Lama kemudian tuan itu kembali dan meminta para pelayannya untuk mempertanggungjawabkan uang yang dipercayakan kepada mereka. Mereka yang telah menerima, masing-masing, lima dan dua talenta mengembalikan modal kepada tuan mereka bersama dengan keuntungan yang telah mereka hasilkan, sehingga masing-masing dapat mengembalikan dua kali lipat jumlah yang semula dipercayakan kepadanya. Tuan mereka memuji kesetiaan dan semangat mereka dan menghadiahi mereka lebih dari yang bisa mereka harapkan.
Akhirnya, orang yang hanya menerima satu talenta muncul dan berkata: “Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." (Bdk. Mat 25:14-30)