Kedamaian jiwa lebih diinginkan dari apa pun di dunia ini. Kekayaan, kehormatan, dan kesenangan tidak ada nilainya selama hati kita tidak puas dan gelisah. Kebahagiaan pada dasarnya bersifat internal, bukan eksternal. Siapa pun yang mencarinya di luar dirinya tidak dapat menemukannya hanya karena ia tidak ada di sana. Kedamaian batin, bagaimanapun, mampu memberi kita kebahagiaan apa pun yang bisa diperoleh di dunia ini.
Kita bisa mendapatkan kedamaian ini jika kita menghindari dosa. Roh Kudus meyakinkan kita bahwa “tidak ada kedamaian bagi orang fasik.” (Yes. 48:22) Ketenangan kita akan ditingkatkan dengan kerendahan hati dan kelembutan. Orang yang angkuh dan ambisius tidak akan pernah merasa damai. “Marilah kepada-Ku,” Yesus mengundang kita, “semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Mat. 11:28-29)
Maka, satu-satunya cara agar kita dapat memperoleh kedamaian jiwa adalah dengan menghindari dosa, menerapkan kerendahan hati, dan menaati hukum Allah. Para Orang Kudus memiliki ketenangan ini, bahkan di saat-saat pencobaan dan penderitaan, karena mereka hidup di dalam Allah dan setia sepenuhnya terhadap hukum-hukum-Nya.