| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Surga

 


Iman mengajarkan kepada kita bahwa jiwa yang berada dalam keadaan rahmat dan telah menghapuskan segala siksa sementara akibat dosa-dosanya, segera masuk Surga setelah terpisah dari raga. Di sana jiwa menikmati kebahagiaan abadi. Ia melihat Tuhan secara langsung. Ia melihat Dia tanpa campur tangan ciptaan apa pun, tetapi sebagaimana Dia ada di dalam diri-Nya dalam kesatuan dan Trinitas kesempurnaan-Nya yang tak terhingga.

Dalam penglihatan indah ini, akal budi tetap terpuaskan sepenuhnya, karena di dalam Tuhan terdapat segala kebenaran, keindahan, dan kebaikan. Kehendak menyerahkan dirinya sepenuhnya pada kehendak Tuhan, tidak menginginkan apa pun lagi dan tidak mencintai apa pun selain Tuhan saja. Dari pengabaian ini muncullah cinta yang memuaskan setiap keinginan, kegembiraan yang tak terkatakan, dan kedamaian tak terbatas. Jiwa yang bahagia juga akan melihat Santa Perawan, dan dia akan tersenyum padanya dengan kelembutan keibuan. Ini akan melihat para Malaikat dan Orang Kudus berkumpul di sekitar Raja segala Raja dan Ratu Surga, menyanyikan pujian mereka. Santo Paulus, yang diangkat ke Surga ketiga, mengatakan kepada kita bahwa mustahil untuk membayangkan atau menggambarkan kegembiraan yang tidak diketahui yang dialami di sana. Dibandingkan dengan kebahagiaan abadi Surga, malangnya kenikmatan dunia hanyalah bayang-bayang kosong. Kita tidak dapat membayangkan kebahagiaan mereka yang telah memperoleh Surga melalui kehidupan baik mereka di bumi. Konsep Surga begitu indah dan luas sehingga menyebabkan para Orang Kudus menginginkan kematian sebagai sarana untuk menuju ke sana. Mereka juga menyambut baik penderitaan karena hal itu membawa mereka lebih dekat kepada tujuan mereka.

Minggu, 14 Januari 2024 Hari Minggu Biasa II

 
 SiouxFall Diocese

Minggu, 14 Januari 2024
Hari Minggu Biasa II
  
Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi 'Sakramen universal keselamatan'. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1): "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). (Katekismus Gereja Katolik, 849)

  
Antifon Pembuka (Mzm 66:4)
 
Seluruh bumi hendaknya menyembah Dikau, ya Allah, dan bermazmur bagi-Mu, meluhurkan nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.
 
All the earth shall bow down before you, O God, and shall sing to you, shall sing to your name, O Most High!
 
Omnis terra adoret te, Deus, et psallat tibi: psalmum dicat nomini tuo, Altissime.
 

Doa Pagi


Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau hadir di tengah-tengah kami. Kami mohon, gerakkanlah kami untuk dengan setia mengikuti Dia, tinggal bersama-Nya, mendengarkan Sabda-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 3:3b-10.19)
   
 
"Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."
  
Pada hari itu Samuel telah tidur di dalam Bait Suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab, “Ya, Bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku. Tidurlah kembali.” Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan. Firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Samuel makin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari firman Tuhan itu yang dibiarkan-Nya gugur.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Neraka


 
 
 Neraka

“Dalam segala urusanmu ingatlah akan akhir hidupmu, maka tak pernah engkau akan berdosa.”
(Sirakh 7:36)


Meditasi yang dianggap oleh para ahli kehidupan spiritual sebagai yang paling berguna untuk membangkitkan jiwa dari dosa, atau dari keadaan kelambanan, adalah pada hal-hal terakhir, dengan kata lain, pada apa yang akan terjadi pada kita di akhir kehidupan. kehidupan. Di antara hal-hal terakhir ini, neraka adalah yang paling menakutkan. Namun, jika belas kasihan Tuhan tidak menopang kita, kita bisa saja jatuh ke neraka kapan saja. St Yohanes Krisostomus bermeditasi tentang neraka setiap hari. Semua Orang Kudus telah menemukan dalam meditasi ini langkah pertama menuju kesempurnaan. Ingatlah bahwa satu dosa berat akan membawa kita ke neraka. Pada saat itu, orang berdosa bisa saja sudah dilemparkan ke dalam jurang siksaan. Mari kita bayangkan bahwa kita berada di sana... dan bahwa kebaikan dan kemurahan Tuhan telah melepaskan kita dari api abadi yang melahap segalanya. Jika hal ini terjadi, semua pengorbanan yang dituntut oleh kebajikan akan tampak begitu mudah dan menyenangkan. Betapa siapnya kita untuk melakukan apa pun secepatnya daripada kembali ke jurang kesedihan abadi!

Orang Kudus hari ini: 13 Januari 2024 St. Hilarius, Uskup dan Pujangga Gereja

 

 

Lawrence OP CC

 Saudara dan saudari dalam Kristus, hari ini kita semua harus melihat teladan dan inspirasi yang baik yang diberikan oleh St. Hilarius, salah satu bapa Gereja yang agung, juga dikenal sebagai St. Hilarius dari Poitiers, yang cinta dan pengabdiannya kepada Tuhan, semangat dan iman yang dengannya dia telah menjalani kehidupan dan pelayanannya, dapat menjadi sumber inspirasi yang besar bagi kita semua dalam bagaimana kita menjalani kehidupan dan iman Kristiani kita sendiri. St Hilarius dari Poitiers adalah Uskup Poitiers yang terkenal karena dedikasinya yang besar kepada kawanannya dan penentangannya terhadap bidat dan semua orang yang telah memutarbalikkan dan menyalahgunakan kebenaran Allah untuk tujuan egois mereka sendiri. Dia sangat bersemangat dan bersemangat dalam menentang kepercayaan Arian yang sangat berpengaruh saat itu yang memutarbalikkan kebenaran tentang Yesus Kristus sebagai Putra Allah dan Juruselamat.

Sabtu, 13 Januari 2023 Hari Biasa Pekan I

 
Sabtu, 13 Januari 2023
Hari Biasa Pekan I
    
“Hanya percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen. Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya [kepada Allah] berarti [kita] harus mengubah cara hidup kita.” – Mother Angelica

  
Antifon Pembuka (Mzm 21:6-7)

Besarlah kemuliaannya karena kemenangan anugerah-Mu; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Doa Pagi


Allah Bapa, Pencipta dan Penyelamat, Yesus Putra-Mu telah Kauurapi untuk menyampaikan sabda penuh cinta kasih kepada umat manusia. Semoga kami dapat memenuhi sabda-Nya, agar dapat menemukan keselamatan. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Siouxfall Diocese
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (9:1-4.17-19;10:1a)
  
"Inilah orang yang disebut-sebut Tuhan! Inilah Saul yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Nya."
     
Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kisy bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah. Ia seorang suku Benyamin, seorang yang berada. Orang ini punya anak laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak seorang pun dari antara orang Israel lebih elok daripadanya: ia lebih tinggi daripada setiap orang sebangsanya dari bahu ke atas. Kisy, ayah Saul itu, kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kisy kepada Saul, anaknya, “Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu.” Lalu mereka menjelajah pegunungan Efraim; juga mereka menjelajah tanah Sahalim, tetapi keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka menjelajah tanah Benyamin, tetapi tidak menemuinya. Ketika Samuel melihat Saul, yang datang minta petunjuk, bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Samuel, inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; Inilah orang yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku.” Sementara itu Saul datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang dan berkata, “Maaf, di mana rumah pelihat itu?” Jawab Samuel kepada Saul, katanya, “Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku ke bukit. Hari ini kamu akan makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan kemudian aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu.” Maka keesokan harinya Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata, “Sungguh, Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel. Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Jumat, 12 Januari 2024 Hari Biasa Pekan I

 
 SiouxFall Diocese
Jumat, 12 Januari 2024
Hari Biasa Pekan I
     
Taat [ob-audire] dalam iman berarti menaklukkan diri dengan sukarela kepada Sabda yang didengar, karena kebenarannya sudah dijamin oleh Allah, yang adalah kebenaran itu sendiri. Sebagai contoh ketaatan ini Kitab Suci menempatkan Abraham di depan kita. Perawan Maria melaksanakannya atas cara yang paling sempurna. (Katekismus Gereja Katolik, 144)
 
Antifon Pembuka (Mzm 91:13-14)

Aku hendak menyanyikan kasih setia-Mu selamanya, ya Tuhan. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya. Kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah kami berkat sabda-Mu yang kuasa, dan arahkanlah perhatian kami kepada kebajikan dan kedamaian berkat Yesus Mesias. Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (8:4-7.10-22a)
   
"Kalian akan berteriak karena rajamu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kalian."
    
Sekali peristiwa berkumpullah semua tua-tua Israel. Mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya, “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau. Maka angkatlah sekarang seorang raja untuk memerintah kami, seperti halnya dengan segala bangsa lain.” Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami”’ Samuel menjadi kesal hati. Maka berdoalah Samuel kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Dengarkanlah perkataan bangsa itu!” Segala hal yang mereka katakan kepadamu, turutilah! Sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak! Maksud mereka: jangan Aku menjadi raja atas mereka.” Samuel menyampaikan segala sabda Tuhan kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya. Kata Samuel, “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu: Anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada kereta dan pada kuda, dan mereka harus berlari di depan keretanya. Ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh. Mereka harus membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; mereka harus membuat senjata-senjata dan perkakas keretanya. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, dari kebun anggur dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawainya; dari gandum dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawai istana dan kepada pegawai-pegawainya yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu kamu akan berteriak karena raja yang kamu inginkan itu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kamu.” Tetapi bangsa itu tidak mau mendengarkan perkataan Samuel. Mereka bersikeras, “Tidak, kami harus punya raja. Biar kami pun sama seperti segala bangsa lain! Raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang!” Samuel mendengarkan segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Turutilah permintaan mereka, dan angkatlah seorang raja bagi mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penghakiman Terakhir

 

Keputusan Khusus dan Umum

“Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,” (Ibr. 9:27)

Harus menghadap wajah Tuhan yang hidup adalah hal yang menakutkan bagi semua orang. Betapa lebih mengerikannya hal ini bagi orang berdosa? Karena terbebani oleh dosa-dosa yang tak terhitung jumlahnya, dia akan berdiri di hadapan pandangan Tuhan yang penuh perhatian. Dia tidak akan bisa menyembunyikan apa pun. Semuanya akan terlihat jelas dan jelas. Wajah Penebus Ilahi kita, yang lemah lembut dan penuh belas kasihan selama hidup, pada saat itu akan menjadi hakim yang kejam dan adil. Setelah mengabaikan begitu banyak rahmat, setelah menolak begitu banyak seruan untuk bertobat dan begitu banyak inspirasi rahasia untuk mengubah hidupnya, setelah mati tanpa bertobat... lihatlah orang berdosa di hadapan Hakim Kekalnya. Pada saat itu dia akan mendengar kalimat yang tidak dapat dibatalkan bergema di telinganya: “Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.” (Mat. 25:41) Kecaman yang mengerikan ini akan diulangi di depan umum, terlebih lagi, pada saat penghakiman umum.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy