Credit: PaulCalbar/istock.com |
Hari Biasa Pekan IX
“Satu esensi, perbedaan pribadi, begitulah misteri Trinitas, begitulah kehidupan batin Allah. Tiga sudut segitiga tidak membentuk tiga segitiga melainkan satu; seperti panas, kekuatan, dan cahaya matahari tidak membuat tiga matahari tetapi satu; seperti air, udara, dan uap, semuanya adalah manifestasi dari satu substansi; karena bentuk, warna, dan keharuman mawar tidak membuat tiga mawar, melainkan satu; sebagai jiwa kita, intelek kita, dan kehendak kita tidak menjadikan tiga substansi, melainkan satu; sebagai satu kali satu kali satu kali satu tidak sama dengan tiga, tetapi satu, demikian pula dengan cara yang jauh lebih misterius, ada tiga Pribadi Ilahi dalam Tuhan dan hanya satu Tuhan.” (Yang Mulia Uskup Agung Fulton J. Sheen)
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat menyukai segala perintah-Nya.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber kebahagiaan, bangkitkanlah dalam hati kami rasa tanggung jawab akan kebahagiaan sesama, dan semoga kami menemukan sukacita dalam kebiasaan tolong menolong, bergotong-royong di tengah-tengah masyarakat kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Tobit (2:9-14)
Pada malam sesudah menguburkan jenazah, aku, Tobit, membasuh diri. Lalu aku pergi ke pelataran rumah dan tidur dekat pagar temboknya. Mukaku tidak tertudung karena udara panas. Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku, lalu muncullah bintik-bintik putih. Aku pun lalu pergi kepada tabib untuk berobat. Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke kota Elumeis. Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan wanita. Pekerjaan itu pun diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar, dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan. Tetapi setibanya di rumahku anak kambing itu mengembik. Maka aku memanggil isteriku dan bertanya, “Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak boleh makan barang curian!” Sahut isteriku, “Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upah.” Tetapi aku tidak percaya kepada isteriku. Maka kusuruh dia mengembalikan anak kambing itu kepada pemiliknya. Karena perkara itu, aku sangat malu karena isteriku. Tetapi dia membantah, katanya, “Apa gunanya kebajikanmu? Apa faedahnya semua amalmu itu? Lihat saja apa gunanya bagimu!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.