Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
“Jika kamu percaya apa yang kamu suka dalam Injil, dan menolak
apa yang tidak kamu suka, maka bukan Injil yang kamu percaya, tetapi
dirimu sendiri.” — St. Agustinus dari Hippo
Antifon Pembuka
Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.
The Good Shepherd has risen, who laid down his life for his sheep and willingly died for his flock, alleluia.
Doa Pagi
Allah Bapa pokok sukacita kami, Engkau mempersatukan hati umat beriman
untuk mengejar tujuan yang sama. Semoga kami menyayangi perintah-Mu dan
merindukan njanji-Mu, agar di tengah kesibukan dunia ini, hati kami
tetap terpikat pada sukacita sejati. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (14:5-18)
"Kami memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup."
Waktu Paulus dan Barnabas berada di Ikonium, orang-orang Ikonium yang
telah mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan
pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan
melempari Paulus dan Barnabas dengan batu. Setelah mengetahuinya,
menyingkirlah rasul-rasul itu ke kota-kota Likaonia, yaitu Listra dan
Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil. Di
Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya; ia lumpuh
sejak dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan,
ketika Paulus berbicara. Paulus menatap dia, dan melihat bahwa ia
beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring,
“Berdirilah tegak di atas kakimu!” Dan orang itu melonjak berdiri, lalu
berjalan kian kemari. Ketika orang banyak melihat apa yang telah
diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia, “Dewa-dewa
telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.” Barnabas mereka
sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena Paulus yang berbicara.
Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota,
membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang
kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak
kepada rasul-rasul itu. Mendengar itu, Barnabas dan Paulus mengoyakkan
pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil
berseru, “Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini
adalah manusia biasa sama seperti kamu! Kami ada di sini untuk
memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan
sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan
langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dalam zaman yang lampau Allah
membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan
tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan
menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur
bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan”. Walaupun
rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat
mereka mencegah orang banyak mempersembahkan kurban kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mari kita bayangkan kita berada di Kalvari di kaki Salib. Tangan dan kaki Yesus dipaku ke kayu dan tetes darah terakhir menetes dari luka-luka-Nya ke tanah. Kepala-Nya yang bermahkota duri tidak memiliki tempat untuk beristirahat dan beban tubuh-Nya menambah luka-luka yang disebabkan oleh paku-paku yang menahannya di antara bumi dan langit. Dia telah memberikan segalanya untuk keselamatan kita. Dia telah memberikan perintah-perintah-Nya dan khotbah instruksi-Nya. Dia telah memberi kita berkat-Nya dan rahmat untuk menerapkannya pada diri kita sendiri. Dia telah melakukan mukjizat untuk memperkuat iman murid-murid-Nya. Dia telah memberi kita Sakramen; di atas segalanya, Dia telah memberikan diri-Nya dalam Ekaristi Mahakudus. Sekarang akhirnya Dia memberikan hidup-Nya untuk penebusan manusia. Apa lagi yang bisa Dia berikan kepada kita? Matanya, berkabut karena penderitaan, melihat ke bawah dan melihat di dekat Salib dua makhluk yang Dia kasihi lebih dari yang lain, ibu-Nya Maria dan Rasul Yohanes. Semua yang tersisa untuk kebaikan-Nya yang tak terbatas untuk diberikan kepada kita adalah Ibu-Nya sendiri. Dia memberinya tatapan penuh kasih terakhir dan berkata: "Ibu, inilah anakmu!" Kemudian Dia berpaling kepada murid yang terkasih. "Nak," katanya, "lihatlah ibumu." Sekarang Dia telah menyerahkan segalanya, bahkan kasih sayang-Nya yang tersayang. Menurut penafsiran para Bapa dan Gereja, dalam diri Yohanes sejak saat itu kita menjadi putra-putri Maria, dan Maria menjadi Bunda kita.
Kebesaran Maria mengalir dari fakta bahwa dia adalah Bunda Allah. Sabda Bapa yang Kekal, sehakikat dengan Dia dalam sifat dan setara dengan Dia dalam keagungan, berkeinginan untuk menjadi manusia untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa dan untuk mendapatkan kembali Surga bagi kita. Ia menjadi manusia dalam rahim suci Perawan Maria. Dia mengambil tubuh dan jiwa manusia dan lahir darinya sebagai Allah-Manusia. Karena alasan ini, Pribadi Ilahi-Nya diberi gelar Putra Maria dan kepada Maria gelar Bunda Allah.
Ada hubungan antara Maria dan masing-masing dari ketiga Pribadi Ilahi, karena dia adalah putri Allah Bapa, mempelai Roh Kudus yang dengan kuasa-Nya Sabda menjelma di dalam dirinya, dan ibu Sabda menjadi manusia. Dengan kata lain, dia adalah pusat dari rencana kekal yang Tuhan tetapkan untuk penebusan umat manusia. Itu adalah rancangan kekal Tuhan untuk menyatukan kembali ciptaan dengan yang tak diciptakan melalui Maria. Dia menjadi ibu dari Sabda Kekal, yang di dalamnya kodrat ilahi dan manusia bersatu tak terpisahkan. Dia menebus kita dengan jasa-Nya yang tak terbatas, tetapi dalam karya penebusan ini Dia bekerja sama dengan Bunda-Nya yang kudus. Semua rahmat, keistimewaan dan kebajikan Maria mengalir dari misteri agung Keibuan ilahinya ini. Sesuai dengan calon Bunda Allah, dia dikandung bebas dari noda dosa asal dan penuh rahmat. Kehidupan fananya adalah pendakian terus menerus menuju puncak tertinggi kesucian. Ketika dia meninggal, dia diangkat tubuh dan jiwanya ke Surga, di mana dia dimahkotai dalam kemuliaan sebagai Ratu Malaikat dan Ratu Orang Kudus.
Kebangkitan Kristus berarti kehidupan bagi orang mati, pengampunan
bagi orang berdosa dan kemuliaan bagi orang kudus. (St. Maximus dari
Turin)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 98:1-2)
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; Ia telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata
bangsa-bangsa, alleluya.
O sing a new song to the Lord. for he has worked wonders; in the sight of the nations he has shown his deliverance, alleluia.
Cantate Domino canticum novum, alleluia: quia mirabilia fecit Dominus,
alleluia: ante conspectum gentium revelavit iustitiam suam, alleluia,
alleluia.
Pengantar
Minggu ini kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah. Mengapa?
Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk
menjadi takut dan gelisah. Permasalahan keluarga, kondisi keuangan,
pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi
gelisah dan khawatir. “Mati aku“, adalah reaksi terburuk yang mungkin
dapat terucap jika segala problema itu nampaknya tidak teratasi. Namun
dalam kemungkinan terburuk sekalipun, bahkan pada saat menjelang ajal
kita, Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. Sebab asalkan kita
setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita
di surga. Oleh karena itu, kematian bagi kita orang percaya sesungguhnya
bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan
yang baru, di mana kita beroleh pemenuhan akan pengharapan iman kita:
bahwa Tuhan akan menyediakan tempat bagi kita dan kita akan tinggal
bersama-Nya.
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau
berkenan membarui kami dengan pembaptisan kudus. Sempurnakanlah selalu
sakramen Paskah ini dalam diri kami supaya berkat perlindungan-Mu kami
menghasilkan banyak buah dan Engkau perkenankan mencapai sukacita hidup
abadi. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)
.
"Mereka memilih tujuh orang yang penuh dengan Roh Kudus."
Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah,
timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa
Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari
pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu
kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, “Kami
tidak merasa puas, karena kami melalaikan firman Allah untuk melayani
meja. Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu
yang terkenal baik dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat
mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran
dalam doa dan pelayanan firman.” Usul itu diterima baik oleh seluruh
jemaat. Lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh
Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus,
seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan
kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di
atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem
makin bertambah banyak, juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan
percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
“Filipus, karena [ia pikir] ia telah melihat Sang Putra dengan mata jasmaninya, maka ia ingin melihat Bapa juga dengan cara yang sama. Mungkin ia mengingat apa yang dikatakan oleh Nabi Yesaya bahwa ia telah melihat Tuhan (Yes 6:1); dan karena itu ia berkata, tunjukkanlah Bapa kepada kami… Dalam jawaban-Nya, Tuhan kita tidak berkata bahwa ia [Filipus] meminta sesuatu yang tidak mungkin, tetapi bahwa ia pada dasarnya belum melihat Sang Putra, sebab kalau ia telah melihat Sang Putra, ia akan juga sudah melihat Bapa: ‘Telah sekian lama Aku bersama-sama dengan engkau, namun engkau tidak mengenal Aku?’ Ia tidak berkata, tidak melihat Aku, tetapi tidak mengenal Aku. Yaitu, tidak mengenal bahwa Sang Putra yang kodrat-Nya sama dengan kodrat Bapa, memang di dalam diri-Nya sendiri, secara persis memperlihatkan Bapa.” (St. Yohanes Krisostomus, Catena Aurea, Yoh 14:5-7).
Antifon Pembuka (1Ptr 2:9)
Hai umat milik Tuhan, wartakanlah kebijaksanaan Tuhan, yang telah
memanggil kalian dari kegelapan ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan.
Alleluya.
O chosen people, proclaim the mighty works of him who called you out of darkness into his wonderful light, alleluia.
Doa Pagi
Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu atas Nabi yang paling agung, Yesus,
Sabda-Mu yang hidup, yang telah berbicara kepada kami. Semoga Roh-Nya
mendorong kami untuk mempersembahkan diri kepada-Mu demi keselamatan dan
kesejahteraan sesama, agar dengan demikian dapat menemukan hidup. Sebab
Dialah Tuhan, yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, Allah sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:44-52)
"Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain."
Waktu Paulus berada di Antiokhia di Pisidia pada hari Sabat datanglah
hampir seluruh warga kota, berkumpul di rumah ibadat Yahudi untuk
mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang
banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat mereka
membantah apa yang dikatakan Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan
Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan
lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak
untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada
bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku
telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.”
Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan
mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah
untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di
seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut
perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan
pembesar-pembesar di kota Antiokhia itu. Begitulah mereka menimbulkan
penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah
itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka
sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan
murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan
kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia
telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan
kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan
bermazmurlah! Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:31b-32)
Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, sabda Tuhan.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (14:7-14)
"Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa."
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang
ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus
kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup
bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama
kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah
melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata:
Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di
dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak
Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku,
Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di
dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah
karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga
pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang
lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang
kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa
dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam
nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan Beberapa perilaku unik kita bisa jadi sangat kekanak-kanakan dan bahkan sangat bodoh. Kita tidak mendapatkan apa pun dari perilaku semacam itu, namun tampaknya kita tidak mengakui betapa konyolnya kita sebenarnya.
Bacaan pertama menunjukkan satu perilaku seperti itu - kecemburuan. Karena cemburu, para penentang Rasul Paulus menggunakan hujatan dan membantah semua yang dia katakan. Tetapi mereka seperti menggigit lidah mereka sendiri karena merekalah yang justru menolak pesan kehidupan kekal. Namun
kecemburuan mereka tidak terkendali dan mereka terus menghasut
orang-orang yang berpengaruh dan berkuasa untuk melawan Paulus dan
Barnabas dan mengusir mereka dari wilayah mereka. Jadi
kecemburuan bukan hanya perilaku aneh. Itu bisa berubah menjadi perilaku
kekerasan. Dan itu juga bisa menciptakan banyak kerusakan. Namun tidak ada yang untung dan rugi. Dan
terlebih lagi ketika seorang Kristen menyerah pada kejahatan
kecemburuan. Karena dia akan membuat kerusakan yang lebih besar. Jadi kita sebagai orang Kristen harus selalu mengikuti Kristus dan bersatu dengan Dia. Kalau
kita bisa melepaskan iri hati, cemburu dan dendam, kita akan menjadi
orang yang jujur pada diri sendiri dan sesama. Kita akan menjadi orang
yang bahagia dalam hidup ini. “Seorang Katolik sejati adalah dia yang mencintai kebenaran yang diwahyukan oleh Tuhan, yang mencintai Gereja, Tubuh Kristus, yang menghargai agama, iman Katolik, lebih tinggi dari otoritas, bakat, kefasihan, dan filosofi manusia mana pun; semua ini dia anggap hina, dan tetap teguh dan tak tergoyahkan dalam iman yang, dia tahu, sejak awal selalu dianut oleh Gereja Katolik; dan jika dia memperhatikan bahwa siapa pun, tidak peduli siapa dia, menafsirkan suatu dogma dengan cara yang berbeda dari para Bapa Gereja, dia memahami bahwa Allah mengizinkan penafsiran semacam itu dibuat, bukan untuk kebaikan agama, tetapi sebagai pencobaan, menurut kata-kata St Paulus: "Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji." (1Kor. 11:19) Dan memang, segera setelah opini-opini baru diproklamirkan, orang Katolik seperti apa itu menjadi nyata.” (St Vincent dari Lerins)
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Antifon Komuni (Yoh 17:24)
Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada
bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
alleluya.
Father, I wish that, where I am,those you gave me may also be with me, that they may see the glory that you gave me, alleluia.
"Kaca Patri Agnus Dei - ditemukan di Katedral Florence (Basilica di Santa Maria del Fiore), Italia" Credit: mammuth/istock.com
Doa Malam
Allah Yang Maharahim, aku bersyukur atas segala yang Kauberikan kepadaku
setiap hari. Tambahkanlah iman kepercayaanku sehingga aku dapat
membagikan kepada orang lain apa yang ada padaku dan dibutuhkan oleh
sesama di sekitarku. Amin.
Ibu-ibu duniawi senang ketika mereka melihat bayangan diri mereka sendiri dalam ciri-ciri dan tingkah laku anak-anak mereka. Dengan cara yang sama Maria, Bunda Surgawi kita, senang ketika putra-putrinya berusaha untuk memancarkan kembali sejauh mungkin dalam hidup mereka jejak setia dari keibuan spiritualnya. Oleh karena itu, kita harus meneladani Maria. Khususnya di bulan yang didedikasikan untuknya ini, kita tidak boleh puas hanya berdoa di depan altarnya dan menghiasinya dengan bunga, tetapi kita harus membuat kemajuan setiap hari dalam mencontoh kebajikannya, terutama kebajikan yang paling kita butuhkan. Kita mungkin kurang dalam kerendahan hati, kebajikan yang begitu luar biasa dalam diri Bunda Maria. Atau mungkin kita kurang dalam kemurnian, yang paling sulit namun paling diperlukan dari semua kebajikan. Kemudian lagi kita mungkin ingin menerima kehendak Tuhan ketika kita menderita atau disalahpahami. Kita harus mencoba dan melakukan kehendak Allah dalam segala hal dan dengan kepercayaan yang sempurna kepada-Nya, seperti yang Maria lakukan di Nazaret dan di Betlehem, di pengasingan dan di negaranya sendiri, di rumahnya yang sederhana dan dalam perjalanan kerasulan di mana dia mengikuti Putranya yang ilahi, di jalan Salib yang menyedihkan, di Kalvari di kaki Yesus, di Kebangkitan dan Kenaikan yang mulia, dan di tahun-tahun di mana dia menunggu di bumi untuk reuni cinta terakhir di Surga. Mari kita ulangi dengan dia selalu: "Terjadilah padaku menurut perkataanmu." (Lukas 1:38) Ada sebuah kisah tentang seorang suci yang berdoa kepada Maria dalam segala kesulitannya: "Tunjukkan dirimu sebagai ibuku." Suatu hari dia mendengar jawaban: "Tunjukkan dirimu sebagai anakku." Maria mengatakan ini kepada kita juga. Jika kita ingin dia membuktikan bahwa dia adalah ibu kita, kita harus menunjukkan kepadanya bahwa kita benar-benar adalah putranya dengan mencerminkan kesuciannya yang luar biasa dalam hidup kita.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati