| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Orang Kudus hari ini: 10 November 2023 Paus St. Leo Agung, Pujangga Gereja

Fr Lawrence Lew, O.P. | Flickr CC BY-NC-ND 2.0
Hari ini, Gereja memperingati Paus St. Leo Agung, Pujangga Gereja, yang kehidupan, karya, dan inspirasinya dapat menjadi sumber inspirasi yang baik bagi diri kita sendiri tentang bagaimana kita harus menghayati iman kita dalam kehidupan sehari-hari agar kita menjadi bagian yang benar-benar layak dari Kerajaan Allah yang kekal dan mulia.  St. Leo Agung lahir di Tuscany dan ditahbiskan menjadi diakon saat masih muda. Dia menjadi terkenal dengan menjadi penasihat Paus Saint Celestine I dan Paus Sixtus III. Dia terpilih sebagai paus pada tahun 440, saat menjalankan misi penjaga perdamaian ke Gaul. Paus St. Leo Agung memimpin Gereja selama masa yang penuh gejolak baik di dunia sekuler dan juga di dalam Gereja, namun, ia berkomitmen untuk memimpin Gereja melalui saat-saat sulit itu, menunjukkan kepemimpinannya bagi umatnya melalui masa-masa yang paling menantang. . Paus St. Leo Agung terkenal karena pertikaiannya dengan Attila sang Hun yang kuat, raja Hun yang mengamuk yang kemudian menyerang Kekaisaran Romawi dan akan datang ke Roma. Paus St. Leo Agung berdiri di gerbang Roma dan berhasil meyakinkan raja Hun untuk berbalik dan kembali ke tanah airnya, menyelamatkan kawanannya dari banyak kehancuran dan kematian.

Jumat, 10 November 2023 Peringatan St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja

 

Jumat, 10 November 2023
Peringatan St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja

“Apa yang ditaburkan seseorang, itu akan dituai juga, dan upah seseorang itu sesuai dengan perbuatannya” (St. Leo Agung)


Antifon Pembuka (Sir 45:30)

Tuhan mengikat perjanjian damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat dan memberinya martabat imam agung.


Doa Pembuka


Ya Allah, Engkau menghendaki agar Gereja-Mu dibangun di atas wadas kokoh Rasul Petrus tak pernah dikalahkan oleh kekuatan mereka. Kami mohon semoga berkat doa Santo Leo Agung, umat-Mu berpegang teguh pada kebenaran-Mu dan selalu dilindungi dalam damai-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   

Public Domain
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (15:14-21)   
    
"Aku menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi supaya mereka diterima Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya."
   
Saudara-saudara, aku sendiri yakin bahwa kalian penuh dengan kebaikan dan segala pengetahuan, dan bahwa kalian sanggup untuk saling menasihati. Namun karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana-sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kalian, bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Aku boleh melayani pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus. Maka aku boleh bermegah dalam Kristus tentang pelayananku bagi Allah. Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus dengan perantaraanku. Demikian Ia telah memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, berkat perkataan dan perbuatan, berkat tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat, dan berkat kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah mewartakan Injil Kristus dengan sepenuh-penuhnya. Dan dalam pewartaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain. Tetapi aku mengikuti ayat Kitab Suci yang berbunyi: "Mereka yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka yang belum pernah mendengar tentang Dia, akan mengertinya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Jiwa-jiwa di Api Penyucian (Bagian 2)


 
 
 Seperti yang dikatakan Kitab Suci, berdoa bagi orang mati adalah suatu pemikiran yang suci dan bermanfaat. (2 Mak. 12:45) Namun, selain bermanfaat bagi mereka, hal ini juga bermanfaat bagi diri kita sendiri. Ada dua alasan untuk hal ini: (a) Pengabdian kepada orang-orang beriman yang telah meninggal mengingatkan kita bahwa bahkan dosa ringan, kecerobohan, dan sikap suam-suam kuku, suatu hari nanti akan dihukum dengan sangat berat. Hasilnya, kita terdorong dalam upaya kita untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. (b) Yang kedua, kita tahu bahwa jiwa-jiwa di Api Penyucian adalah suci dan sudah berada di ruang depan Surga, yang ingin mereka capai namun mereka terpisah jauh karena ketidaksempurnaan yang masih harus mereka sucikan. Jika kita dapat membantu mereka dengan doa kita untuk masuk Surga bahkan sedikit lebih awal dari perkiraan mereka, mereka pasti akan menjadi perantara bagi kita di hadapan Tuhan setiap saat dan khususnya pada saat kematian. Sebagai rasa syukur mereka, mereka akan memohon bagi kita semua rahmat yang kita butuhkan. “Apa pun yang kita lakukan untuk jiwa-jiwa yang telah meninggal,” kata St. Ambrosius, “bermanfaat bagi kita sendiri; setelah kematian, hal itu akan dikembalikan kepada kita dengan keuntungan.” Sementara kita membantu orang-orang yang kita sayangi untuk secepat mungkin naik ke dalam kebahagiaan abadi Surga, sungguh melegakan mengetahui bahwa suatu hari perlindungan mereka akan memungkinkan kita untuk bergabung dengan mereka di sana.

Kamis, 09 November 2023 Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran

 

Kamis, 09 November 2023
Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran

“Sebelum dibaptis kita semua kediaman setan; setelah dibaptis kita menjadi kenisah Kristus.” (St. Caesarius dari Arles)

Antifon Pembuka (bdk. Why 21:2)

Kulihat kota yang suci, Yerusalem yang baru, turun dari surga, dari Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

I saw the holy city, a new Jerusalem, coming down out of heaven from God, prepared like bride adorned for her husband

atau (bdk. Why 21:3)

Lihatlah, kemah Allah di antara manusia! Dia akan berdiam bersama mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya dan Allah-bersama-mereka ini akan menjadi Allah mereka.

Behold God's dwelling with the human race. He will dwell with them and they will be his people, and God himself with them will be their God.


atau (Mzm 68:6,7,36,2)

Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.

Pengantar


Hari ini kita merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran. Basilika agung ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus Agung, putra Santa Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Kristiani, Basilika ini merupakan Basilika agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga-abad lebih berada di dalam kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir. Pemberkatannya yang kita peringati pada hari ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu. Basilika Lateran merupakan Takhta Paus, bukan Basilika St. Petrus sebagaimana yang anda kira selama ini. Ketika Paus menetapkan dogma, Beliau berbicara dari Takhtanya di Basilika Lateran ini. Di Basilika Lateran inilah Kursi Petrus berada. Mula-mula pesta ini hanya dirayakan di Roma, namun lama kelamaan menjadi pesta bagi seluruh Gereja. Dalam pesta ini, selain kita mengenang dan memperingati kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, kita juga mau mengungkapkan cinta kasih dan kesatuan kita dengan Uskup Roma, yang sekaligus menjabat sebagai Paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta kasih Kristus. Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang Gereja, Umat Allah.

Doa Pagi

Ya Allah, dari batu-batu hidup dan terpilih Engkau telah menyiapkan tempat tinggal yang kekal bagi keagungan-Mu. Lipatgandakanlah di dalam Gereja-Mu anugerah Roh yang telah Engkau berikan, agar umat yang setia kepada-Mu senantiasa bertambah.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   
Norbert Staudt | CC BY 2.0

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-2.8-9.12)    
  
"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."
 
Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke gerbang Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu, mengalir menuju timur, sebab Bait Suci itu juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin; maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak pernah layu, dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Jiwa-jiwa di Api Penyucian (Bagian 1)


 Kita mempunyai kewajiban alamiah untuk menolong orang-orang beriman yang telah meninggal, karena mereka adalah sesama manusia. Apakah kita mampu menyaksikan orang lain menderita tanpa merasa kasihan padanya? Terlebih lagi, jika ada cara yang dapat kita gunakan untuk membantunya, bukankah sebaiknya kita melakukannya? Namun jiwa-jiwa suci berada dalam penderitaan; mereka berkobar-kobar dengan kasih Tuhan, namun tidak dapat bersatu dengan-Nya. Kita mempunyai sarana untuk membantu mereka melalui doa dan perbuatan baik kita.

Ada kewajiban lebih lanjut pada kita yang timbul dari agama kita. Mereka telah ditebus, sama seperti kita, oleh darah Kristus, dan Allah telah mengatakan kepada kita bahwa suatu hari kelak mereka akan menunjukkan belas kasihan yang sama seperti yang kita tunjukkan kepada orang lain. Waktunya akan tiba ketika kita juga akan berada di Api Penyucian dan membutuhkan doa. Jika kita mengingat orang mati sekarang, suatu hari mereka akan mampu melakukan hal yang sama untuk kita. Berbahagialah orang yang penuh belas kasihan, kata Yesus, karena mereka akan memperoleh belas kasihan.

Rabu, 08 November 2023 Hari Biasa Pekan XXXI

 
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
Rabu, 08 November 2023
Hari Biasa Pekan XXXI
  
O Kristus, ubahlah daku sehingga hidupku melulu merupakan pantulan cahaya hidup-Mu. --- St. Elisabet dari Tritunggal

  

Antifon Pembuka (Mzm 112:1.4)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
 
Doa Pagi


Allah Bapa kami Maha Pengasih, perkenankanlah kami mengikuti Putra-Mu dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Janganlah kami sampai berutang kepada sesama selain berutang cinta kasih. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (13:8-10)
      
  
"Kasih itu kegenapan hukum."
   
Saudara-saudara, janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Persekutuan Para Kudus


 
 
Persekutuan Para Kudus adalah salah satu doktrin agama kita yang paling menghibur. Dogma ini meyakinkan kita bahwa Gereja yang militan, menderita, dan jaya adalah satu keluarga yang anggotanya terikat bersama oleh ikatan kasih ilahi. Sebagaimana para Orang Kudus di Surga mengasihi dan mendoakan kita dan jiwa-jiwa di Api Penyucian, demikian pula jiwa-jiwa yang menderita mengasihi dan menjadi perantara bagi kita, dan oleh karena itu kita hendaknya mengasihi dan berdoa bagi mereka. Ini adalah harmoni rangkap tiga cinta dan doa, sebuah himne yang naik ke takhta Tuhan dari tempat ziarah kita, dari wilayah penebusan di mana jiwa-jiwa yang terpisah berkobar dengan keinginan untuk bersatu dengan Pencipta mereka, dan dari kegembiraan paduan suara Surga. Hasilnya adalah tercurahnya rahmat ilahi pada diri kita sendiri dan pada jiwa-jiwa di Api Penyucian.

Oleh karena itu, jiwa-jiwa orang mati, baik mereka yang diberkati di Surga maupun yang sedang menebus dosa-dosa mereka di Api Penyucian, dipersatukan dengan kita dalam hal mereka mengasihi kita dan berdoa bagi kita. Antara mereka dan kita ada hubungan yang nyata namun tidak terlihat, pertukaran pemikiran, kasih sayang, dan doa. Ada semua elemen persahabatan yang sejati dan langgeng.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy