| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Orang Kudus hari ini: 22 November 2023 St. Sesilia, Perawan dan Martir

Saint Sesilia di jendela gereja St Mary The Virgin di Little Wymondley di Hertfordshire.

 
Hari ini, Gereja memperingati St. Sesilia, yang iman dan pengabdiannya kepada Tuhan, dan dedikasinya kepada-Nya, hingga menderita dan menanggung kesengsaraan yang berat demi Dia, harus menjadi inspirasi besar bagi umat Kristiani untuk diikuti. St Sesilia terkenal sebagai santa pelindung para musisi, namun ia juga seorang martir iman yang hebat, karena ia harus menanggung penderitaan yang besar demi Tuhan, dalam ketaatannya kepada-Nya dan dalam ketabahannya dalam menolak untuk meninggalkan imannya kepada-Nya. Dia dilahirkan dalam bangsawan Romawi dan meskipun dia bersumpah akan keperawanan di hadapan Tuhan, sebagai seorang Kristen, dia dipaksa oleh keluarganya untuk menikah dengan seorang bangsawan kafir bernama Valerian. St Sesilia menurut tradisi, memperingatkan Valerian bahwa Malaikat Tuhan mengawasinya dan jika dia mencoba melanggar keperawanan sucinya, dia akan dipukul.

Rabu, 22 November 2023 Peringatan Wajib St. Sesilia, Perawan dan Martir

 
Rabu, 22 November 2023
Peringatan Wajib St. Sesilia, Perawan dan Martir

“Surga adalah perjumpaan kita dengan Bapa yang terjadi dalam Kristus yang bangkit melalui persekutuan Roh Kudus.” (St. Yohanes Paulus II)
          
  
Antifon Pembuka

Inilah martir sejati yang bersedia menumpahkan darah untuk membela nama Kristus. Ia tidak takut menghadapi ancaman di pengadilan. Kerajaan surga kini menjadi miliknya.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kehidupan kekal, menjadi pengikut Kristus Putra-Mu akan selalu berhadapan dengan kenyataan ditolak, dimusuhi bahkan dianiaya. Berilah aku keteguhan hati untuk tetap setia dengan mengingat janji keselamatan-Mu seperti diteladankan oleh St. Sesilia. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  

   

Ilustrasi foto: Diocese of Siouxfall

Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (7:1.20-31)   
      
"Pencipta alam semesta akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu."
   
Pada waktu itu ada tujuh orang bersaudara beserta ibunya ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh Raja Antiokhus Epifanes untuk makan daging babi yang haram. Ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang baik-baik. Ia harus menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian ia tetap menanggungnya dengan tabah dan besar hati karena harapannya kepada Tuhan. Dengan rasa hati yang luhur ia menghibur anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri penuh dengan semangat hukum. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya, lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya, “Aku tidak tahu bagaimana kalian muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kalian nafas dan hidup atau menyusun anggota-anggota badanmu satu per satu, melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasih Tuhan akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu, justru karena kini kalian memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.” Adapun Raja Antiokhus mengira, bahwa ibu itu menghina dirinya, dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa si bungsu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikan sahabat raja, dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan Negara. Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasihati anaknya demi keselamatan hidupnya. Sesudah lama didesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu ia berkata dalam bahasanya sendiri, “Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusui engkau. Aku pun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umurku sekarang ini dan terus memliharamu. Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah menjadikan semuanya itu bukan dari barang yang sudah ada. Demikianlah bangsa manusia juga dijadikan. Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau bersama kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak.” Belum lagi ibu itu mengakhiri ucapannya berkatalah pemuda itu, “Kalian menunggu siapa? Aku tidak akan taat kepada penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami. Tetapi Baginda, yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani, pasti tidak akan luput dari tangan Allah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Hari Penghakiman


 
 
 Pewartaan Yesus Kristus mengandung tanda kelembutan dan kebaikan terhadap umat manusia, khususnya terhadap orang-orang berdosa. Namun, ada satu bagian dalam Injil yang menimbulkan ketakutan yang nyata. Mari kita kutip secara lengkap.

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 
  
Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makanan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Lalu Raja itu akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara, dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka itu akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.” (Lih. Mat 25:31-46)

Ini adalah kata-kata yang menakutkan, mengingat kita masing-masing mempunyai sesuatu untuk dicela.

Selasa, 21 November 2023 Peringatan Wajib SP. Maria Dipersembahkan kepada Allah

 
Selasa, 21 November 2023
Peringatan Wajib SP. Maria Dipersembahkan kepada Allah

Allah Putra …. telah lahir sempurna dari Maria yang suci dan tetap Perawan oleh Roh Kudus…. (St. Epifanus, 374)

Antifon Pembuka (Ydt 13:23-25)

Diberkatilah engkau, Santa Perawan Maria, oleh Allah yang Mahatinggi melebihi semua wanita. Namamu diharumkan oleh Tuhan dan dimasyhurkan orang senantiasa.

Doa Pagi

Allah Bapa, sumber segala rahmat dan kurnia, peringatan Santa Perawan Maria kami rayakan. Semoga berkat doa dan permohonannya kami dipenuhi dengan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Alfonso Boschi/Public Domain via WikiPedia
 
Bacaan dari Kitab Wahyu (14:1-3.4b-5)      
  
"Pada dahi mereka tertulis nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya."
    
Aku, Yohanes, melihat. Sungguh, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang. Pada dahi mereka itu tertulis nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya. Lalu aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu bunyinya seperti permainan kecapi. Seratus empat puluh empat ribu orang itu menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk serta tua-tua. Tidak seorang pun dapat mempelajari nyanyian itu selain keseratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi. Merekalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai kurban-kurban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba. Dan di dalam mulut mereka tiada terdapat dusta. Mereka tidak bercela.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bacaan Harian: 20 - 26 November 2023

Senin, 20 November 2023: Hari Biasa Pekan XXXIII (H). 
1Mak. 1:10-15,41-43,54-57,62-64; Mzm. 119: 53, 61, 134, 150, 155,158; Luk. 18:35-43. 

Selasa, 21 November 2023: Peringatan Wajib SP Maria Dipersembahkan kepada Allah (P).
2Mak. 6:18-31; Mzm. 4:2-3,4-5,6-7; Luk. 19:1-10.

Rabu, 22 November 2023: Peringatan Wajib St. Sesilia (M).
2Mak. 7:1,20-31; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; Luk. 19:11-28.

Kamis, 23 November 2023: Hari Biasa Pekan XXXIII (H). Pfak St. Klemens I, St. Kolumbanus
1Mak. 2:15-29; Mzm. 50:1-2,5-6,14-15; Luk. 19:41-44. 

Jumat, 24 November 2023: Peringatan Wajib St. Andreas Dung Lac (M).
1Mak. 4:36-37,52-59; MT 1Taw. 29:10,11abc,11d-a2a,12bcd; Luk. 19:45-48.

Sabtu, 25 November 2023: Hari Biasa Pekan XXXIII (H). Pfak St. Katarina dr Aleksandria.
1Mak. 6:1-13; Mzm. 9:2-3,4,6,16b,19; Luk. 20:27-40. 

Minggu, 26 November 2023: Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam (P).
Yeh. 34:11-12,15-17; Mzm. 23:1-2a,2b-3,5-6; 1Kor. 15:20-26,28; Mat. 25:31-46.

Senin, 20 November 2023 Hari Biasa Pekan XXXIII

 
Senin, 20 November 2023
Hari Biasa Pekan XXXIII
 
'Setiap orang -- di masa lalu, sekarang, dan masa depan -- akan dinilai. Maka sekaranglah waktunya untuk berbelas kasihan, sedangkan waktu yang akan datang adalah waktu untuk keadilan saja. Oleh karena itu, saat ini adalah milik kita, tetapi waktu yang akan datang hanya milik Tuhan!' (St. Thomas Aquinas)

   
Antifon Pembuka (bdk. Yoh 8:12)

Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Maharahim, ampunilah kami dan perkenankanlah kami memandang Engkau dalam diri Yesus, Putra Daud. Semoga kami dapat mengimani Sabda-Nya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang masa. Amin.
Siouxfall Diocese
 
Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (1:10-15.41-43.54-57.62-64)   
 
"Kemurkaan hebat menimpa umat."
 
Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera Raja Antiokhus. Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tigapuluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, “Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka.” Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain. Mereka pun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan. Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun 145 raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban. Kitab-kitab Taurat yang diketemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat, ia dihukum mati oleh pengadilan raja. Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus. Dan mereka mati juga. Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Setia pada Yesus

 

 
 
 St Yohanes Penginjil menceritakan bagaimana, setelah mukjizat penggandaan roti, Yesus Kristus ingin membuat orang-orang mengerti bahwa Dia akan memberi manusia roti yang jauh lebih berharga, yaitu, diri-Nya sendiri, roti hidup, yang hidup, roti yang turun dari surga. Karena orang banyak yang mengelilingi Dia masih belum mengerti, Dia menambahkan: “Akulah roti hidup yang turun dari surga. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang akan Kuberikan adalah daging-Ku untuk kehidupan dunia.”

Namun pada tahap ini, orang-orang Yahudi mulai berdebat satu sama lain. “Bagaimana orang ini bisa memberi kita daging-Nya untuk dimakan?” Yesus berusaha menghilangkan semua keraguan dengan jawaban-Nya. “Jikalau kamu tidak memakan daging Anak Manusia dan meminum darah-Nya, kamu tidak akan mempunyai hidup di dalam dirimu… Barangsiapa memakan daging-Ku dan meminum darah-Ku, ia akan tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup telah mengutus Aku, dan sama seperti Aku hidup oleh Bapa, demikian pula barangsiapa memakan Aku, ia juga akan hidup karena Aku.” (Lih. Yoh 6:48-58)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy