Kamis, 12 Januari 2023
Hari Biasa Pekan I
“Demikianlah Ekaristi menggenapi pemulihan yang dimulai di palungan. Sebab itu bersukacitalah pada hari yang indah ini, di mana matahari Ekaristi muncul. Janganlah pernah rasa syukurmu memisahkan palungan dari altar, Sabda yang menjadi daging dari Allah-Manusia yang menjadi roti hidup dalam Ekaristi.” (St Petrus Yulianus Eymard)
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)
Masuklah, mari kita bersujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan
pencipta kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kita umat gembalaan-Nya dan
kawanan domba-Nya.
Doa Pagi
Allah Bapa di surga, semoga hati kami terbuka terhadap Roh-Mu, agar
dapat menangkap semua sabda yang mewartakan nama-Mu; agar kami langsung
mengenal Dia, Sabda-Mu sendiri, yang patut dipercaya dan penuh cinta
kasih, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu. Dialah yang hidup dan berkuasa
bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (3:7-14)
Saudara-saudara, dikatakan Roh Kudus, “Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”’ supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hati karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang pada keyakinan iman kita yang semula sampai kepada akhirnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, “Janganlah kalian bertegar hati.”
Ayat. (Mzm 95:6-7.8-9.10-11; R:8)
1. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
2. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
3. Empat puluh tahun lamanya Aku muak terhadap angkatan itu; maka Aku berkata, "Mereka ini bangsa yang sesat hati! Mereka tidak mengenal jalan-Ku." Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku, "Mereka takkan masuk ke tempat istirahat-Ku."
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 9:35b)
Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.
Inilah Injil Suci menurut Markus (1:40-45)
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Renungan
Penderita kusta dalam Injil hari ini, ia tidak dapat bersentuhan dengan orang karena kusta dipandang sebagai penyakit menular dan ia dapat dilempari batu atau diusir jika ia ingin bersentuhan dengan orang.
Tetapi dalam situasi yang agak putus asa dan hampir tanpa harapan, dia mengambil keberanian untuk mencari Yesus dan datang ke hadapan-Nya.
Dan di sinilah dia juga menunjukkan kerendahan hatinya saat dia berlutut dan memohon kepada Yesus untuk menyembuhkannya.
Dibutuhkan penyakit yang ditakuti seperti kusta untuk memunculkan keberanian dan kerendahan hati si penderita kusta untuk mencari Penyembuh.
Kusta adalah penyakit jasmani tetapi juga memiliki makna spiritual bagi kita, Karena dosa adalah kusta rohani yang menimpa jiwa kita dan menyebabkan hati kita membusuk dan membusuk.
Dan Sakramen Tobat ada bagi kita untuk mendapatkan pengampunan dan kesembuhan bagi jiwa kita.
Tetapi kita harus memiliki keberanian dan kerendahan hati untuk melakukannya dan mencari Penyembuh Ilahi yang akan memulihkan kita kembali ke kesehatan dan kehidupan.
Yesus akan memberi tahu kita: "Tentu saja, aku ingin mengampuni dan menyembuhkanmu!" Marilah kita memiliki keberanian dan kerendahan hati untuk berlutut jika kita benar-benar ingin memiliki kedamaian dan kegembiraan dalam hidup kita.
Credit: valokuvaus/istock.com |
Doa Malam
Allah Bapa Maha Penyayang, kami bersyukur atas Sabda penyembuhan-Mu; atas Putra-Mu yang menjadi tanda cinta kasih-Mu kepada manusia. Kami mohon, semoga kami selalu memperhatikan Sabda-Nya. Amin. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.