| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 20 November 2023 Hari Biasa Pekan XXXIII

 
Senin, 20 November 2023
Hari Biasa Pekan XXXIII
 
'Setiap orang -- di masa lalu, sekarang, dan masa depan -- akan dinilai. Maka sekaranglah waktunya untuk berbelas kasihan, sedangkan waktu yang akan datang adalah waktu untuk keadilan saja. Oleh karena itu, saat ini adalah milik kita, tetapi waktu yang akan datang hanya milik Tuhan!' (St. Thomas Aquinas)

   
Antifon Pembuka (bdk. Yoh 8:12)

Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Maharahim, ampunilah kami dan perkenankanlah kami memandang Engkau dalam diri Yesus, Putra Daud. Semoga kami dapat mengimani Sabda-Nya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang masa. Amin.
Siouxfall Diocese
 
Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (1:10-15.41-43.54-57.62-64)   
 
"Kemurkaan hebat menimpa umat."
 
Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera Raja Antiokhus. Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tigapuluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, “Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka.” Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain. Mereka pun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan. Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun 145 raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban. Kitab-kitab Taurat yang diketemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat, ia dihukum mati oleh pengadilan raja. Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus. Dan mereka mati juga. Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Setia pada Yesus

 

 
 
 St Yohanes Penginjil menceritakan bagaimana, setelah mukjizat penggandaan roti, Yesus Kristus ingin membuat orang-orang mengerti bahwa Dia akan memberi manusia roti yang jauh lebih berharga, yaitu, diri-Nya sendiri, roti hidup, yang hidup, roti yang turun dari surga. Karena orang banyak yang mengelilingi Dia masih belum mengerti, Dia menambahkan: “Akulah roti hidup yang turun dari surga. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang akan Kuberikan adalah daging-Ku untuk kehidupan dunia.”

Namun pada tahap ini, orang-orang Yahudi mulai berdebat satu sama lain. “Bagaimana orang ini bisa memberi kita daging-Nya untuk dimakan?” Yesus berusaha menghilangkan semua keraguan dengan jawaban-Nya. “Jikalau kamu tidak memakan daging Anak Manusia dan meminum darah-Nya, kamu tidak akan mempunyai hidup di dalam dirimu… Barangsiapa memakan daging-Ku dan meminum darah-Ku, ia akan tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup telah mengutus Aku, dan sama seperti Aku hidup oleh Bapa, demikian pula barangsiapa memakan Aku, ia juga akan hidup karena Aku.” (Lih. Yoh 6:48-58)

Minggu, 19 November 2023 Hari Minggu Biasa XXXIII

 

Minggu, 19 November 2023
Hari Minggu Biasa XXXIII
    
 Tidak ada seorangpun yang mempunyai kepastian yang sempurna bahwa dia akan termasuk dalam bilangan orang-orang yang terpilih atau bahwa dia akan bertekun terus dalam kebajikan sampai ia wafat (Konsili Trente, 6, Kan. 15,16)
   
Antifon Pembuka (Bdk. Yer 39:11.12.14)
  
Aku memikirkan rancangan damai, bukan bencana; kamu akan berseru kepada-Ku dan Aku akan mendengarkan kamu; Aku akan membawa kamu kembali dari semua tempat pembuanganmu.
  
The Lord said: I think thoughts of peace and not of affliction. You will call upon me, and I will answer you, and I will lead back your captives from every place.
   
Dicit Dominus: Ego cogito cogitationes pacis, et non afflictionis: invocabitis me, et ego exaudiam vos: et reducam captivitatem vestram de cunctis locis.
   
Doa Pagi
    
Ya Tuhan, Allah kami, bantulah agar kami selalu bersukacita dalam mengabdi Engkau. Sebab kebahagiaan kami hanya akan sempurna dan kekal jika kami selalu mengabdi kepada-Mu, sumber segala yang baik. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Amsal (31:10-13.19-20.30-31)
    

"Ia senang bekerja dengan tangannya"
    
Isteri yang cakap, siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Isteri yang cakap berbuat baik kepada suaminya, dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari jemarinya memegang alat pemintal. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Kemolekan adalah bohong, dan kecantikan adalah sia-sia; tetapi isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Sabtu, 18 November 2023 Peringatan Pemberkatan Basilika St. Petrus dan Basilika St. Paulus

 

Public Domain
 
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, hari ini Gereja merayakan Peringatan Pemberkatan tidak hanya satu tetapi dua Basilika Utama Kepausan yang besar di Roma, yaitu Basilika Santo Petrus dan Basilika Santo Paulus di luar tembok Vatikan. Kedua Basilika ini adalah dua dari empat Basilika Utama Kepausan, yang berada tepat dibawah Basilika terpenting dan Bunda semua Gereja, yaitu Basilika Agung St. Yohanes Lateran, atau Basilika Lateran, yang Dedikasinya baru saja kita rayakan awal pekan lalu. Meskipun Basilika Lateran pertama-tama didedikasikan kepada Tuhan Sendiri, Juruselamat Yang Mahakudus, kedua Basilika agung ini didedikasikan setelah dua pelindung besar Gereja khususnya di Roma, yaitu Santo Petrus Rasul, dan St. Paulus.

Oleh karena itu, pada hari ini, adalah tepat bagi kita untuk mengingatkan diri kita sendiri tentang dua Rasul yang dengannya kedua Basilika agung itu, Rumah Tuhan dinamai. Santo Petrus dan Santo Paulus keduanya adalah Santo pelindung Roma dan karenanya Gereja Katolik, dan peran mereka dalam pendirian Gereja di Roma, jantung Kekaisaran Romawi saat itu dan kemudian sebagai jantung seluruh kekristenan benar-benar penting, karena merekalah yang meletakkan dasar-dasar Gereja yang kokoh di sana, melalui kerja keras dan  dan dengan menumpahkan darah mereka sendiri dan kemartiran yang mereka tanggung demi Tuhan dan untuk umat-Nya. Kita menghormati dua abdi Allah yang agung ini, panutan penting kita, saat kita mengingat dan memperingati ulang tahun Penahbisan dua Basilika yang dinamai dan didedikasikan untuk menghormati mereka. Basilika-basilika tersebut sebagaimana disebutkan, selanjutnya dihormati hanya setelah Katedral Kepausan, Basilika Agung St. Yohanes Lateran, yang pemberkatannya kita peringati seminggu yang lalu. 

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Literatur jahat memutarbalikkan moral dan secara diam-diam menyerang iman


 
 
Sejak tahun 1886 Leo XIII dalam Ensikliknya "Pergrata Nobis" menyesalkan sejauh mana literatur jahat memutarbalikkan moral dan secara diam-diam menyerang iman. Di tempat lain ia menulis: "Setiap hari kita melihat kebohongan baru muncul dengan keberanian yang luar biasa, baik dalam jumlah besar maupun dalam pamflet, majalah, dan surat kabar dalam bentuk apa pun." (AL., 1883, p. 262) "Pers kuning itu seperti racun yang menyebar ke mana-mana." (AL., 1893, hal. 340) "Musuh-musuh Gereja menggunakannya sebagai senjata paling ampuh untuk memerangi Gereja. Sayangnya, publikasi mereka yang jahat dan meresahkan tidak dibatasi oleh hukum maupun opini publik." (A.L., 1882) "Kami sangat sedih melihat buku-buku dan surat kabar yang tampaknya disusun untuk mencemooh kebajikan dan meninggikan ketidaksenonohan yang paling keji." (AL., 1888, hal. 396)

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang penemuan-penemuan baru


 
 
 Merupakan fakta yang disayangkan namun tidak dapat disangkal bahwa manusia sering kali menggunakan penemuan-penemuan baru untuk tujuan jahat dan bukan untuk tujuan baik. Karunia-karunia Allah seharusnya membawa kita lebih dekat kepada-Nya, namun seringkali karena kesalahan kita sendiri, karunia-karunia itu menjadi sarana untuk menjauhkan diri kita dari-Nya. Segala sesuatu adalah baik, dan tidak hanya apa pun yang telah diciptakan Tuhan, tetapi juga apa pun yang kita hasilkan sendiri dengan memanfaatkan secara tepat kemampuan yang telah dikaruniakan oleh Pencipta kita kepada kita.

“Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,”
kata Santo Paulus (1 Timotius 4:4) Kata-kata ini masih berlaku untuk penemuan-penemuan yang tak terhitung jumlahnya di zaman kita. Bioskop, radio, dan televisi pada dasarnya baik karena merupakan anugerah yang Allah wujudkan melalui kecerdasan dan ketekunan manusia. Tapi apa gunanya kita memanfaatkannya? Ambil contoh, bioskop. Harus diakui bahwa saat ini sangat sedikit film yang bersifat membangun dan bermanfaat secara rohani. Banyak diantaranya yang berdampak buruk dan berbahaya, terutama bagi kelompok masyarakat tertentu. Terlebih lagi, seperti yang diperingatkan Paus Pius XI kepada kita dalam Ensikliknya mengenai hal ini pada tahun 1936, banyak gambar yang tadinya tidak berbahaya, malah menjadi berbahaya karena diselingi dengan berbagai macam tindakan amoral.

Sabtu, 18 November 2023 Hari Biasa Pekan XXXII

 
Sabtu, 18 November 2023
Hari Biasa Pekan XXXII

Ekaristi, sebagai sakramen cinta kasih, memiliki hubungan istimewa dengan kasih antara laki-laki dan perempuan yang dipersatukan dalam perkawinan. Suatu pemahaman yang lebih mendalam akan hubungan ini diperlukan pada masa sekarang. Paus Yohanes Paulus II kerap kali berbicara mengenai karakteristik perkawinan dari Ekaristi dan hubungan istimewanya dengan Sakramen Perkawinan: “Ekaristi adalah sakramen penebusan kita. Ekaristi adalah sakramen dari Sang Pengantin dan Sang Mempelai.” Di samping itu, “Seluruh kehidupan Kristen diwarnai cinta mempelai antara Kristus dan Gereja. Pembaptisan, langkah masuk ke dalam Umat Allah, sudah merupakan satu misteri mempelai; ia boleh dikatakan `permandian perkawinan', yang mendahului perjamuan perkawinan, Ekaristi. Secara tanpa batas Ekaristi menguatkan kesatuan dan kasih yang tak terpisahkan dalam setiap perkawinan Kristen. Dengan kuasa sakramen, ikatan perkawinan secara intrinsik dipertalikan dengan persatuan ekaristis Kristus sang Pengantin dengan Mempelai-Nya, yakni Gereja (bdk Efesus 5:31-32). Kesepakatan bersama yang saling dipertukarkan suami dan isteri dalam Kristus, yang menjadikan mereka sebagai suatu komunitas hidup dan kasih, juga memiliki dimensi ekaristik. Sungguh, dalam teologi St Paulus, kasih suami isteri merupakan suatu tanda sakramental akan kasih Kristus bagi Gereja-Nya, kasih yang mencapai puncaknya pada Salib, ungkapan “perkawinan-Nya” dengan umat manusia dan pada saat yang sama merupakan asal mula dan jantung Ekaristi. Untuk alasan ini Gereja menyatakan kedekatan rohaninya yang istimewa kepada mereka semua yang telah membangun keluarga mereka dalam Sakramen Perkawinan. (Anjuran Apostolik “Sacramentum Caritatis” No. 27, Paus Benediktus XVI, 22 Februari 2007)


Antifon Pembuka (Mzm 19:2-3)

Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, kisahkanlah segala mukjizat-Nya. Berbahagialah atas nama-Nya yang kudus, bergembiralah kamu semua yang mencari Tuhan.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahabaik, perkenankanlah kami selalu dengan setia menjaga misteri yang telah Kaunyatakan kepada kami dalam diri Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga hidup kami memperlihatkan bakti setia kami kepada sabda-Nya yang membawa kehidupan dan kebebasan.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (18:14-16;19:6-9)  
   
"Jalan tanpa rintangan muncul di Laut Merah, dan rakyat melonjak-lonjak bagaikan anak domba."
  
Ketika segalanya diliputi sunyi senyap dan malam telah mencapai puncak peredarannya yang cepat maka sabda-Mu, yang mahakuasa, laksana pejuang yang garang, melompat dari dalam surga, dari atas takhta kerajaan ke tengah-tengah negeri yang celaka. Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus. Sambil berdiri tegak ia memenuhi seluruh negeri dengan maut. Ia menjamah langit sambil berdiri di bumi. Sungguh dengan taat kepada perintah-Mu seluruh tata ciptaan diubah sama sekali, supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka. Maka nampaklah awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya berair, jalan tanpa rintangan muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat. Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa melewati tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang menakjubkan. Mereka pergi seperti kuda menuju padang rumput, dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy