Edouard Cibot (1799-1877) : Le Confessionnal. |
Dalam kehidupan spiritual, sebagaimana dalam tatanan fisik, kematian adalah awal dari kehidupan. “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.” (Yohanes 12: 24-25)
Perikop Injil ini melambangkan ajaran mortifikasi Kristen (mematikan keinginan daging) - perlu mati bagi diri kita sendiri untuk hidup di dalam Tuhan. Siapapun yang penuh dengan dirinya sendiri dan hal-hal duniawi tidak memiliki ruang di hatinya untuk Tuhan. Tidaklah mungkin, seperti yang ditunjukkan oleh St Alfonsus, untuk mengisi bejana dengan tanah dan kemudian mengisinya dengan air. Tidak ada ruang tersisa untuk air, dan jika sedikit masuk ke dalam bejana, itu bukan lagi air murni, tetapi keruh.
Kita harus mengosongkan diri kita sendiri dan hal-hal duniawi untuk memenuhi diri kita dengan Tuhan. Yesus memberi tahu kita hal ini dengan sangat jelas. "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Mat 16:24)
Jika seseorang menyangkal dirinya untuk melakukan kehendak Tuhan dalam segala hal, dia telah mencapai kematian batin yang nyata. Selain itu, dia memiliki kedamaian yang sempurna, yang terdiri dari ditegakkan dalam kasih Tuhan.