| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Doa Rosario Misteri Sedih Kelima: Penyaliban

 
Artist     
Bernardino Luini  (–1532)



Akhirnya Yesus mencapai Golgota, terengah-engah dan sangat kelelahan. Alat penyiksaan diambil dari-Nya dan diletakkan di atas tanah. Penebus ilahi kita menderita kesakitan yang luar biasa ketika pakaian-Nya kembali dilucuti, yang menempel pada luka-luka-Nya. Kini Dia direntangkan, sebagai korban yang tidak bersalah, di atas altar pengorbanan, yaitu Salib. Salah satu algojo menggenggam tangan-Nya, menusuknya dengan paku besar, dan menempelkannya pada kayu. Kemudian dia melakukan hal yang sama dengan tangan yang lain dan dengan kedua kakinya. Ibunya ada di dekatnya. Dalam hatinya ia merasakan hantaman palu yang mengoyak daging hidup Yesus. Yesus tetap diam, “seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih” (Yer. 11:19)

Sekarang para algojo mengangkat Salib dan memasangnya di ruang yang sudah disiapkan untuk itu. Kejutan dari dampak ini mengirimkan getaran rasa sakit ke seluruh anggota dan seluruh tubuh Korban. Lihatlah Dia sekarang, tergantung di antara Surga dan bumi, perantara antara Tuhan dan umat manusia, korban penebusan dosa-dosa manusia yang tak terhitung banyaknya.

Jumat, 13 Oktober 2023 Hari Biasa Pekan XXVII

Jumat, 13 Oktober 2023
Hari Biasa Pekan XXVII

“Siapapun yang memisahkan diri dari Gereja …. terpisah dari janji-janji Gereja.; ia yang meninggalkan Gereja tidak akan memperoleh penghargaan dari Kristus…Ia tak dapat memiliki Tuhan sebagai Bapa-Nya, yang tidak mempunyai Gereja sebagai ibunya; …. Siapapun yang menghancurkan damai dan harmoni Kristus, bertindak melawan Kristus; barangsiapa mengumpulkan di tempat lain di luar Gereja, mencerai-beraikan Gereja Kristus…. Jika seseorang tidak menjaga kesatuan ini, ia tidak menjaga hukum Tuhan, ia telah kehilangan iman akan Bapa, Putra dan ia telah kehilangan hidupnya dan jiwanya” (St. Siprianus, The Unity of the Catholic Church, 6).

Antifon Pembuka (Mzm 9:2-3)

Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.

Doa Pagi


Allah Bapa, Benteng Kekuatan kami, berkenanlah menjaga kelangsungan semangat Yesus Putra-Mu dalam diri kami. Semoga kami rukun bersatu padu dan selalu bersedia membangun kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   
Karya:Tinnakorn Jorruang/istock.com

Bacaan dari Nubuat Yoel (1:13-15;2:1-2)   
  
"Hari Tuhan yang gelap gulita dan kelam kabut."
   
Hai para imam, kenakanlah pakaian kabung dan mengeluhlah. Merataplah, hai para pelayan mezbah. Masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah lama di rumah Allahmu tiada kurban sajian dan kurban curahan. Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya. Kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah Tuhan Allahmu, dan berteriaklah kepada Tuhan. Wahai, hari itu! Sungguh, hari Tuhan sudah dekat, datangnya seperti hari pemusnahan dari Yang Mahakuasa. Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari Tuhan datang, sebab hari itu sudah dekat. Suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat. Seperti fajar di atas gunung-gunung terbentanglah suatu bangsa yang besar dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu, turun-temurun, pada masa yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Doa Rosario Misteri Sedih Keempat: Jalan Menuju Kalvari

Lukisan, c.1446 oleh pelukis Florentine Biagio d'Antonio di Louvre di Paris.

 Dicambuk, dimahkotai duri, dan dicemooh, Yesus akhirnya dijatuhi hukuman mati. Dibebani dengan Salib, Dia berangkat ke tempat eksekusi di tengah kerumunan musuh, penghujat, dan spekulan yang menganggur. Di antara mereka hanya ada kelompok kecil yang bersimpati kepada Yesus, yaitu Maria Ibunya, para perempuan saleh, dan Rasul terkasih, St. Yohanes.

Penebus ilahi berjalan maju dengan susah payah di bawah beban berat Salib. Dia telah kehilangan banyak darah di Getsemani dan selama penderaan dan penobatan duri. Kekuatan-Nya tampaknya melemah, namun kasih menopang-Nya. Sambil memandang ke sekeliling-Nya dengan lemah, Dia melihat orang-orang Yahudi yang mengejek, tentara Romawi yang acuh tak acuh dan tidak sopan, dan kerumunan penonton yang penasaran mencari sesuatu untuk menghibur mereka. Apakah tidak ada orang lain? Di manakah mereka yang Dia sembuhkan secara ajaib, dan mereka yang Dia hibur dan ampuni? Apakah tidak ada seorang pun yang merasa kasihan pada-Nya? Tiba-tiba kerumunan itu terdiam. Seorang perempuan, pucat dan menangis, mendekati-Nya, didukung oleh teman-temannya. Dia menentang perintah para prajurit dan cemberut para algojo, dan mendekati-Nya.

Di sana-sini terdengar gumaman: Pasti ibunya, perempuan malang! Yesus dan Maria saling memandang. Mustahil bagi kita untuk menebak kedalaman cinta yang terkandung dalam pertukaran pandang penuh kasih itu. Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun, karena tidak ada kata yang dapat mengungkapkan kesedihan mereka atau mengungkapkan cinta mereka. Mereka memandang dan memahami satu sama lain, mempersembahkan diri mereka sebagai bencana demi penebusan umat manusia yang tidak patuh.

Kamis, 12 Oktober 2023 Hari Biasa Pekan XXVII

Kamis, 12 Oktober 2023
Hari Biasa Pekan XXVII
 
“Tutuplah telingamu, kalau ada orang mengajar kamu tanpa berbicara tentang Yesus Kristus” (St. Ignasius dari Antiokhia)

 
Antifon Pembuka (Luk 11:9)

Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahabaik, Engkaulah sahabat siapa saja yang mencari Engkau. Semoga permohonan mereka Kaukabulkan, dan mereka Kaubuat gembira dan tenang.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.    
    
Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:13 - 4:2a)
   
    
"Hari Tuhan akan datang, menyala seperti api."
  
Tuhan bersabda kepada orang-orang fasik, "Bicaramu tentang Aku kurang ajar. Meskipun demikian kalian bertanya, 'Apakah yang kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?' Kalian berkata, 'Sia-sialah beribadat kepada Allah! Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap Allah dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam? Itulah sebabnya kita memuji bahagia orang-orang yang gegabah. Sebab mujurlah orang-orang yang berbuat jahat itu! Mereka mencobai Allah, namun luput juga.' Sebaiknya orang-orang yang takwa berbicara demikian, 'Tuhan memperhatikan dan mendengarkan kita; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takwa kepada Tuhan dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.' "Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri," sabda Tuhan semesta alam, "pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. Maka kalian akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang jahat, antara orang yang beribadat kepada Allah dan orang yang tidak beribadat kepada-Nya. Sesungguhnya hari itu akan datang, menyala seperti api. Maka semua orang gegabah dan orang fasik akan menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang akan datang itu," sabda Tuhan semesta alam. "Mereka akan habis sampai ke akar dan cabangnya. Tetapi kalian yang takwa, bagi kalian akan terbit surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Doa Rosario Misteri Sedih Ketiga: Yesus dimahkotai duri

    
Anthonie van Dyck  (1599–1641)


Setelah Yesus dicambuk meskipun ia percaya bahwa Yesus tidak bersalah, Pilatus menunjukkan Dia kepada orang banyak dengan harapan sia-sia bahwa, ketika mereka melihat tubuh-Nya yang berdarah, kebencian mereka akan diredakan. Tidak ada gunanya. Massa yang marah terus berteriak: “Salibkan Dia!” (Lukas 23:21) Lalu Pilatus, dengan sikap yang memalukan dan menunjukkan ketidakadilan, menyerahkan Yesus kepada kehendak para algojo Yahudi. “Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya.” (Lukas 23:25)

Mungkin sebelum Pilatus menunjukkan Dia kepada orang banyak untuk kedua kalinya (lih. Yoh 19:4), pemandangan menyedihkan tentang dimahkotai duri terjadi. “Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya.” (Markus 15:16-19)

Rabu, 11 Oktober 2023 Hari Biasa Pekan XXVII

Rabu, 11 Oktober 2023
Hari Biasa Pekan XXVII


"Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or. 1). "Ketika Tuhan mewariskan kepada kita rumusan doa ini, Ia menambahkan pula: "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Luk 11:9). Jadi setiap orang dapat menyampaikan pelbagai macam doa ke surga seturut kebutuhannya; tetapi ia harus selalu mulai dengan doa Tuhan, yang merupakan doa utama" (Tertulianus, or. 10). --- Katekismus Gereja Katolik, 2761
 

  
Antifon Pembuka (Mzm 86:9-10)

Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
     

Doa Pagi
 

  Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, Engkau selalu memperhatikan setiap orang, meski ia berdosa dan mengingkari Engkau. Kami bersyukur, karena demikian besar cinta dan belas kasih-Mu; dan kami mohon semoga kami bersedia berbuat baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   

   
Karya: petekarici/istock.com
Bacaan dari Nubuat Yunus (4:1-11)
   
"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"
    
Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku. Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati. Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Doa Rosario Misteri Sedih Kedua: Yesus didera



Pikirkan tentang cara Yesus disesah. Tubuh suci-Nya ditelanjangi oleh para prajurit yang mengejek, tangan-Nya diikat dan Dia diikat pada sebuah tiang. Para prajurit maju dengan cambuk mereka dan mulai memukulinya tanpa ampun. Saat darah-Nya mengalir deras ke tanah, Yesus gemetar kesakitan dan mengerang setengah tertahan. Namun hantaman baru terus menghujani daging-Nya yang memar. Jadi nubuatan ini digenapi di mana Yesaya menggambarkan hukuman atas orang-orang terpilih, yang dosa-dosanya dan hukumannya telah dipilih oleh Penebus ilahi untuk ditanggung oleh diri-Nya sendiri. “Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur ......” (Yesaya 1:6)

Melalui siksaan yang mengerikan ini Yesus ingin memberikan penebusan dosa secara khusus bagi dosa-dosa daging. Pada zaman dahulu, dosa-dosa yang tidak murni memicu murka Allah sehingga dosa-dosa tersebut terhapuskan oleh air bah. Sekarang dosa-dosa ini masih tak terhitung jumlahnya baik di kalangan penyembah berhala dan, di dunia Kristen, dosa-dosa ini dihapuskan oleh darah Yesus Kristus yang menyelamatkan, yang datang ke bumi untuk melakukan silih atas segala kejahatan manusia.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy