| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang melihat wajah Tuhan dalam ciptaan

Sujata Setia/But Natural Photography
 
 “Berbahagialah orang yang suci hatinya,” kata Yesus dalam Sabda Bahagia, "karena mereka akan melihat Allah." (Mat. 5:8) “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” kata St. Paulus (1 Kor. 2:14)

Betapa benarnya hal ini. Ketika daging menguasai roh dan naluri rendah kita memperbudak intelek, kita dikuasai oleh kebingungan dan kebutaan rohani. Kita tidak lagi dapat melihat pantulan Tuhan dalam ciptaan; kita tidak lagi mendengar suara-Nya. Kenajisan dan hawa nafsu menyebabkan pengabaian terhadap hukum Tuhan, sedangkan kesucian hati membuat kita mudah mencintai hukum-Nya.

Suatu hari, sesuai kebiasaannya, St. Yosef Cafasso pergi ke penjara untuk mengunjungi para narapidana. Di antara mereka ada seorang pendosa tua yang keras kepala dan tidak tertarik pada Tuhan maupun mengakui dosa-dosanya. Orang Kudus itu menemuinya dan mencoba membujuknya untuk berlutut dan membuat pengakuan dosa. “Saya tidak percaya pada Tuhan,” jawab orang tua itu. Orang Kudus itu hanya memandangnya. “Berlututlah,” katanya, “akui dosa-dosamu, dan setelah itu kamu akan percaya.” Ternyata seperti yang dia prediksi. Orang berdosa yang sudah lama dan keras kepala dalam kejahatan menceritakan dosa-dosanya, menangisinya, dan menjadi manusia baru. Seolah-olah timbangan telah jatuh dari matanya, yang kini melihat Tuhan dengan jelas sekali lagi. Melalui pengampunan dosa-dosanya dia menemukan kembali jalan cinta supernatural.

Jumat, 01 Desember 2023 Peringatan Wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Martir Indonesia (Jumat Pertama)

 

Jumat, 01 Desember 2023
Peringatan Wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Martir Indonesia (Jumat Pertama)

“Berbahagialah penjara, yang mengantar para hamba Allah menuju surga.” (St. Siprianus)


Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang mengagumkan melalui kesaksian para martir yang kudus, Dionisius dan Redemptus. Semoga umat-Mu, yang setia kepada perutusan yang telah dipercayakan kepada Gereja-Mu itu, memperoleh kebebasan beragama yang lebih besar dan memberi kesaksian tentang kebenaran di hadapan dunia. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
  
St. Michael & St. Mary Stillwater, MN Catholic Church    

Bacaan dari Nubuat Daniel (7:2-14)   
  
"Seseorang serupa Anak Manusia datang bersama awan-gemawan."
  
Aku, Daniel, mendapat suatu penglihatan pada waktu malam. Tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar. Lalu naiklah empat binatang besar dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Yang pertama rupanya seperti seekor singa dan mempunyai sayap burung rajawali. Aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia dan kepadanya diberikan hati manusia. Dan tampak ada seekor binatang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang. Ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada dalam mulutnya di antara giginya. Kepadanya dikatakan demikian, ‘Ayo makanlah daging banyak-banyak’. Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang lain lagi, rupanya seperti macan tutul. Ada empat sayap burung pada punggungnya. Lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi. Ia melahap dan meremukkan mangsanya, dan sisanya diinjak-injak dengan kakinya. Ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu. Lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku memerhatikan tanduk-tanduk itu, tumbuhlah di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu tercabut. Pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, dan beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihatnya, karena tanduk kecil binatang yang keempat itu mengucapkan kata-kata sombong. Aku terus melihatnya sampai binatang itu dibunuh. Bangkainya dibinasakan dan dilemparkan ke dalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan waktu malam itu, nampak seseorang serupa Anak Manusia datang dari langit bersama awan-gemawan. Ia menghadap Dia yang telah lanjut usia-Nya dan diantar ke hadapan-Nya. Kepada yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja. Dan segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Kemurahan Hati

 
François Boucher, “Santo Petrus Mencoba Berjalan di Atas Air”, 1766 (foto: Domain Publik)

 Mari kita renungkan kemurahan Tuhan yang tidak terbatas, sama seperti keadilan-Nya yang tidak terbatas. “Rahmat-Nya,” kata St. Thomas, “tidak mengurangi keadilan-Nya, melainkan kepenuhan dan kesempurnaan keadilan itu.” (S. Th., 1, q. 21, a. 3 ad 2) Segala pahala yang dapat kita peroleh di sisi Tuhan berasal dari anugerah-Nya yang cuma-cuma. Oleh karena itu, kemurahan dan keadilan Tuhan menyatu dalam harmoni indah yang menuntut rasa syukur dan kesetiaan kita.

Referensi tentang belas kasihan Tuhan banyak sekali dalam Kitab Suci. ”Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni ” kata Pemazmur, ”dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.” (Mzm. 86:5) “Terpujilah Tuhan,” kita membaca di tempat lain, “batu karangku, … perlindunganku dan bentengku, bentengku, penyelamatku…” (Mzm. 144:2) “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” (Mzm. 23:6)

Kamis, 30 November 2023 Pesta St. Andreas, Rasul

 

CC0
Kamis, 30 November 2023
Pesta St. Andreas, Rasul

“Setelah Andreas tinggal bersama Yesus dan belajar banyak dari Dia, ia bergegas lari menuju saudaranya, untuk membagi dengan dia apa yang diketahuinya” (St. Yohanes Krisostomus)


Antifon Pembuka (Mat 4: 18-19)

Di tepi Danau Galilea Yesus melihat dua orang bersaudara: Petrus dan Andreas. Ia memanggil mereka, “Mari, ikutlah Aku. Kamu akan Kujadikan nelayan manusia.”

Beside the Sea of Galilee, the Lord saw two brothers, Peter and Andrew, and he said to them: Come after me and I will make you fishers of men.
   
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahamulia, Santo Andreas, Rasul-Mu telah menjadi pewarta dan pemimpin Gereja-Mu. Kami mohon dengan rendah hati, semoga ia pun senantiasa mendoakan kami di hadapan-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.        
    
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (10:9-18)
   
"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengarkan dari firman Allah."
    
Saudara-saudara, jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis, “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik.” Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Sungguh, mereka telah mendengarnya! “Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Keadilan


 
 
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Mat. 5:6) Kata-kata ini mewajibkan kita untuk mencari keadilan dalam tindakan kita jika kita menginginkan kebahagiaan yang Tuhan janjikan kepada orang benar.

Tentu saja kita harus memahami apa yang dimaksud dengan kata “keadilan” di sini. Ini dapat ditafsirkan dalam dua cara. Menurut pengertiannya yang paling umum, keadilan adalah kebajikan utama yang mengharuskan kita memberikan haknya kepada setiap orang. Namun, sering kali dalam Kitab Suci kata ini sinonim dengan kesempurnaan atau kekudusan; artinya, ini adalah sintesis dari semua kebajikan. Dalam pengertian inilah Yesus menggunakan istilah tersebut ketika Ia bersabda: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat. 6:33)

Jadi, dalam arti yang sepenuhnya, keadilan mencakup hubungan kita dengan Tuhan, dengan diri kita sendiri, dan dengan sesama kita. Pertama-tama, kita harus adil terhadap Tuhan dan, oleh karena itu, sesuai dengan ajaran Injil, kita harus “memberikan kepada Tuhan apa yang menjadi milik Tuhan.” (Mat. 22:21) Karena segala sesuatu adalah milik Allah, Pencipta dan Penebus kita, kita harus mempersembahkan segala sesuatu kepada-Nya, termasuk diri kita sendiri, seluruh keberadaan kita, dan semua yang kita miliki. Kita hanya mempunyai kewajiban terhadap Tuhan, dan tidak punya hak, karena kita telah menerima segala sesuatu dari-Nya. Oleh karena itu, kita harus menaati-Nya sebagai pemberi hukum tertinggi. Kita harus menyembah Dia dan mencintai Dia dengan cinta yang lebih besar yang kita miliki untuk makhluk apa pun atau untuk diri kita sendiri, karena Dia adalah kebaikan tertinggi yang layak mendapatkan semua cinta kita dan yang dapat memuaskan kita. Terlebih lagi, kita hendaknya mengungkapkan kasih kita melalui tindakan kita dan dengan pengabdian diri kita sepenuhnya kepada kehormatan dan kemuliaan-Nya.

