| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Doa Rosario Misteri Sedih Ketiga: Yesus dimahkotai duri

    
Anthonie van Dyck  (1599–1641)


Setelah Yesus dicambuk meskipun ia percaya bahwa Yesus tidak bersalah, Pilatus menunjukkan Dia kepada orang banyak dengan harapan sia-sia bahwa, ketika mereka melihat tubuh-Nya yang berdarah, kebencian mereka akan diredakan. Tidak ada gunanya. Massa yang marah terus berteriak: “Salibkan Dia!” (Lukas 23:21) Lalu Pilatus, dengan sikap yang memalukan dan menunjukkan ketidakadilan, menyerahkan Yesus kepada kehendak para algojo Yahudi. “Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya.” (Lukas 23:25)

Mungkin sebelum Pilatus menunjukkan Dia kepada orang banyak untuk kedua kalinya (lih. Yoh 19:4), pemandangan menyedihkan tentang dimahkotai duri terjadi. “Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya.” (Markus 15:16-19)

Rabu, 11 Oktober 2023 Hari Biasa Pekan XXVII

Rabu, 11 Oktober 2023
Hari Biasa Pekan XXVII


"Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or. 1). "Ketika Tuhan mewariskan kepada kita rumusan doa ini, Ia menambahkan pula: "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Luk 11:9). Jadi setiap orang dapat menyampaikan pelbagai macam doa ke surga seturut kebutuhannya; tetapi ia harus selalu mulai dengan doa Tuhan, yang merupakan doa utama" (Tertulianus, or. 10). --- Katekismus Gereja Katolik, 2761
 

  
Antifon Pembuka (Mzm 86:9-10)

Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
     

Doa Pagi
 

  Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, Engkau selalu memperhatikan setiap orang, meski ia berdosa dan mengingkari Engkau. Kami bersyukur, karena demikian besar cinta dan belas kasih-Mu; dan kami mohon semoga kami bersedia berbuat baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   

   
Karya: petekarici/istock.com
Bacaan dari Nubuat Yunus (4:1-11)
   
"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"
    
Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku. Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati. Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Doa Rosario Misteri Sedih Kedua: Yesus didera



Pikirkan tentang cara Yesus disesah. Tubuh suci-Nya ditelanjangi oleh para prajurit yang mengejek, tangan-Nya diikat dan Dia diikat pada sebuah tiang. Para prajurit maju dengan cambuk mereka dan mulai memukulinya tanpa ampun. Saat darah-Nya mengalir deras ke tanah, Yesus gemetar kesakitan dan mengerang setengah tertahan. Namun hantaman baru terus menghujani daging-Nya yang memar. Jadi nubuatan ini digenapi di mana Yesaya menggambarkan hukuman atas orang-orang terpilih, yang dosa-dosanya dan hukumannya telah dipilih oleh Penebus ilahi untuk ditanggung oleh diri-Nya sendiri. “Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur ......” (Yesaya 1:6)

Melalui siksaan yang mengerikan ini Yesus ingin memberikan penebusan dosa secara khusus bagi dosa-dosa daging. Pada zaman dahulu, dosa-dosa yang tidak murni memicu murka Allah sehingga dosa-dosa tersebut terhapuskan oleh air bah. Sekarang dosa-dosa ini masih tak terhitung jumlahnya baik di kalangan penyembah berhala dan, di dunia Kristen, dosa-dosa ini dihapuskan oleh darah Yesus Kristus yang menyelamatkan, yang datang ke bumi untuk melakukan silih atas segala kejahatan manusia.

Selasa, 10 Oktober 2023 Hari Biasa Pekan XXVII

Selasa, 10 Oktober 2023
Hari Biasa Pekan XXVII 
 
Kamu akan tetap selamat jika kamu tidak membiarkan rasa sombong menguasai dirimu dan jika kamu tidak memisahkan diri dari Yesus. (St. Ignatius dari Antiokhia)
   
Antifon Pembuka (Mzm 130:1-2)

Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan. Tuhan, dengarkanlah suaraku. Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.

Doa Pagi


Allah Bapa kami Yang Maharahim, Engkau menawari kami hidup dan keselamatan dan memanggil kami kembali bila tersesat. Bangunlah kembali hati dan semangat kami, bukalah mata kami terhadap kebutuhan zaman sekarang, singkirkanlah kejahatan dan penuhilah kami dengan kekuatan Roh-Mu yang membawa kebebasan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Karya: thanasus/istock.com
Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)    
   
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan Tuhan menaruh belas kasih."
    
Untuk kedua kalinya Tuhan bersabda kepada Yunus, “Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kusabdakan kepadamu.” Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan sabda Tuhan. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, “Empat puluh hari lagi maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik dewasa maupun anak-anak mengenakan kain kabung. Setelah kabar itu sampai kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya; diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.” Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Orang Kudus hari ini: 09 Oktober 2023 St. Dionisius, Uskup dkk, Martir, dan St. Yohanes Leonardus, Imam


 Hari ini, Gereja memperingati St. Dionisius (Denis), Uskup dan rekan-rekannya dalam kemartiran, serta peringatan St. Yohanes Leonardus, abdi Allah yang saleh dan imam, pendiri Ordo Klerus Regula Bunda Allah dari Lucca / Ordo Clericorum Regularium Matris Dei (O.M.D.). Pertama-tama, St. Dionisius (Denis) adalah Uskup Paris pada pertengahan abad ketiga, di mana ia dikenang karena kemartirannya yang paling ajaib di antara banyak orang lainnya, yang tertindas dan menjadi martir selama penganiayaan hebat terhadap orang-orang Kristen oleh Kaisar Romawi Desius. St Dionisius (Denis) ditangkap dan disiksa setelah usahanya dalam mempertobatkan banyak orang kafir membuat banyak imam dan pejabat kafir takut pada mereka, dan dia serta yang lainnya dibawa ke sebuah bukit tempat mereka dieksekusi, dan St. Dionisius (Denis) dipenggal. Namun, secara ajaib, St. Denis masih terus berkhotbah meskipun kepalanya telah terpenggal dari tubuhnya, berjalan beberapa mil sebelum akhirnya meninggal di lokasi di mana sebuah Basilika besar untuk menghormatinya sekarang berdiri. Tidak sedikit yang menjadi beriman melalui peristiwa ajaib ini. Dia meninggal sebagai martir sekitar tahun 250 atau 270 dan dimakamkan di tempat basilika St Denis berdiri. 

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Doa Rosario: Misteri Sedih Pertama: Penderitaan Yesus di Taman Getsemani

Giorgio Vasari  (1511–1574)


Kehidupan Maria, seperti kehidupan Putra ilahinya, adalah kehidupan yang penuh penderitaan dan pengorbanan.

Ketika Simeon menggendong Putra ilahi dalam pelukannya, dia telah bernubuat: “Anak ini ditentukan untuk kejatuhan dan kebangkitan banyak orang di Israel, dan untuk sebuah tanda yang akan ditentang. Dan jiwamu sendiri akan ditusuk oleh pedang.” (Bdk. Luk 2:35) Ada penderitaan sejak awal – dalam perjalanan yang sulit dari Nazaret ke Betlehem untuk memenuhi kewajiban sensus; dalam penolakan masyarakat Betlehem untuk memberikan perlindungan kepada Keluarga Kudus; dalam kelahiran Yesus di sebuah gua yang dingin; dalam pelarian ke Mesir untuk menghindari kekejaman Herodes; kehilangan Yesus ketika Dia berumur dua belas tahun; dalam kehidupan keras seorang pengrajin sederhana di Nazareth; dalam kesulitan kehidupan publik Yesus; dan dalam tragedi terakhir yang membawa Yesus dari Getsemani ke Golgota, dan dari Golgota ke kubur.

Bacaan Harian: 09 - 15 Oktober 2023

Senin, 09 Oktober 2023: Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Yun. 1:1-17; 2:10; MT Yun. 2:2-4,7; Luk. 10:25-37. 

Selasa, 10 Oktober 2023: Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Yun. 3:1-10; Mzm. 130:1-2,3-4ab,7-8; Luk. 10:38-42. 

Rabu, 11 Oktober 2023: Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Yun. 4:1-11; Mzm. 86:3-4,5-6,9-10; Luk. 11:1-4. 

Kamis, 12 Oktober 2023: Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Mal. 3:13-4:2a; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 11:5-13. 

Jumat: 13 Oktober 2023: Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Yl. 1:13-15;2:1-2; Mzm. 9:2-3,6,16,8-9; Luk. 11:15-26. 

Sabtu, 14 Oktober 2023: Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Yl. 3:12-21; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Luk. 11:27-28. 

Minggu, 15 Oktober 2023: Hari Minggu Biasa XXVIII (H).
Yes. 25:6-10a; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Flp. 4:12-14,19-20; Mat. 22:1-14 (Mat. 22:1-10). 
 
 
Credit:ThamKC/istock.com

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy