Kamis, 02 Februari 2023
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah
“Hanya dalam kebenaran-lah kasih bersinar terang, hanya dalam kebenaran
kasih dapat dihidupi secara otentik. Kebenaran adalah terang yang
memberi makna dan nilai kepada kasih.“ – Paus Benediktus XVI, Ensiklik
Caritas in Veritate
PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
(Pemberkatan lilin dan perarakan tersedia dalam dua cara, dengan
perarakan atau perarakan masuk meriah, selengkapnya lihat Buku Misa
Minggu dan Hari Raya)
Antifon
Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.
Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya, alleluya.
Behold, our Lord will come with power, to enlighten the eyes of his servants, alleluia.
Pengantar
Pesta Yesus dipersembahkan di kenisah
sudah sejak abad ke-5 dirayakan di kota Yerusalem (Ritus Timur), dan
sejak abad ke-6 diperluas ke seluruh Gereja Barat. Di Roma pesta ini
dirayakan dengan nada pertobatan, sedangkan di Perancis dengan
pemberkatan meriah dan perarakan lilin, sehingga sekarang masih dikenal
sebagai "Misa Terang". Sejak tahun 1960 perayaan ini ditetapkan sebagai
"Pesta Tuhan", sebelumnya dikenal dengan "Pesta Maria".
Pada hari ini kita memperingati
peristiwa mulia Kanak-kanak Yesus dipersembahkan kepada Allah oleh
orangtua-Nya pada hari ke-40 sesudah kelahiran-Nya, sesuai dengan
peraturan Hukum Taurat yang berlaku bagi setiap anak laki-laki sulung.
Dalam diri Anak itu, Simeon yang sudah tua mengenal Sang Mesias, yang
disebutnya "Terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa". Secara
tradisional pada hari ini diadakan Perarakan Lilin atau sedikitnya
Pemberkatan Lilin untuk menyambut dan menghormati Yesus yang "datang ke
kenisah-Nya sebagai Terang bagi bangsa-bangsa"
Doa Pemberkatan Lilin
KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
atau
Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.
Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)
Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus.
Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung
bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen
tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera
tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius. (Mzm 48:10-11, 2)
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang
telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah.
Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati,
sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang
pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku,
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu
dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu
kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri
apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam
dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang
memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka
seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang
mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda
dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu
kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah
anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka
dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia
memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan
demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam
perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah
sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas
kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat
menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf
membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung
harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan
kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang
burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di
Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh
hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di
atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak
akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas
dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus
dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang
ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya
sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah
melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di
hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi
bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf
dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak
Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak
itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau
membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang
menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri
-, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ
seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia
sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun
bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh
empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam
beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus
dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan
bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua
orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan
semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan
Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih
karunia Allah ada pada-Nya.]Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya :
mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa
mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan
sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang
diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu
nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi
berhubungan dengan inti iman Kristen…Dalam konteks ini, bagaimana kita
menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” –
Paus Benediktus XVI
Renungan
Apakah Anda tahu kebaikan Tuhan? Setelah kelahiran Yesus, Maria memenuhi ritus pemurnian Yahudi setelah melahirkan. Karena dia tidak mampu membayar persembahan biasa berupa seekor domba, dia malah memberikan dua ekor merpati sebagai persembahan kepada orang miskin. Ritus ini, bersama dengan sunat dan penebusan anak sulung, menunjukkan fakta bahwa anak-anak adalah anugerah dari Tuhan. Yesus lahir di rumah biasa di mana tidak ada kemewahan. Seperti semua orang tua yang saleh, Maria dan Yusuf membesarkan putra mereka dalam ketakutan dan hikmat Tuhan. Dia, pada gilirannya, patuh kepada mereka dan tumbuh dalam kebijaksanaan dan keanggunan. Perkenanan Tuhan ada bersama mereka yang mendengarkan firman-Nya dengan kepercayaan dan ketaatan.
Apa pentingnya perjumpaan Simeon dengan bayi Yesus dan ibunya di Bait Suci? Simeon adalah seorang yang adil dan saleh yang sangat selaras dengan Roh Kudus. Dia percaya bahwa Tuhan akan kembali ke Baitnya dan memperbarui umat pilihan-Nya. Roh Kudus juga mengungkapkan kepadanya bahwa Mesias dan Raja Israel juga akan membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ketika Yusuf dan Maria mempersembahkan bayi Yesus di Bait Suci, Simeon segera mengenali anak Betlehem yang rendah hati ini sebagai pemenuhan semua nubuat, harapan, dan doa mesianik. Diilhami oleh Roh Kudus, ia menubuatkan bahwa Yesus akan menjadi "terang yang menyingkapkan bagi bangsa-bangsa lain". Roh Kudus mengungkapkan kehadiran Tuhan kepada mereka yang mau menerima dan ingin menerima Dia. Apakah kita mengenali kehadiran Tuhan yang berdiam bersama kita?
Yesus adalah bait baru (Yohanes 1:14; 2:19-22). Dalam Perjanjian Lama Allah memanifestasikan kehadirannya di "tiang awan" pada siang hari dan "tiang api" pada malam hari saat ia memimpin mereka melalui padang gurun. Kemuliaan Allah secara nyata berdiam di atas tabut dan tabernakel (Keluaran 40:34-38). Ketika bait suci pertama dibangun di Yerusalem, kemuliaan Allah berhenti di sana (1 Raja-raja 8). Setelah bait suci pertama dihancurkan, Yehezkiel melihat kemuliaan Allah meninggalkannya (Yehezkiel 10). Namun Tuhan berjanji suatu hari akan mengisinya dengan kemuliaan yang lebih besar lagi (Hagai 2:1-9; Zakharia 8-9). Janji itu terpenuhi ketika "Raja Kemuliaan" sendiri datang ke Bait Suci-Nya (Mazmur 24:7-10; Maleakhi 3:1). Melalui kedatangan Yesus dalam daging dan melalui kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya yang menyelamatkan, kita dijadikan bait Roh Kudus-Nya yang hidup (1 Korintus 3:16-17). Mintalah kepada Tuhan untuk memperbaharui iman Anda dalam kehadiran Roh-Nya yang berdiam di dalam diri Anda.
Simeon memberkati Maria dan Yusuf dan dia bernubuat kepada Maria tentang nasib anak ini dan penderitaan yang akan dialaminya demi dia. Ada paradoks tertentu bagi mereka yang diberkati oleh Tuhan. Maria diberi berkat sebagai ibu dari Putra Allah. Berkat itu juga akan menjadi pedang yang menusuk hatinya saat Putranya mati di kayu salib. Dia menerima mahkota kegembiraan dan salib kesedihan. Namun kegembiraannya tidak berkurang oleh kesedihannya karena itu didorong oleh iman, harapan, dan kepercayaannya kepada Tuhan dan janji-janji-Nya. Yesus berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa "tidak seorang pun akan mengambil sukacitamu darimu" (Yohanes 16:22). Tuhan memberi kita sukacita supernatural yang memampukan kita menanggung kesedihan atau rasa sakit apa pun dan yang tidak dapat diambil oleh kehidupan maupun kematian.
Simeon tidak sendirian dalam mengenali kehadiran Tuhan di bait suci. Anna juga dipenuhi dengan Roh Kudus. Dia ditemukan setiap hari di Bait Suci, menghadap Tuhan dalam doa dan berbicara secara profetis kepada orang lain tentang janji Tuhan untuk mengirim seorang penebus. Harapan supernatural tumbuh dengan doa dan usia! Anna terutama adalah seorang wanita yang sangat berharap dan berharap bahwa Tuhan akan memenuhi semua janjinya. Dia adalah model kesalehan bagi semua orang percaya seiring bertambahnya usia kita.
Usia lanjut dan kekecewaan hidup dapat dengan mudah membuat kita sinis dan putus asa jika harapan kita tidak ditempatkan dengan benar. Harapan Anna pada Tuhan dan janjinya tumbuh seiring bertambahnya usia. Dia tidak pernah berhenti menyembah Tuhan dengan iman dan berdoa dengan harapan. Harapan dan imannya pada janji-janji Allah mengobarkan semangat dan semangatnya yang tak tergoyahkan dalam doa dan pelayanan umat Allah.
Tuhan Yesus, Engkaulah pengharapan dan hidupku. Semoga aku tidak pernah berhenti menaruh semua kepercayaanku pada-Mu. Penuhi aku dengan sukacita dan kekuatan Roh Kudus agar aku dapat dengan berani mengarahkan orang lain ke kehadiran-Mu yang menyelamatkan dan Sabda kehidupan kekal. Amin.
(Renungan Pagi)
Antifon Komuni (Luk 2:30-31)
Mataku telah melihat keselamatan-Mu yang Kausediakan bagi segala bangsa.
Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia
sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel
13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah
tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan
Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama
dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel",
tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang
diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang
sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan
keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus
Gereja Katolik, 529