Rabu, 29 November 2023 Hari Biasa Pekan XXXIV

 
 SiouxFall Diocese
Rabu, 29 November 2023
Hari Biasa Pekan XXXIV

“Kita bergerak menuju kediktatoran relativisme yang tidak menganggap apapun sebagai sesuatu yang definitif dan memiliki nilai tertinggihnya pada ego dan keinginan seseorang…Gereja harus bertahan melawan arus trend dan hal-hal baru…Kita harus dewasa dalam iman yang dewasa ini, kita harus membimbing gembala Kristus kepada iman ini” (Paus Benediktus XVI)

     

Antifon Pembuka (Bdk. Yer 39:11.12.14)
  
Aku memikirkan rancangan damai, bukan bencana; kamu akan berseru kepada-Ku dan Aku akan mendengarkan kamu; Aku akan membawa kamu kembali dari semua tempat pembuanganmu.       
    
Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahakuasa, berkenanlah menjelaskan isi Kitab Suci, dan perkenankanlah kami menyaksikan bahwa Engkau selalu menjaga dan melindungi kami serta selalu menatang kami di tangan-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 

Bacaan dari Nubuat Daniel (5:1-6.13-14.16-17.23-28)
   
  
"Tampaklah jari-jari tangan manusia yang menulis pada dinding."
   
Sekali peristiwa Raja Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para pembesarnya; seribu orang jumlahnya. Di hadapan seribu orang itu raja minum-minum anggur. Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang mengambil perkakas emas dan perak yang telah dibawa oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam bait suci di Yerusalem. Sebab Belsyazar dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, ingin minum dari perkakas itu. Maka dibawalah perkakas emas dan perak, yang dirampas dari bait suci, rumah Allah di Yerusalem. Lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, minum dari perkakas itu. Mereka minum anggur dan memuji-muji para dewa yang dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu. Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia, menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian. Raja sendiri melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Maka raja menjadi pucat dan pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan. Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel, “Engkaukah Daniel, salah seorang buangan yang diangkut ayahku dari tanah Yehuda? Telah kudengar bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan memiliki kecerahan akal budi dan hikmat yang luar biasa. Aku pun telah mendengar bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.” Kemudian Daniel menjawab raja, “Tak usahlah Tuanku memberi hadiah; berikanlah kepada orang lain saja! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi Tuanku dan memberitahukan maknanya. Tuanku telah menyombongkan diri terhadap Yang Berkuasa di surga; Perkakas dari bait-Nya dibawa orang kepada Tuanku. Lalu Tuanku dan para pembesar, para isteri dan para gundik Tuanku telah minum anggur dari perkakas itu. Tuanku telah memuji-muji para dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar ataupun mengetahui. Tuanku tidak memuliakan Allah, yang menggenggam nafas Tuanku dan menentukan segala jalan Tuanku. Sebab itu Ia memerintahkan punggung tangan itu, dan dituliskanlah tulisan ini. Beginilah tulisan itu, ‘Mene, mene, tekel, urfasin’. Dan beginilah makna perkataan itu, ‘Mene’ artinya masa pemerintahan Tuanku telah dihitung oleh Allah dan telah diakhiri. ‘Tekel’ artinya Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; ‘Urfasin’, kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci merenungkan tentang kebaikan dan belas kasihan Tuhan

Johann Nepomuk Schödlberger, “Inside a Church in Italy,” 1830 (photo: Public Domain)
 
 “Berbahagialah orang yang berdukacita,” (Mat. 5:4) kata Yesus Kristus, berbeda dengan pendapat dunia yang percaya bahwa kebahagiaan didapat dari kegembiraan. Siapa yang benar? Injil tidak melarang kita untuk bersukacita; sungguh, suatu berkat diberikan pada perayaan perkawinan di Kana. Namun, itu merupakan perwujudan sukacita yang baik dan jujur. Ini adalah pesta pora yang berlebihan terhadap orang-orang duniawi yang tidak bertanggung jawab dan orang-orang berdosa yang dikutuk dalam Injil. Tuhan tidak menjanjikan penghiburan-Nya kepada mereka, tetapi hanya penyesalan dan, mungkin, keputusasaan. Sebaliknya, mereka yang menderita disebut diberkati oleh Yesus Kristus, yang telah berjanji untuk menghibur mereka. Penghiburan yang akan mereka terima adalah penghiburan yang muncul dari pertobatan mereka, dari pengampunan yang mereka peroleh atas dosa-dosa mereka, dan dari pengharapan akan kehidupan kekal, yang dijanjikan kepada mereka yang memilih jalan kerajaan Salib. Mereka juga akan menikmati penghiburan kontemplasi dan kasih Tuhan.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy