Mari kita perhatikan iman orang Majus, yaitu iman yang rela, hidup dan aktif. Mereka melihat di langit bintang yang melambangkan Bayi Yesus, dan merasakan ilham ilahi di dalam hati mereka. Segera, mereka pergi mencari Dia. Mereka bahkan tidak terhalang oleh perjalanan panjang dan berbahaya yang terbentang di hadapan mereka.
Ketika mereka tiba di Yerusalem, mereka menemukan Herodes, yang tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Bintang itu menghilang, dan para imam menjawab dengan dingin pertanyaan yang mereka ajukan. Namun seiring berjalannya waktu, kepercayaan mereka terhadap panggilan Ilahi terus bertumbuh. Akhirnya mereka mencapai sebuah lumbung miskin, di mana mereka tidak menemukan seorang Raja duniawi, melainkan seorang anak kecil yang menangis di atas palungan jerami. Sebagai imbalan atas kesulitan dan ketekunan mereka, sebuah suara di dalam hati mereka mengatakan kepada mereka bahwa inilah Yesus, Raja segala raja dan Juruselamat dunia.
Sayangnya, ketika kita mendengar panggilan Ilahi, betapapun jelas dan sederhananya, kita menemukan ribuan alasan untuk menunda dan mungkin tidak menanggapinya sama sekali. Marilah kita dengan rendah hati berjanji untuk lebih bermurah hati dalam mendengarkan-Nya dan lebih bersemangat dalam mematuhinya, apa pun akibatnya.