|
Jennifer Boyer/flickr (CC BY 2.0)
|
Kamis, 06 Juli 2023
Hari Biasa Pekan XIII
“Di surga setiap orang mencintai Allah; jiwa tidak mempunyai perhatian selain mencintai Dia” (St. Teresa dari Avila)
Antifon Pembuka (Mzm 116:5.9)
Tuhan itu pengasih dan adil, Allah Maha Penyayang. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang hidup.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber kedamaian, jangan hendaknya Engkau berpaling dari
kami, manusia ciptaan-Mu ini, tetapi berilah kami pengharapan pada
Yesus, Adam Baru, yang telah menunjukkan jalan menuju kedamaian-Mu.
Sebab Dialah Tuhan yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (22:1-19)
"Korban Abraham leluhur kita."
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia
bersabda kepada Abraham, “Abraham”. Abraham menyahut, “Ya Tuhan”. Sabda
Tuhan, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke
tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada
salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya,
pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan
memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga
kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat
yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan
pandangannya dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua
bujangnya, “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini. Aku beserta
anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami
kembali kepadamu.” Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu
dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri
membawa api dan pisau di tangannya. Demikianlah keduanya berjalan
bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya, “Bapa!”
Sahut Abraham, “Ya, anakku.” Bertanyalah Ishak, “Di sini sudah ada api
dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?” Sahut
Abraham, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran
bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan
sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham
lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak,
anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu.
Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk
menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit,
“Abraham, Abraham!” Sahut Abraham, “Ya Tuhan”. Lalu Tuhan bersabda,
“Jangan kaubunuh anak itu, dan jangan kau apa-apakan dia, sebab kini Aku
tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan
menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Abraham lalu menoleh dan
melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut
dalam belukar. Diambilnya domba itu dan dipersembahkannya sebagai kurban
bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu, ‘Tuhan
menyediakan’. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, ‘Di atas gunung
Tuhan menyediakan’. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari
langit kepada Abraham, kata-Nya, “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri –
demikianlah sabda Tuhan – Karena engkau telah berbuat demikian, dan
engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka
Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu
sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut.
Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui
keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau
mentaati sabda-Ku.” Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya,
dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di
Bersyeba.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 115:1-2.3-4.5-6.8-9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku.
Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan
berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang
mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku
menyerukan nama Tuhan. Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!”
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan
memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi
diselamatkan-Nya!
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut; Engkau telah meluputkan
mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di
hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2 Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita. Alleluya
Inilah Injil Suci menurut Matius (9:1-8)
"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian
sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawanyalah kepada-Nya seorang
lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman
mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, “Percayalah, anak-Ku, dosamu
sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, “Ia
menghojat Allah!” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata,
“Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah
yang lebih mudah, mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan,
‘Bangunlah dan berjalanlah?’ Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia
ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa,” lalu berkatalah Ia kepada si
lumpuh, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke
rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang
melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi
kuasa demikian besar kepada manusia.
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
.
Renungan
Jika ada satu hal yang lebih menyakitkan daripada penderitaan diri sendiri, itu adalah melihat penderitaan orang yang dikasihi.
Kita lebih suka menderita untuk kekasih kita dan kita bahkan mungkin menawarkan hidup kita di tempat mereka.
Jika ada satu cerita di dalam Alkitab yang tidak dapat kita mengerti, itu adalah cerita tentang bagaimana Tuhan menginginkan Abraham mengorbankan anak laki-laki satu-satunya.
Ada banyak penjelasan untuk itu, seperti ketaatan dan iman, tapi tetap saja jika kita tidak tahu bagaimana ceritanya akan berakhir, kita akan mempertanyakan tuntutan Tuhan dengan serius.
Adapun Abraham, tampaknya dia begitu tabah dan tanpa emosi tentang hal itu. Dia tidak memprotes, dan dia melakukan persis apa yang diperintahkan.
Tapi kita bisa membayangkan rasa sakitnya, dan dia lebih baik mati daripada mengorbankan putra satu-satunya.
Abraham disebut "bapa umat beriman" dan dia memang pantas disebut demikian.
Imannya pada saat yang paling menyakitkan itulah yang membuatnya bertahan, dan dia menerima berkat yang melimpah dari Tuhan.
Yesus juga melihat iman orang lumpuh dan teman-temannya, dan Dia memberi mereka keajaiban.
Marilah kita mengingat iman Abraham dan orang lumpuh di saat-saat paling menyakitkan kita dan tetap beriman kepada Tuhan. Kita akan menerima berkat dan melihat keajaiban.
Antifon Komuni (Mat 9:8)Orang banyak melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah karena telah memberi manusia kuasa demikian besar.
Renungan Pagi