Yesus tidak mungkin tetap tidak bernyawa di dalam kubur. Dia adalah Manusia-Allah, penakluk dosa dan kematian. Dia rela tunduk pada semua kondisi keberadaan manusia kecuali dosa; oleh karena itu, Dia menderita dan mati demi cinta kita.
Namun, seperti yang telah dinubuatkan-Nya, Dia bangkit dengan mulia dari kubur pada hari ketiga. Kebangkitan ini dibuktikan secara historis dengan cara yang paling pasti melalui perilaku para Rasul, yang pada awalnya merasa putus asa dan tidak percaya, dan diubah menjadi pahlawan dan martir melalui penampakan Yesus yang mulia. Hal ini ditegaskan oleh ketegaran dan tipu daya orang-orang Yahudi, yang bahkan menyuap para prajurit yang menjaga makam agar tidak mengungkapkan kebenaran. Terlebih lagi, hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa Rasul Tomas menolak untuk percaya pada Kebangkitan sampai dia meletakkan jarinya di luka Penebus, yang kemudian menampakkan diri kepadanya.
Kita membaca dalam Injil dan Kisah Para Rasul bahwa Yesus yang bangkit menampakkan diri berkali-kali kepada para Rasul untuk meneguhkan iman mereka, untuk berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah, dan untuk memberi mereka instruksi dan perintah terakhir-Nya. Kita juga membaca bahwa Dia menampakkan diri kepada Maria Magdalena untuk membalas kasihnya yang besar dan untuk menghiburnya. Kita tidak pernah membaca bahwa Dia menampakkan diri kepada Bunda terkasih-Nya, Maria. Namun, hati memberi tahu kita apa yang tidak disebutkan dalam Injil. Tentunya tidak mungkin untuk mengira bahwa Yesus yang telah bangkit tidak akan segera memeluk dan menghibur perempuan yang telah melahirkan Dia dalam rahimnya yang suci dan begitu mengasihi Dia sehingga dia mengikuti Dia sampai ke kaki Salib?