| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penghormatan dan Mengikuti Para Kudus

 


Fr Lawrence Lew, O.P. | CC BY-NC-ND 2.0
Barangsiapa yang semasa hidupnya beruntung bisa bertemu dengan seorang Kudus, hendaknya ia sangat bersyukur kepada Tuhan. Betapa menakjubkannya seorang Kudus! Dia adalah manusia yang di dalamnya Allah hidup dalam kepenuhan rahmat-Nya, sedemikian rupa sehingga St. Paulus dapat berkata: "Sekarang, bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Gal. 2:20)

Ia adalah orang yang memiliki ketenangan spiritual yang luar biasa, yang dengan menguasai hal-hal di luar dirinya dan juga kekuatan batin dalam dirinya, dapat memberikan penghormatan penuh atas kasih dan ketaatan kepada Tuhan. Dialah manusia yang dari pandangannya terpancar gambaran hidup Allah. Dia dapat ditemukan di ranjang kesakitan, dalam pakaian compang-camping seorang pengemis, di bawah pakaian merah lembayung seorang Kardinal, dalam kesendirian di sebuah pertapaan, atau dalam hiruk-pikuk kehidupan modern. Semuanya sama saja, karena dia tidak lagi terlibat dengan dirinya sendiri maupun dengan dunia. Dia mencari Tuhan saja, siapa kasihnya dan kemuliaannya. Begitulah Orang Kudus. Jika kita tidak cukup beruntung untuk bertemu dengannya dalam kenyataan, kita dapat dan harus membaca dan merenungkan kehidupannya. Literatur para Orang Kudus merupakan pelengkap praktis terhadap Injil, karena literatur tersebut menunjukkan kepada kita bagaimana Injil seharusnya dihidupi.

Jumat, 19 Januari 2024 Hari Biasa Pekan II

 
Karya: Stanislava Karagyozova/istock.com
Jumat, 19 Januari 2024
Hari Biasa Pekan II

“Evangelisasi adalah promosi yang paling integral dan tertinggi dari pribadi manusia.” – Paus Emeritus Benediktus XVI

Antifon Pembuka (Mzm 57:2)

Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kabar gembira, Engkau memanggil mereka yang Kaukehendaki mewartakan sabda Putra-Mu ke seluruh dunia. Semoga kami pun mewartakan berita kebaikan-Mu, karena Putra-Mu itu Penebus kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.      

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (24:3-21)
    
   
"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."
    
Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu. Lalu berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu. Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul. Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.” Dengan perkataan itu Daud mencegah orang-orangnya; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul bangun meninggalkan gua, hendak melanjutkan perjalanannya. Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!” Saul menoleh ke belakang. Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu. Ada orang yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan. Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada dalam tanganku. Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau! Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah timbul kefasikan. Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau! Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang memutuskan perkara kita! Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan perkaraku! Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.” Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu, berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu. Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan selamat? Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini. Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Perubahan Kehidupan

 



Ada kalanya hidup itu ibarat sungai yang mengalir dengan damai di antara dua rerumputan yang bertabur bunga. Matahari bersinar terang di atas dan seluruh dunia tampak tersenyum. Hari-hari berlalu dengan menyenangkan dan masa depan penuh harapan. Kebajikan itu sendiri tampaknya berkembang dengan mudah di hati kita. Namun Tuhan memberikan waktu istirahat ini selama perjalanan kita di dunia agar kita dapat memperbaharui energi kita.

Hidup adalah pertempuran. Oleh karena itu kita harus bersenjata dan siap serta selalu waspada. (bdk. Ayub 7:1) "Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (Mat. 26:38) Kita harus bertekad untuk bersiap sejak dini hari menghadapi kesulitan dan godaan yang bisa muncul kapan saja. Kita harus dipersenjatai dengan senjata roh yang dapat kita peroleh dengan mudah jika kita senantiasa hidup dalam hadirat Tuhan. Jika kita gagal untuk memiliki kebiasaan kewaspadaan rohani ini, pencobaan dan godaan yang kita hadapi akan membuat kita lengah dan ada bahaya bahwa kita akan menyerah.

Kamis, 18 Januari 2024 Hari Biasa Pekan II

 
Kamis, 18 Januari 2024
Hari Biasa Pekan II

“Dosa yang kita lakukan menjauhkan kita dari Tuhan dan, jika kita tidak dengan rendah hati mengakuinya, percaya pada belas kasihan ilahi, dosa pada akhirnya akan menyebabkan kematian jiwa..” – Paus Benediktus XVI
 
Antifon Pembuka

Aku yakin, bahwa Allah memihak aku. Kepada Allah yang sabda-nya kupuji, kepada Tuhan yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada Dia aku percaya dan tidak takut.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, yang lemah dalam pandangan orang Kaupilih untuk mempermalukan yang kuasa. Hari ini kami kenangkan kesaksian Santa Agnes, yang menyerahkan nyawa demi imannya. Buatlah kami teguh dalam iman dan tetap setia sampai akhir. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (18:6-9; 19:1-7)     
   
"Saul berikhtiar membunuh Daud."
    
Sesudah Daud mengalahkan Goliat, orang Filistin itu, pasukan-pasukan Israel pulang. Maka di segala kota Israel, keluarlah wanita-wanita menyongsong Raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya, “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Maka bangkitlah amarah Saul dengan amat sangat! Perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya, “Kepada Daud mereka perhitungkan berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkan beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun akan jatuh kepadanya.” Sejak hari itu Saul selalu menaruh dendam kepada Daud. Maka Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawai-pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul itu, sangat suka kepada Daud, sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud, “Ayahku Saul berikhtiar membunuhmu. Oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana. Aku akan keluar dan mendampingi ayahku di padang tempatmu itu. Aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu dan aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu.” Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, ayahnya, katanya, “Janganlah Raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu. Bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Daud telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan karena dia, Tuhan telah memberikan kemenangan besar kepada seluruh Israel. Tatkala melihatnya, engkau bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?” Saul mendengarkan perkataan Yonatan, lalu bersumpah, “Demi Tuhan yang hidup, ia tidak akan dibunuh.” Lalu Yonatan memanggil Daud, dan memberitahukan kepadanya segala perkataan itu. Yonatan membawa Daud kepada Saul, dan ia bekerja padanya seperti semula.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Pertolongan Tuhan

 
 

Baik secara alamiah maupun supranatural, kita terus-menerus membutuhkan pertolongan Tuhan. Kita tidak ada, dan Tuhan dengan kebaikan-Nya yang tak terbatas menciptakan kita. Dialah yang memelihara keberadaan kita dari hari ke hari dan dari waktu ke waktu. Tindakan pemeliharaan ibarat penciptaan yang berkelanjutan. Jika Tuhan tidak mendukung kita, kita harus segera kembali ke debu asal kita: “sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” (Kejadian 3:19).

Kita terus bergantung pada Tuhan dan Pencipta kita untuk keberadaan dan aktivitas kita. Jika kita selalu menyadari fakta yang luar biasa ini, kita tidak akan pernah menyinggung Tuhan. Kita akan menunjukkan rasa terima kasih dan dengan rendah hati memohon bantuan-Nya.

Kita sangat miskin, dan Dia sangat kaya. Kita sangat lemah dan Dia sangat kuat. Kita buta, dan Dialah terang sejati yang menerangi setiap manusia yang datang ke dunia. (Yohanes 1:9) Mintalah pertolongan Tuhan dengan penuh keyakinan, ketekunan, dan pasrah pada kehendak suci-Nya. Seperti yang dikatakan Santo Agustinus, kita adalah pengemis dari Tuhan.

Orang Kudus hari ini: 17 Januari 2024 St. Antonius, Abas

 
Public Domain

 
 Hari ini, Gereja memperingati Santo Antonius, Abas, juga dikenal sebagai Santo Antonius dari Mesir atau Santo Antonius Agung, yang dikenal karena imannya yang besar kepada Tuhan, kesalehan dan dedikasinya, kekudusan dan tindakannya. Dia adalah seorang biarawan yang lahir dari keluarga kaya, namun dengan cepat menemukan panggilannya saat dia merasakan panggilan untuk gaya hidup pertapa dan menyendiri, meninggalkan segala bentuk keserakahan dan ambisi duniawi, dan mengasingkan diri ke padang pasir, di mana dia menghabiskan waktu. sisa hidupnya dalam kehidupan doa, fokus pada Tuhan. Oleh karena itu, ia juga dikenal sebagai 'Bapa Monastisisme' karena praktiknya, meskipun bukan yang pertama di kalangan umat Kristiani pada saat itu, merupakan awal dari lonjakan gaya hidup asketis, yang menyebabkan banyak orang mengikuti jejaknya, menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan meninggalkan agama. godaan kemuliaan duniawi. St Antonius terkenal karena kesalehannya yang besar, dan karena serangan-serangan yang dilancarkan iblis terhadapnya, yang ia tolak dan tanggung dengan iman yang besar. Sepanjang hidupnya, St. Antonius terus menjalani kehidupan yang paling berharga, dan menjadi inspirasi besar bagi banyak orang lainnya.

Rabu, 17 Januari 2024 Peringatan Wajib St. Antonius, Abas

 
Rabu, 17 Januari 2024
Peringatan Wajib St. Antonius, Abas

Antonius banyak berdoa, sebab ia belajar, bahwa orang harus berdoa tanpa henti. (St. Atanasius)

   

Antifon Pembuka (Mzm 92 (91): 13-14)
 
Orang jujur bertumbuh bagaikan palma, berkembang bagaikan pohon jati. Mereka ditanam dekat bait Tuhan, bertunas di pelataran rumah Allah.

The just will flourish like the palm tree, and grow like a Lebanon cedar, planted in the house of the Lord, in the courts of the house of our God.
   
Doa Pagi
  
Ya Allah, Engkau telah memberi kepada Santo Antonius Abas anugerah untuk mengabdi Dikau di padang gurun dengan cara hidup yang mengagumkan. Semoga ia mendoakan kami agar kami dapat menyangkal diri dan senantiasa mengasihi Engkau melebihi segala sesuatu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Siouxfall Diocese

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (17:32-33.37.40-51)   
  
"Daud mengalahkan Goliat dengan umban dan batu."
   
Pada suatu hari Daud menghadap Saul dan berkata kepadanya, “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena Goliat! Hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul berkata kepada Daud, “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu! Mustahil engkau dapat melawan Goliat! Sebab engkau masih muda, sedang Goliat sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.” Tetapi Daud berkata kepada Saul, “Tuhan telah melepaskan daku dari cakar singa dan dari cakar beruang. Dia pun akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu!” Kata Saul kepada Daud, “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.” Maka Daud mengambil tongkatnya lalu pergi. Ia memilih dari dasar sungai lima batu yang licin dan menaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni wadah batu, sedang umban tali dipegangnya. Demikianlah Daud mendekati Goliat, orang Filistin itu. Goliat sendiri makin dekat menghampiri Daud, dan di depannya berjalan orang yang membawa perisainya. Ketika Goliat melayangkan pandangannya dan melihat Daud, dihinanya Daud karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Goliat, orang Filistin itu, berkata kepada Daud, “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para dewa, orang Filistin itu mengutuki Daud. Lalu dia menantang Daud, “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.” Tetapi Daud berkata kepada Goliat, orang Filistin itu, “Engkau mendatangi aku dengan pedang, tombak serta lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku! Aku akan mengalahkan engkau dan memenggal putus kepalamu! Hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang atau lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, dan Ia akan menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Ketika orang Filistin itu bergerak maju menyongsong Daud, segera larilah Daud ke barisan musuh menghadapi Goliat. Lalu Daud memasukkan tangannya ke dalam kantung batu, diambilnyalah sebuah batu, lalu diumbankannya. Maka kenalah dahi Goliat, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan Goliat dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedang Goliat, dihunusnya dari sarungnya, lalu ia menghabisi Goliat. Dipancungnyalah kepala Goliat dengan pedangnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy