Banyak orang yang berkorban demi kehidupannya saat ini, demi menjaga kesehatan, mengukir karier, atau demi mendapatkan uang, kesuksesan, dan kehormatan. Jika Anda seorang pelajar, betapa bersusah payah Anda untuk mendapatkan gelar agar Anda dapat memantapkan diri di masyarakat. Jika Anda seorang buruh, lihatlah upaya yang harus Anda lakukan untuk memperoleh kebutuhan hidup. Jika Anda seorang eksekutif bisnis, betapa Anda siap untuk berusaha dan bekerja keras agar dapat bekerja lebih baik daripada rekan-rekan Anda dan mendapatkan promosi!
Jika Anda jatuh sakit, Anda perlu mengeluarkan biaya atau tenaga untuk mendapatkan kembali kesehatan Anda. Anda bahkan siap menjalani operasi bedah jika itu diperlukan untuk menyelamatkan hidup Anda.
Namun berapa banyak pengorbanan yang kita lakukan untuk berbuat baik atau menjadi kudus? Kita tahu bahwa kehidupan sekarang ini singkat dan hanyalah cikal bakal kehidupan sejati yang kekal. Maka, kita hendaknya dapat menghargai kedalaman pertanyaan Yesus Kristus ini: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat. 16:26)
Kita tidak dilarang untuk memperhatikan urusan duniawi. Seringkali, sudah menjadi tugas kita untuk melakukannya. Namun perhatian pertama kita harus selalu menyelamatkan jiwa kita dan orang-orang di sekitar kita, karena untuk itulah Tuhan menciptakan kita.
Dengan mengingat tujuan ini, kita hendaknya bersiap tidak hanya untuk melakukan pengorbanan yang lebih besar daripada yang kita lakukan demi kesejahteraan materi kita, namun kita juga harus bersiap untuk mati daripada menyinggung Tuhan dan memaparkan diri kita pada bahaya kutukan kekal.
Jika Anda jatuh sakit, Anda perlu mengeluarkan biaya atau tenaga untuk mendapatkan kembali kesehatan Anda. Anda bahkan siap menjalani operasi bedah jika itu diperlukan untuk menyelamatkan hidup Anda.
Namun berapa banyak pengorbanan yang kita lakukan untuk berbuat baik atau menjadi kudus? Kita tahu bahwa kehidupan sekarang ini singkat dan hanyalah cikal bakal kehidupan sejati yang kekal. Maka, kita hendaknya dapat menghargai kedalaman pertanyaan Yesus Kristus ini: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat. 16:26)
Kita tidak dilarang untuk memperhatikan urusan duniawi. Seringkali, sudah menjadi tugas kita untuk melakukannya. Namun perhatian pertama kita harus selalu menyelamatkan jiwa kita dan orang-orang di sekitar kita, karena untuk itulah Tuhan menciptakan kita.
Dengan mengingat tujuan ini, kita hendaknya bersiap tidak hanya untuk melakukan pengorbanan yang lebih besar daripada yang kita lakukan demi kesejahteraan materi kita, namun kita juga harus bersiap untuk mati daripada menyinggung Tuhan dan memaparkan diri kita pada bahaya kutukan kekal.