menyerahkan hidup-Nya di kayu salib untuk menebus kita dari dosa dan kematian kekal.

Di kayu salib Tuhan mengampuni dosa-dosa kita. Pada pesta Santo Stefanus ini, marilah kita meminta pengampunan atas dosa-dosa kita. Dan marilah kita juga meminta rahmat untuk mengampuni orang lain juga.
. (RENUNGAN PAGI) 
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini 
 
 
  
Antifon Komuni (Kis 7:59)
  
Mereka merajam Stefanus yang berdoa, "Tuhan Yesus, terimalah nyawaku."

Orang Kudus hari ini: 26 Desember 2022 St. Stefanus, Martir Pertama

  Setelah Hari Raya Natal, hal pertama yang ingin diberitahukan Gereja kepada kita adalah martir pertama Gereja, St. Stefanus.
 
  Apa pesannya? Natal berarti kemartiran - dan banyak orang seperti St Stefanus mati di zaman kita sendiri Kristus persis seperti yang Dia lakukan. Kematian adalah bagian sentral dari kisah Natal sesungguhnya..

Yesus Kristus datang ke dunia dikejar oleh Raja Herodes yang jahat yang menginginkan Dia mati. Pesta-pesta lain yang mengikuti Natal adalah tanggal 28 Desember, Pesta Kanak-kanak Suci, Martir, yang meninggal karena Herodes berusaha mendapatkan Yesus.

Kemudian, ketika masih bayi dalam pelukan ibunya, Simeon akan bernubuat kepada Bunda Maria bahwa “sebuah pedang akan menembus hatimu” karena anak ini, dan Bunda Maria akan merasakan sengatnya saat dia memegang tubuh-Nya sekali lagi di kaki salib.

Faktanya adalah bahwa Kristus datang ke dunia untuk mati - dan, seperti yang dikatakan Uskup Agung Fulton Sheen, "Salib-Nya memberikan bayangan yang menyentuh setiap bagian dari hidup-Nya."
 
Natal ditandai oleh dua ciri utama: pemberian hadiah, dan kisah penyelamat yang baru lahir. Ini adalah dua ciri yang sama yang menandai kehidupan St Stefanus.

Santo Stefanus ditunjuk oleh para rasul untuk membagikan makanan kepada anggota masyarakat yang lebih miskin — sebuah contoh kemurahan hati yang kita rayakan setiap Natal.

Ia menjadi martir karena dituduh menghujat karena memberitakan Yesus Kristus. Kata-kata terakhirnya saat dia dilempari batu sampai mati adalah “Tuhan, jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka.”
  
 Saat ini, orang-orang Kristen paling sering dibunuh karena alasan yang sama dengan St. Stefanus — menyebut Kristus sebagai Tuhan dianggap sebagai penghujatan di negara mereka.

Pada tahun 2018, Vatikan mengeluarkan laporan yang menemukan bahwa hampir 300 juta orang Kristen — atau 1 dari setiap 7 pengikut Kristus — tinggal di negara tempat mereka mengalami kekerasan, penangkapan, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Antara Juni 2016 hingga Juni 2018, kata laporan itu, Aid to the Church in Need menemukan pelanggaran berat terhadap kebebasan beragama di 38 negara, mulai dari diskriminasi serius hingga penganiayaan langsung. Di 22 negara, gerakan radikal. Di tempat lain lain, "nasionalisme agresif". Di antara pelakunya adalah Tiongkok, India, Korea Utara, Myanmar, Vietnam, dan Kyrgyzstan.
  
Para martir hari ini adalah St Stefanus zaman modern. Kehidupan dan kematian orang Kristen saat ini mengikuti pola yang sama seperti Stefanus.
 
Pada akhirnya, pesan hari Pesta Santo Stefanus berlaku bagi kita semua. Gereja menyela keceriaan Natal dengan pesan tentang para martir 
 
 St Stefanus mempraktikkan cinta dalam segala hal, dan cinta Kristus itulah yang menyebabkan kemartirannya yang terakhir.

Gereja merayakan Pesta St Stefanus pada tanggal 26 Desember, mengingat bagaimana dia adalah martir pertama setelah kematian Yesus di kayu salib.

St Fulgentius dari Ruspe menawarkan kepada kita meditasi yang indah tentang cinta yang memotivasi St Stefanus dan bagaimana hal itu merasuki semua yang dia lakukan.

     Cinta adalah senjata Stefanus yang dengannya dia memenangkan setiap pertempuran, dan dengan demikian memenangkan mahkota yang dilambangkan dengan namanya. [catatan: Nama Stefanus berasal dari bahasa Yunani untuk “karangan pohon salam,” mahkota yang diberikan kepada atlet pemenang di Olimpiade kuno.] Kasihnya kepada Tuhan mencegahnya menyerah pada massa yang ganas; kecintaannya kepada sesamanya membuatnya berdoa bagi orang yang melempari dia dengan batu.

     Cinta mengilhami dia untuk menegur mereka yang berbuat salah, untuk memperbaikinya; cinta membuatnya berdoa bagi mereka yang melempari dia dengan batu, untuk menyelamatkan mereka dari hukuman. Diperkuat oleh kekuatan cintanya, dia mengatasi kekejaman Saul yang mengamuk dan memenangkan penganiayanya di bumi sebagai rekannya di surga.

     Ini harus menjadi tanda setiap orang Kristen, selalu dimotivasi oleh kasih Kristus.

     Cinta, memang, adalah sumber dari semua hal yang baik; itu adalah pertahanan yang tak tertembus,- dan jalan menuju surga. Dia yang berjalan dalam cinta tidak akan tersesat atau takut: cinta membimbingnya, melindunginya, dan membawanya ke akhir perjalanannya.
 
Saat kita merenungkan banyak misteri Natal, mari kita periksa hidup kita dan berusaha menjalaninya dengan kasih Tuhan, rela melakukan apa saja yang akan menyebarkan kasih itu ke dunia.
 
 
  
Public Domain
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy