Sabtu, 03 Juni 2023
Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dkk Martir
“Santo Karolus Lwanga dan kawan-kawannya ini telah menambahkan lembaran baru pada daftar para pria dan wanita yang menang dalam perjuangan.” (Paus St. Paulus VI)
Antifon Pembuka
Mereka itulah orang suci yang jaya berkat darah Anak Domba. Hidup tidak
mereka sayangi, maut tidak mereka takuti. Sebab itu mereka jaya bersama
Kristus selama-lamanya.
Pengantar
Karolus Lwanga adalah seorang pelayan di istana raja Muanga, di Uganda,
Afrika. Sebagai seorang Katolik, Karolus giat membawa teman-temannya
kepada Yesus. Aksinya ini, menyebabkan ia bersama 21 temannya dibunuh
dengan dilemparkan ke dalam kobaran api pada 3 Juni 1886. Pada 6 Juni
1920 ia bersama teman-temannya dibeatifikasi dan pada 18 Oktober 1964
Paus Paulus VI menggelari mereka sebagai santo dan martir.
Doa Pagi
Allah Bapa, Tuhan panenan, Engkau memberkati darah para saksi iman
menjadi benih yang menumbuhkan umat baru. Semoga ladang Gereja-Mu di
Afrika, yang sudah disiram dengan darah Santo Karolus Lwanga dan
teman-temannya membuahkan panenan berlimpah. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (51:12-20)
"Hatiku bersukacita atas kebijaksanaan."
Aku hendak bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, dan memuji nama Tuhan. Pada
masa mudaku, sebelum mengadakan perjalanan, kebijaksanaan telah kucari
dengan sungguh dalam sembahyangku. Kebijaksanaan itu telah kumohon di
depan Bait Allah, dan akan kukejar sampai akhir hidup. Hatiku
bersukacita atas kebijaksanaan, karena bunganya yang bagaikan buah
anggur masak. Kakiku melangkah di jalan yang lurus, dan sejak masa
mudaku telah kuikuti jejaknya. Hanya sedikit saja kupasang telingaku,
lalu mendapatinya, dan memperoleh banyak pengajaran bagi diriku. Aku
maju di dalamnya, dan kuhormati orang yang memberikan kebijaksanaan
kepadaku. Oleh karena aku berniat mengamalkannya, maka dengan rajin
kucari yang baik, dan aku tidak dikecewakan. Hatiku memperjuangkan
kebijaksanaan, dan dengan teliti kulaksanakan hukum Taurat. Tanganku
telah kuangkat ke surga, dan aku menyesal karena belum cukup tahu akan
kebijaksanaan. Hatiku telah kuarahkan kepada kebijaksanaan, dan dalam
kemurnian hati aku menemukannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.