|
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
|
Jumat, 18 Agustus 2023
Hari Biasa Pekan XIX
Pembebasan dan keselamatan. Dengan salib-Nya yang mulia, Kristus telah
memperoleh keselamatan bagi semua manusia. Ia telah membebaskan mereka
dari dosa yang membelenggu mereka. "Kristus telah memerdekakan kita"
(Gal 5:1). Di dalam Dia kita mengambil bagian dalam "kebenaran" yang
memerdekakan (Yoh 8:32). Kepada kita diberi Roh Kudus, dan "di mana ada
Roh Allah, di situ ada kemerdekaan" (2 Kor 3:17), demikian Santo Paulus
mengajarkan. Sejak sekarang kita bermegah bahwa "kita telah masuk ke
dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (Rm 8:21). --- Katekismus
Gereja Katolik, 1741
Antifon Pembuka (Mzm 136:1.24)
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya.
Ia membebaskan kita dari musuh kita. Kekal abadi kasih setia-Nya.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahamurah hati, yang ada pada kami Engkaulah yang memberi,
segala yang kami miliki, kami terima berkat kemurahan hati-Mu. Semoga
kami meluhurkan misteri, bahwasanya Engkau telah menciptakan kami dan
penuh belas kasih terhadap siapa pun yang menyerukan nama-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yosua (24:1-13)
"Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia; mengeluarkan engkau dari Mesir; dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian."
Menjelang wafatnya Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem.
Dipanggilnya orang tua-tua, para kepala, hakim, dan para pengatur
pasukan Israel. Mereka semua berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah
Yosua kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, ‘Dahulu kala
nenek moyangmu yakni Terah, ayah Abraham dan Nahor, tinggal di seberang
Sungai Efrat. Mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil
Abraham, bapamu, dari seberang Sungai Efrat, dan menyuruh dia
menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku melipatgandakan keturunannya dan
memberinya Ishak. Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Esau Kuberi
pegunungan Seir sebagai miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi
ke Mesir. Lalu Aku mengutus Musa dan Harun, dan memukul Mesir dengan
tulah yang Kulakukan di tengah-tengah mereka. Kemudian Aku membawa
kalian keluar. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan
kalian sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan
kereta dan pasukan berkuda ke Laut Teberau. Sebab itu mereka
berteriak-teriak kepada Tuhan. Maka Ia membuat kegelapan antara kalian
dan orang Mesir dan mendatangkan air laut atas orang Mesir, sehingga
tenggelamlah mereka. Dengan mata kepalamu sendiri kalian telah melihat,
apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu kalian lama tinggal di
padang gurun. Aku membawa kalian ke negeri orang Amori yang diam di
seberang Sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kalian,
mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kalian menduduki
negerinya, sedangkan mereka Kupunahkan dari hadapanmu. Ketika itu Balak
bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya
memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kalian. Tetapi Aku tidak mau
mendengarkan Bileam, sehingga ia pun malahan memberkati kalian.
Demikianlah Aku melepaskan kalian dari tangan Balak. Setelah kalian
menyeberangi Sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, maka para warga kota
itu berperang melawan kalian, dan juga orang Amori, orang Feris, orang
Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus. Tetapi
mereka semua Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan
tabuhan mendahului kalian, dan binatang-binatang ini menghalau mereka
dari depanmu, seperti Aku telah menghalau kedua raja Amori. Sungguh,
bukanlah pedangmu dan bukan pula panahmu yang menghalau mereka.
Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kalian duduki tanpa
membangunnya. Juga Kuberikan kepadamu kebun-kebun anggur dan kebun-kebun
zaitun yang kalian makan buahnya, meskipun bukan kalian yang
menanamnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan (Mzm 136:1-3.16-18.21-22.24)
P. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Allah segala allah.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan membunuh raja-raja yang mulia.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Yang membebaskan kita dari para lawan kita.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Tes 2:13)
Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia.
Inilah Injil Suci menurut Matius (19:3-12)
"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi semula tidak demikian."
Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk
mencobai Dia. Mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan
isterinya dengan alasan apa saja?” Yesus menjawab, “Tidakkah kalian
baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka
pria dan wanita? Dan Ia bersabda, ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah
dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi
satu daging.’ Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia.” Kata mereka kepada Yesus, “Jika demikian, mengapa Musa
memerintahkan untuk memberi surat cerai jika orang menceraikan
isterinya?” Kata Yesus kepada mereka, “Karena ketegaran hatimu Musa
mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah
demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan
isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia
berbuat zinah’.” Maka murid-murid berkata kepada Yesus, “Jika demikian
halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan
tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak semua orang dapat mengerti
perkataan ini, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak
dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya; dan ada
orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang
membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga.
Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Pernikahan dongeng biasanya diakhiri dengan "dan mereka hidup bahagia selamanya".
Tentu kita berharap dan berdoa semoga semua pernikahan seperti itu, dan bukan hanya pernikahan dongeng itu saja.
Tetapi tidak hanya dengan pernikahan, tetapi dalam keadaan apa pun dalam hidup, baik lajang, atau janda, atau religius atau imamat, kita ingin hidup bahagia selamanya.
Pada bacaan pertama, Yosua mengumpulkan semua suku bersama para tua-tua, pemimpin, hakim dan ahli Taurat di hadapan Tuhan.
Mereka telah menyeberang ke Tanah Perjanjian dan mereka telah mengalahkan musuh mereka dan mulai menetap.
Dan saat itulah Yosua mengingatkan mereka bahwa itu bukanlah pekerjaan pedang atau busur mereka. Selain itu, Tuhan memberi mereka tanah di mana mereka tidak bekerja keras, mereka tinggal di kota-kota yang tidak pernah mereka bangun, mereka makan dari kebun anggur dan kebun zaitun yang tidak pernah mereka tanam.
Singkatnya, Allah telah mengadakan perjanjian dengan mereka dan memberkati mereka. Dulu mereka adalah orang-orang yang bertanya-tanya di padang pasir, sekarang mereka memiliki tanah sendiri. Suatu kali, mereka hanya makan manna dan burung puyuh. Kini, mereka berada di negeri yang berlimpah susu dan madu.
Jadi mereka akan hidup bahagia selamanya. Apa lagi yang bisa mereka minta? Tetapi ketika kita membaca Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru, kita tahu apa yang terjadi ketika mereka ditetapkan.
Mereka tidak setia kepada Tuhan, mereka melanggar perjanjian, beralih ke penyembahan berhala, dan melakukan segala macam hal yang tidak menyenangkan Tuhan. Mereka tidak hidup bahagia selamanya dan itu semua perbuatan mereka.
Dalam Injil, Yesus memberikan pengajaran tentang perkawinan sebagai jawaban atas pertanyaan tentang perceraian. Ia kembali menegaskan bahwa sejak awal perkawinan diberkati Tuhan dan pasangan suami istri dapat hidup bahagia selamanya.
Namun tidak hanya dengan menikah. Dalam setiap panggilan dan dalam setiap keadaan hidup, kita juga dipanggil untuk hidup bahagia.
Tetapi kebahagiaan ini hanya dapat dicapai ketika pembangunan Kerajaan Allah menjadi sasaran dan tujuan dalam panggilan dan keadaan hidup yang kita jalani.
Maka dengan berkat Tuhan, kita akan hidup bahagia selamanya. (Renungan Pagi)
Antifon Komuni (Mzm 136:26, 23, 24)
Bersyukurlah kepada Allah semesta alam! Dialah yang
mengingat kita dalam kerendahan kita. Dialah yang membebaskan kita dari
pada lawan.