Credit: valokuvaus/istock.com |
Kehidupan manusia ada tiga. Pertama, kehidupan jasmani, yaitu kehidupan tubuh yang digerakkan oleh jiwa. Lalu ada kehidupan intelektual, yang melaluinya jiwa mencari kebenaran dan mengendalikan kekuatan tubuh. Terakhir, kehidupan supernatural yang menuntun kita menuju kesempurnaan Kristiani dan mempersatukan kita dengan Tuhan, sumber kebaikan dan kebahagiaan.
Ketiga tingkatan kehidupan ini semuanya baik, namun membentuk sebuah hierarki yang keutamaannya dipegang oleh kehidupan spiritual. Kehidupan jasmani adalah anugerah Tuhan, namun harus tetap tunduk pada kehidupan rohani. Jika hal ini lebih diutamakan daripada akal budi dan di atas hukum alam dan hukum ilahi, skala nilai-nilai kita yang sebenarnya akan terganggu dan kita akan menjadi mangsa sejumlah kecenderungan yang berdosa. Hal yang sama berlaku untuk kehidupan intelektual. Tuhan mengaruniai kita dengan kecerdasan yang memungkinkan kita mengetahui kebenaran, menyelidiki rahasia alam semesta, dan menggunakannya untuk kesejahteraan kita sendiri. Jika akal budi gagal untuk mencapai pengetahuan tentang Tuhan dari pengetahuannya tentang objek-objek duniawi dan tidak lagi terinspirasi oleh penghargaan yang tinggi terhadap kebajikan, pencapaiannya pada akhirnya dapat membawa pada kematian dan kehancuran.
Ketiga tingkatan kehidupan ini semuanya baik, namun membentuk sebuah hierarki yang keutamaannya dipegang oleh kehidupan spiritual. Kehidupan jasmani adalah anugerah Tuhan, namun harus tetap tunduk pada kehidupan rohani. Jika hal ini lebih diutamakan daripada akal budi dan di atas hukum alam dan hukum ilahi, skala nilai-nilai kita yang sebenarnya akan terganggu dan kita akan menjadi mangsa sejumlah kecenderungan yang berdosa. Hal yang sama berlaku untuk kehidupan intelektual. Tuhan mengaruniai kita dengan kecerdasan yang memungkinkan kita mengetahui kebenaran, menyelidiki rahasia alam semesta, dan menggunakannya untuk kesejahteraan kita sendiri. Jika akal budi gagal untuk mencapai pengetahuan tentang Tuhan dari pengetahuannya tentang objek-objek duniawi dan tidak lagi terinspirasi oleh penghargaan yang tinggi terhadap kebajikan, pencapaiannya pada akhirnya dapat membawa pada kematian dan kehancuran.