| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 06 Agustus 2023 Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

 

Minggu, 06 Agustus 2023
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya
 
“Ketika Tuhan memberimu rahmat untuk merasakan kehadiran-Nya, dan menghendaki agar engkau dapat berbicara kepada-Nya seperti kepada sahabat yang terkasih, katakanlah kepada-Nya perasaanmu dengan bebas dan percaya diri. Sang Kebijaksanaan itu akan bersegera menyatakan diri-Nya kepada orang-orang yang mencari-Nya (lih. Keb 6:14). Ia akan bersegera menghampirimu, ketika engkau mencari kasih-Nya. Ia akan menghadirkan diri-Nya kepadamu, untuk memberimu rahmat dan obat yang engkau perlukan. Ia hanya menunggu satu kata darimu, untuk menunjukkan bahwa Ia ada di sisimu dan mau mendengarkanmu dan menopangmu….” (St. Alfonsus de Liguori)
   
PADA MISA HARI INI ADA GLORIA (MADAH KEMULIAAN) DAN CREDO (SYAHADAT)
        
Giovanni Bellini | Public Domain

Antifon Pembuka (bdk. Mat 17:5)

Dalam awan yang bercahaya tampaklah Roh Kudus, dan terdengarlah suara Bapa: Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!

In a resplendent cloud the Holy Spirit appeared. The Father's voice was heard: This is my beloved Son, with whom I am well pleased. Listen to him. 
  
Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.
  
Doa Pagi

Ya Allah, dalam Penampakan Kemuliaan Putra Tunggal-Mu, Engkau mengukuhkan misteri iman dengan kesaksian Musa dan Elia. Secara mengagumkan, Engkau juga memaklumkan martabat kami sebagai anak-anak angkat-Mu yang terkasih. Semoga kami, yang mendengarkan suara Putra-Mu terkasih, menjadi ahli waris yang sah bersama-Nya, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
   
Bacaan Pertama
Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)
    
"Pakaian-Nya putih seperti salju."
     
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Sabtu, 05 Agustus 2023 Hari Biasa Pekan XVII

Credit:ThamKC/istock.com
Sabtu, 05 Agustus 2023
Hari Biasa Pekan XVII

“Kemuliaan Tuhan harus menjadi tujuan dalam segala hal.” (St. Ignatius dari Antiokhia)

Antifon Pembuka (Mzm 67:2-3)

Semoga Allah mengasihani dan memberkati kita, semoga wajah-Nya berseri-seri kepada kita. Ya Allah, semoga karya-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

Doa Pagi


Allah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau lebih berkenan akan belas kasih daripada kurban. Kami mohon, semoga kami selalu berlaku jujur dan menghormati nama-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.        
    

Bacaan dari Kitab Imamat (25:1.8-17)
   
  
"Dalam tahun suci, semua hendaknya pulang ke tanah miliknya."
    
Tuhan bersabda kepada Musa di Gunung Sinai, “Engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ketujuh, pada tanggal sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kalian harus menguduskan tahun yang kelima puluh dan memaklumkan kebebasan bagi segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan masing-masing kalian harus pulang ke tanah miliknya, dan kembali kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kalian tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kalian petik buahnya. Karena tahun itu tahun Yobel, maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus pulang ke tanah miliknya. Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel. Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kalian merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu. Akulah Tuhan, Allahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Kematian

Albert Anker, “Kinderbegräbnis,” 1863 (photo: Public Domain)

 
 Kadang-kadang berguna bagi orang Kristen untuk mendedikasikan satu hari untuk meditasi tentang kematian. Ini berguna karena mudah untuk menganggap kematian kita sendiri sebagai sesuatu yang teoretis dan jauh, padahal sebenarnya kita harus selalu siap untuk mati karena “pada jam yang tidak kamu duga, Anak Manusia akan datang.” (Lukas 12:40) Mungkin pada saat yang paling tidak kita duga Tuhan akan datang menjemput kita, dan pada keadaan rohani kita pada jam inilah kekekalan kita akan bergantung.

Kita tidak tahu kapan atau di mana kematian akan mengejutkan kita. Mungkin hari ini, mungkin dalam beberapa tahun. Itu bisa datang tiba-tiba, atau mungkin setelah lama sakit. Kita mungkin berada di tempat tidur atau di tengah jalan, di rumah sakit atau di rumah. Akhirnya, kita mungkin pasrah, terhibur dengan kehadiran seorang imam dan dengan penerimaan sakramen-sakramen terakhir, atau kita mungkin sendirian dan kehilangan penghiburan ini.

Orang Kudus Hari Ini: 04 Agustus 2023 St. Yohanes Maria Vianney

Sharon Mollerus CC

 
 Hari ini, Gereja memperingati St. Yohanes Maria Vianney,  seorang pastor paroki sederhana dari desa atau kota Ars di bagian selatan yang sekarang disebut Prancis. St Yohanes Maria Vianney dilahirkan dalam keluarga yang sederhana, saleh dan setia di mana ia tumbuh dalam iman dan pengabdian kepada Tuhan, dan tumbuh untuk mencintai Tuhan dalam Sakramen Mahakudus, yang secara bertahap membuatnya menyadari panggilan untuk menjadi seorang pendeta. Oleh karena itu, ia memulai pendidikannya dengan niat menjadi seorang imam dan menjawab panggilannya. Dia tidak memiliki waktu yang mudah dengan semua persiapan karena dia bergumul dengan semua persyaratan akademik dan terutama dengan pembelajaran bahasa Latin, bahasa resmi dan liturgi Gereja. Sementara dia gagal berulang kali, tekad dan keinginannya untuk melayani Tuhan sebagai seorang imam yang membuatnya terus maju dan dia akhirnya berhasil melakukannya setelah menghadapi banyak tantangan, termasuk gangguan akibat perang Napoleon yang terjadi pada saat itu.

Jumat, 04 Agustus 2023 Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney, Imam

Jumat, 04 Agustus 2023
Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney, Imam (Jumat Pertama Dalam Bulan)

“Di dalam doa yang dilakukan dengan baik, semua kesulitan lenyap, seperti salju di bawah sinar matahari” (St. Yohanes Maria Vianney)

Antifon Pembuka (Mzm 132 (131):9)

Semoga imam-Mu berpakaian kesucian, dan umat-Mu bersorak kegirangan.

Your priests, O Lord, shall be clothed with justice; your holy ones shall ring out their joy


Doa Pagi


Allah Bapa Yang Mahakuasa dan penuh belaskasih, Engkau sudah memasyhurkan Santo Yohanes Maria, karena kegiatannya sebagai pastor di Ars. Semoga berkat doa dan teladannya kami berusaha membawa sesama kepada cinta kasih Kristus dan dapat memperoleh kemuliaan abadi bersama mereka. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.          


Bacaan dari Kitab Imamat (23:1.4-11.15-16.27.34b-37)
      
   
"Hari-hari Tuhan yang harus kalian rayakan dan kalian kuduskan."
   
Tuhan bersabda kepada Musa, "Inilah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, hari-hari pertemuan kudus yang harus kalian maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. Dalam bulan pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, adalah Paskah bagi Tuhan. Dan hari yang kelima belas bulan itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi. Tujuh hari lamanya kalian harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kalian harus mengadakan pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat. Kalian harus mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan tujuh hari lamanya. Pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat." Tuhan bersabda pula kepada Musa, "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, 'Apabila kalian sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepada kalian, dan kalian menuai hasilnya, maka kalian harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam. Dan imam itu harus mengunjukkan berkas itu di hadapan Tuhan, supaya Tuhan berkenan akan kalian. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat. Kemudian kalian harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kalian membawa berkas persembahan unjukan, haruslah genap tujuh minggu. Sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh harus kalian hitung lima puluh hari. Lalu kalian harus mempersembahkan kurban sajian yang baru kepada Tuhan. Akan tetapi tanggal sepuluh bulan ketujuh adalah Hari Perdamaian. Kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Hari yang kelima belas bulan ketujuh itu adalah hari raya Pondok Daun bagi Tuhan, tujuh hari lamanya. Pada hari yang pertama harus ada pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Tujuh hari lamanya kalian harus mempersembahkan kurban api-apian dan pada hari yang kedelapan kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Itulah hari raya Perkumpulan. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Itulah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, yang harus kalian maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan, yaitu kurban bakaran dan kurban sajian, kurban sembelihan dan kurban-kurban curahan, setiap hari, sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Mengenali kehadiran Tuhan


 
 Sangat berguna untuk mempertimbangkan cara-cara di mana kita dapat mengembangkan kesadaran yang konstan dan efektif akan kehadiran Tuhan. Cara pertama yang dapat kita lakukan adalah dengan memupuk iman yang hidup yang akan membantu kita melihat Tuhan di mana-mana. “Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? Demikianlah firman Tuhan.” (Yer. 23:24)

Keyakinan seperti ini seharusnya memperdalam perasaan kita akan kehadiran Tuhan dan mengilhami dalam diri kita perasaan cinta dan syukur yang akan membimbing kita dalam semua tindakan kita. Kita tidak dapat berharap bahwa kita akan dapat tetap dalam keadaan kontemplasi terus-menerus kepada Tuhan, karena ini adalah hak istimewa yang dinikmati oleh para kudus di Surga, yang imannya telah digantikan oleh penglihatan yang indah. Kita harus puas dengan menggairahkan dalam diri kita sesering mungkin kesadaran aktif akan kehadiran Tuhan. Ini harus menjadi proses yang tenang dan damai, tidak melibatkan usaha mental atau kecemasan yang tidak semestinya.

Kita harus dapat melakukan pekerjaan kita dan kewajiban lainnya secara alami, dan kita harus dibantu dan dihibur dalam hal ini dengan mengarahkan pikiran kita kepada Tuhan dari waktu ke waktu untuk mempersembahkan diri kita kepada-Nya. Ini dapat dengan mudah dilakukan melalui seruan doa yang sering, dengan memperbarui secara berkala niat kita untuk melakukan segalanya demi cinta Tuhan, dan dengan bersiap untuk bertahan dalam penerimaan penuh kehendak Ilahi semua kesulitan dan cobaan hari ini. Terlebih lagi, kapan pun memungkinkan, kita harus melarikan diri dari kekhawatiran dan kebingungan dunia ke dalam gereja yang tenang. Di sini kita dapat berlutut di hadapan nyata Yesus dalam Ekaristi Mahakudus dan mengungkapkan dalam doa yang intim cinta kita kepada-Nya dan keinginan kita untuk melayani Dia.

Cara lain untuk meningkatkan kesadaran kita akan kehadiran Tuhan adalah dengan memahami Dia dalam semua ciptaan-Nya. St Theresia dari Kanak-Kanak Yesus suka merenungkan gambar Penciptanya di bunga-bunga di padang dan di bintang-bintang cakrawala.

Tuhan telah menciptakan segala sesuatu untuk kepentingan kita dan Dia hadir dalam segala sesuatu. Dia melihat apa gunanya kita memanfaatkannya dan dapat menilai apakah kita menggunakannya untuk menghormati Dia, yang merupakan awal dan akhir kita. Sinar keindahan ilahi yang memancar dalam setiap ciptaan harus menarik kita kepada Penciptanya dan membuat kita memuja dan mengabdi kepada-Nya. Terlebih lagi, setiap kali kita bertemu dengan orang terpelajar dan suci, refleksi kekuasaan dan kebaikan Tuhan semakin memikat. “Belajarlah untuk mencintai Sang Pencipta dalam makhluk,” kata St. Agustinus, “agar benda yang Dia ciptakan tidak mencengkeram kamu, dan kamu kehilangan Dia yang dengannya kamu juga diciptakan.” (Dalam Mzm., 19)

Dengan kata lain, marilah kita belajar untuk melihat Sang Pencipta dalam semua makhluk-Nya sehingga tidak memperbudak kita dan membuat kita kehilangan Dia yang merupakan kebaikan tertinggi kita.

Cara ketiga untuk tetap memperhatikan hadirat Tuhan adalah merenungkan Dia yang hidup di dalam diri kita sendiri. Memang benar bahwa Tuhan hadir di mana-mana, Dia berdiam secara khusus di dalam jiwa manusia, yang merupakan mahakarya penciptaan. Ketika jiwa kita dihiasi dengan kasih karunia-Nya, kesenangan-Nya pada kita tidak terbatas. “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (2 Kor. 6:16) “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Kor. 3:16)

Karena itu, Tuhan tinggal di antara kita, dan tinggal di dalam kita seperti di banyak tempat suci. Kita harus mengenali kehadiran-Nya dan mendengarkan suara-Nya; terlebih lagi, kita harus menyembah-Nya, mencintai-Nya, dan berdoa kepada-Nya.—
 
 
 Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

Kamis, 03 Agustus 2023 Hari Biasa Pekan XVII

Kamis, 03 Agustus 2023
Hari Biasa Pekan XVII
 
“Gereja itu disebut Katolik, karena memang itu nama yang tepat bagi Gereja Kudus, ibu kita semua.” – St. Sirilus dari Yerusalem
 

Antifon Pembuka (Kel 40:37)

Selama mengembara itu pada siang hari awan Tuhan berada di atas kemah suci, dan pada malam hari terdapat api di dalam awan itu.

Doa Pagi

Allah Bapa tujuan hidup kami, Engkau selalu mendampingi perjalanan para leluhur dengan memberikan awan pada siang hari dan tugu api pada malam hari. Kami mohon, jangan sampai kami ditinggalkan penyelenggaraan-Mu yang penuh cinta kasih. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.          
       
"Kaca Patri Agnus Dei - ditemukan di Katedral Florence (Basilica di Santa Maria del Fiore), Italia" Credit: mammuth/istock.com
 
Bacaan dari Kitab Keluaran (40:16-21.34-38)    
    
"Awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan menutupi Kemah Suci."
   
Tentang hal ikhwal Kemah Suci Musa melakukan semuanya secara tepat, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan terjadilah dalam bulan pertama tahun kedua, pada tanggal satu bulan itu didirikanlah Kemah Suci. Beginilah Musa mendirikan Kemah Suci itu: Ia memasang alas-alasnya, menyusun papan-papannya, memasang kayu-kayu lintang dan mendirikan tiang-tiangnya. Kemudian ia membentangkan atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan meletakkan tudung kemah di atasnya, seperti diperintahkan Tuhan kepadanya. Lalu awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci. Setiap kali awan itu naik dari atas kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari tempat mereka berkemah. Tetapi jika awan itu tidak naik, mereka pun tidak berangkat, sampai hari awan itu naik. Sebab awan Tuhan itu berada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy