| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 10 Januari 2024 Hari Biasa Pekan I

 
Rabu, 10 Januari 2024
Hari Biasa Pekan I

Semua melihat Bapa di dalam Putra, sebab Putra itu penampakan dari Bapa. --- St. Ireneus


Antifon Pembuka (Mzm 40:7-8a)

Kurban dan persembahan tidak Kaukehendaki, tetapi Engkau telah membuka telingaku.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kebahagiaan, semoga kami memahami tugas panggilan kami melalui Yesus, Putra-Mu terkasih, agar kami pantas memasuki kerajaan-Mu yang merupakan jalan kebahagiaan kami serta kebijaksanaan hidup kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (3:1-10.19-20)  
   
"Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."
  
Samuel yang masih muda menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu Tuhan jarang menyampaikan sabda-Nya; penglihatan-penglihatan pun tidak sering terjadi. Pada suatu hari, Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab, “Ya Bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.” Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan; sabda Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Samuel semakin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari sabda Tuhan itu yang dibiarkannya gugur. Maka tahulah seluruh Israel, dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penderitaan (bagian 2)


 
 
Dalam rencana Allah, penderitaan mempunyai misi khusus. Bahkan mungkin ada yang menyebutnya semacam kerasulan. Penderitaan selalu mengingatkan kita bahwa kita tidak diciptakan untuk dunia ini, namun sedang dalam perjalanan menuju keabadian. “Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang.” (Ibr. 13:14)

Penderitaan adalah sebuah dorongan yang mengangkat pandangan kita ke Surga, rumah kita yang sebenarnya, di mana kita akan menemukan kebahagiaan yang tak ada habisnya. Akan menjadi bencana jika tidak ada penderitaan di dunia ini. Garam itulah yang melindungi kita dari kerusakan, sifat kita yang malang dan telah jatuh, yang ternoda oleh dosa. Ketika segalanya berjalan baik dan kesenangan sesaat dalam hidup ini membuat kita terpesona, sangatlah mudah untuk mengarahkan hati kita pada hal-hal di bawah dan melupakan Tuhan. Namun ketika tubuh kita disiksa oleh rasa sakit dan pikiran kita gelisah dan kesepian, maka gejolak batin tampaknya memisahkan kita dari bumi ini dan menyebabkan kita mengangkat mata kita yang berlinang air mata ke arah Surga. Dimurnikan dan hampir diperbaharui, hati kita berpaling kepada Tuhan, kebaikan kita yang sejati dan tertinggi.

Selasa, 09 Januari 2024 Hari Biasa Pekan I

 
Selasa, 09 Januari 2024
Hari Biasa Pekan I

“Tanpa diajar, kita menaruh rasa sayang kepada yang dekat dan yang cinta kepada kita.” (St. Basilius Agung)


Antifon Pembuka (1Sam 2:1)

Hatiku bersukaria karena Tuhan penyelamatku, Aku bermegah-megah karena Allahku.

Doa Pagi


Allah Bapa Maha Pengasih, berkenanlah memperhatikan kami serta mengutus Roh-Mu mendatangi kami. Semoga kami percaya bahwa Engkau telah bersabda melalui Yesus, Guru kami yang sejati.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.                   
  
 SiouxFall Diocese
  Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1:9-20)
   
"Tuhan mengabulkan doa Hana, dan ia melahirkan Samuel."
    
Sekali peristiwa setelah keluarga Elkana makan dan minum di rumah Allah di Silo, berdirilah Hana, isteri Elkana, sedang Imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu Bait Suci Tuhan. Dengan pedih hati Hana berdoa kepada Tuhan sambil menangis tersedu-sedu. Kemudian Hana bernazar, dan berseru, “Tuhan semesta alam, jika Engkau sungguh-sungguh memperhatikan sengsara hamba-Mu ini, dan mengingat kepadaku, dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan untuk seumur hidupnya. Dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.” Hana terus-menerus berdoa di hadapan Tuhan, dan Eli mengamat-amati mulutnya. Oleh karena Hana berdoa dalam hati dan hanya bibirnya saja yang bergerak-gerak, sedangkan suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka Hana itu mabuk. Eli lalu berkata kepadanya, “Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Sadarkanlah dirimu dari mabukmu itu.” Tetapi Hana menjawab, “Tidak, Tuanku, aku tidak minum anggur ataupun minuman yang memabukkan. Aku ini seorang wanita yang sangat bersusah hati. Aku sedang mencurahkan isi hatiku di hadapan Tuhan. Janganlah anggap hambamu ini seorang wanita dursila. Karena besarnya cemas dan sakit hatiku, aku berdoa demikian lama.” Maka Elia berkata kepada Hana, “Pergilah dengan selamat, dan semoga Allah Israel memberikan kepadamu apa yang engkau mohon dari pada-Nya.” Maka berkatalah Hana, “Semoga hambamu ini mendapat belas kasih dari padamu.” Maka keluarlah Hana. Ia mau makan, dan mukanya tidak muram lagi. Keesokan harinya Elkana dan seluruh keluarga bangun pagi-pagi. Mereka sujud menyembah di hadapan Tuhan, lalu pulang ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, Tuhan ingat kepadanya. Maka setahun kemudian mengandunglah Hana, dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Samuel, sebab katanya, “Aku telah memintanya dari Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bacaan Harian 08 - 14 Januari 2024

Senin, 08 Januari 2024: Pesta Pembaptisan Tuhan (P).
Yes. 55:1-11; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; 1Yoh. 5:1-9; Mrk. 1:7-11. 

Selasa, 09 Januari 2024: Hari Biasa Pekan I (H).
1Sam. 1:9-20; MT 1Sam. 2:1,4-5,6-7,8abcd; Mrk. 1:21b-28. 

Rabu, 10 Januari 2024: Hari Biasa Pekan I (H).
1Sam. 3:1-10,19-20; Mzm. 40:2,5,7-8a,8b-9,10; Mrk. 1:29-39. 

Kamis, 11 Januari 2024: Hari Biasa Pekan I (H).
1Sam. 4:1-11; Mzm. 44:10-11,14-15,24-25; Mrk. 1:40-45. 

Jumat, 12 Januari 2024: Hari Biasa Pekan I (H). 
1Sam. 8:4-7,10-22a; Mzm. 89:16-17,18-19; Mrk. 2:1-12. 

Sabtu, 13 Januari 2024: Hari Biasa Pekan I / Peringatan Fakultatif St. Hilarius, Uskup dan Pujangga Gereja (H/P)
1Sam. 9:1-4,17-19; 10:1a; Mzm. 21:2-3,4-5,6-7; Mrk. 2:13-17. 

Minggu, 14 Januari 2024: Hari Minggu Biasa II (H).
1Sam. 3:3b-10,19; Mzm. 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10; 1Kor. 6:13c-15a,17-20; Yoh. 1:35-42.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penderitaan (bagian 1)


 
 
 Kekristenan sendiri memberikan penjelasan yang memadai mengenai misteri penderitaan. Mengapa ada yang namanya penderitaan? Masalahnya sangat besar, dan penjelasan yang dikemukakan oleh berbagai aliran filsafat gagal memuaskan hati manusia dan meninggalkan keraguan dalam pikiran. Ajaran Kristen memberi tahu kita bahwa Tuhan itu baik tanpa batas, namun juga keadilan tanpa batas. Karena kebaikannya yang tak terhingga, Dia menciptakan manusia tanpa penderitaan. Dia juga memberi manusia anugerah kebebasan yang luar biasa, yang disalahgunakan manusia dengan melakukan dosa. Begitu dosa telah dilakukan, Allah dengan keadilan-Nya yang tak terhingga menuntut penebusan dosa. Oleh karena itu penderitaan dan kematian... “sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Rm. 5:12) Bersamaan dengan kematian, datanglah serangkaian kemalangan, penderitaan fisik dan moral yang tidak pernah berakhir, yang menimpa umat manusia.

Jadi, penderitaan tidak datang langsung dari Tuhan. Ini adalah konsekuensi dan hukuman atas dosa. Namun ada juga aspek penebusan dan penebusan. Allah dalam keadilan-Nya yang tak terbatas menuntut hukuman dari manusia atas dosanya, namun Ia tidak berhenti menjadi kebaikan yang tak terhingga. Oleh karena itu, pada misteri penderitaan ditambahkan misteri Penebusan Anak Allah sendiri yang menjadi manusia dan menanggung segala dosa kita. Untuk penebusan penuh atas dosa-dosa kita, Dia, “Manusia yang Berdukacita”, mempersembahkan kepada Bapa Yang Kekal penderitaan-Nya yang bernilai tak terhingga.

Senin, 08 Januari 2024 Pesta Pembaptisan Tuhan

 

Senin, 08 Januari 2024
Pesta Pembaptisan Tuhan

"Kristus dibaptis bukan supaya disucikan di dalam air, tetapi supaya air sendiri menjadi suci karena Dia." --- St. Maksimus dari Turin.


Antifon Pembuka (lih. Mat 3:16-17)

Setelah Yesus dibaptis, langit terbuka, dan seperti burung merpati Roh Allah turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak-Ku terkasih, Aku berkenan kepada-Nya."

After the Lord was baptized, the heavens were opened, and the Spirit descended upon him like a dove, and the voice of the Father thundered: This is my beloved Son, with whom I am well pleased.

Dilexisti iustitiam, et odisti iniquitatem: propterea unxit te Deus, Deus tuus, oleo laetitia prae consortibus tuis.

  Juan Navarrete | Public Domain
Doa Pagi

Ya Allah, Putra Tunggal-Mu telah tampak sebagai manusia yang rapuh. Kami mengenal Dia sebagai manusia yang secara kelihatan menjadi sesama kami. Semoga kami diperbarui dari dalam agar kami layak menjadi serupa dengan Dia, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:1-11)
 
 
"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."
 
Beginilah firman Tuhan, “Hai kamu, semua orang yang haus, marilah dan minumlah! Dan kamu yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli, dan makanlah; minumlah anggur dan susu tanpa bayar! Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti? Dan mengapa upah jerih payahmu kamu belanjakan untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku, maka kamu akan mendapat makanan yang baik, dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu, dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah Aku, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh, yang Kujanjikan kepada Daud. Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa-bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh kaena Tuhan, Allahmu, dan karena yang mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau. Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Allah kita, sebab Allah kita memberi pengampunan dengan limpah. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,” demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah jalan-Ku menjulang di atas jalanmu, dan rancangan-Ku di atas rancanganmu. Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberi benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penampakan Tuhan dan ketiga orang Majus


 Mari kita perhatikan iman orang Majus, yaitu iman yang rela, hidup dan aktif. Mereka melihat di langit bintang yang melambangkan Bayi Yesus, dan merasakan ilham ilahi di dalam hati mereka. Segera, mereka pergi mencari Dia. Mereka bahkan tidak terhalang oleh perjalanan panjang dan berbahaya yang terbentang di hadapan mereka.

Ketika mereka tiba di Yerusalem, mereka menemukan Herodes, yang tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Bintang itu menghilang, dan para imam menjawab dengan dingin pertanyaan yang mereka ajukan. Namun seiring berjalannya waktu, kepercayaan mereka terhadap panggilan Ilahi terus bertumbuh. Akhirnya mereka mencapai sebuah lumbung miskin, di mana mereka tidak menemukan seorang Raja duniawi, melainkan seorang anak kecil yang menangis di atas palungan jerami. Sebagai imbalan atas kesulitan dan ketekunan mereka, sebuah suara di dalam hati mereka mengatakan kepada mereka bahwa inilah Yesus, Raja segala raja dan Juruselamat dunia.

Sayangnya, ketika kita mendengar panggilan Ilahi, betapapun jelas dan sederhananya, kita menemukan ribuan alasan untuk menunda dan mungkin tidak menanggapinya sama sekali. Marilah kita dengan rendah hati berjanji untuk lebih bermurah hati dalam mendengarkan-Nya dan lebih bersemangat dalam mematuhinya, apa pun akibatnya.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy