Rabu, 07 Juni 2023
Hari Biasa Pekan IX
Pola dari semua dosa dan penjelasan tentang karakteristik dekadensi moral masyarakat di zaman kita: “Tergoda oleh iblis, Adam ingin menjadi seperti Tuhan, tetapi tanpa Tuhan, dan tidak sesuai dengan Tuhan.” (St Maximus Sang Pengaku)
Antifon Pembuka (Mzm 25:1-2; PS 444)
Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Allahku, kepada-Mu aku
percaya. Janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku
bersukaria atas aku.
Doa Pagi
Allah Bapa segala sesuatu yang hidup, kami mohon berkat iman Abraham,
Ishak, dan Yakub, perkenankanlah kami menyembah Engkau, Allah kami Yang
Maha Esa, yang selalu menepati janji-Mu dengan setia. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Tobit (3:1-11a,16-17a)
"Permohonan Tobit dan Sara di hadapan kemuliaan Allah dikabulkan."
Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh
kesah ia berdoa begini, "Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua
perbuatan-Mu. Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran.
Engkaulah hakim atas dunia semesta. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah
akan daku, pandanglah aku. Janganlah aku Kauhukum sekedar dosa dan
kekhilafanku atau setimpal dengan dosa nenek moyangku! Aku telah berdosa
di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu. Maka kami Kauserahkan
untuk dirampasi, ditawan dan dibunuh. Kami Kaujadikan sindiran dan
tertawaan, orang ternista di tengah sekalian bangsa di mana kami
Kaucerai-beraikan. Memang tepatlah hukuman-Mu, jika kini aku
Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi
perintah-perintah-Mu dan tidak hidup baik di hadapan-Mu. Kini berbuatlah
kepadaku sekehendak-Mu, sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah
aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna
bagiku daripada hidup. Karena aku harus mengalami nista dan fitnah, dan
sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, biarlah aku lepas dari susah ini,
biarlah aku lenyap menuju tempat abadi. Janganlah wajah-Mu Kaupalingkan
daripada-Ku, ya Tuhan. Lebih bergunalah mati saja daripada melihat
banyak susah dalam hidupku. Sebab kalau mati, tak dapat lagi aku
mendengar nista." Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara, puteri
Raguel, di kota Ekbatana di negeri Media mendengar dirinya dihina oleh
seorang pelayan perempuan ayahnya. Adapun Sara itu sudah diperisterikan
kepada tujuh pria. Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan
jahat, sebelum Sara bersatu dengan mereka sebagaimana layaknya seorang
isteri. Kata pelayan itu kepada Sara, "Engkau sendirilah yang membunuh
para suamimu! Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi
tidak ada seorang pun yang kaunikmati! Masakan kami kaucambuki karena
mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak
pernah melihat seorang putera atau puteri dari engkau!" Maka pada hari
itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian ia
naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri.
Tetapi berpikirlah ia dalam hati, "Kiranya ayahku nanti dinistakan
karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya, 'Bapa hanya punya satu
puteri kesayangan. Celakalah Bapa, ia telah menggantung diri." Niscaya
karena sedihnya, ayahku yang lanjut umur itu akan mati. Lebih baik aku
tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati
saja sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku." Segera Sara
menadahkan tangannya, lalu berdoa, katanya, "Terpujilah Engkau, ya
Allah penyayang! Aku mengarahkan mataku kepada-Mu. Semoga aku
dilenyapkan saja dari muka bumi, sebab aku tidak mau lagi mendengar
nista." Pada saat itu juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara,
dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah. Allah mengutus
Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus
bintik-bintik putih dari mata Tobit, sehingga ia dapat melihat cahaya
Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel,
kepada Tobia, putera Tobit, sebagai isteri, dan dengan melepaskannya
dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh
Sara daripada semua orang lain yang ingin memperisteri dia. Pada saat
yang sama Tobit kembali dari pelataran masuk ke rumahnya, dan Sara,
puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.