Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Gereja

 


Yesus Kristus tidak mendirikan Gereja hanya sebagai Tubuh mistik dimana Dia adalah Kepala dan kita adalah anggotanya. Dia juga menjadikannya suatu masyarakat yang terlihat dan hierarkis, otoritas tertinggi dalam doktrin dan moral, penyalur rahmat-Nya dan sarana penebusan. Jika Dia tidak melakukan hal ini, mustahil memahami bagaimana manusia dapat melakukan pekerjaan penyelamatan Penebus selama berabad-abad.

Gereja adalah mahakarya Yesus. Ia diberdayakan oleh rahmat dan otoritas-Nya untuk mencerahkan manusia dan membimbing mereka dengan aman di sepanjang jalan kekudusan. Yesus bersabda kepada para Rasul-Nya dan melalui mereka kepada para penerus mereka: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku” (Lukas 10:16). Dia juga berkata: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:20)

Inilah sebabnya mengapa ketaatan adalah tugas pertama kita kepada para penerus para Rasul, dengan kata lain, kepada Gereja yang hierarkis. Kita harus menaati Gereja sebagaimana kita menaati Kristus. Siapapun yang membuat pengecualian atau kompromi dalam hal ini bukanlah seorang Kristen sejati.

Orang Kudus hari ini: 20 Januari 2024 Paus St. Fabianus dan Sebastianus, Martir

 
Public Domain


Saudara-saudari terkasih, hari ini Gereja memperingati Paus St. Fabianus dan St. Sebastianus, dua martir Gereja, yang dalam kehidupan mereka masing-masing telah menunjukkan keberanian dan komitmen yang besar untuk menghayati iman mereka, bahkan di tengah masa-masa sulit dan penganiayaan, dalam bidang tanggung jawab mereka masing-masing, melakukan apa pun yang mereka bisa. sebagai murid dan hamba Tuhan yang setia, menolak menyerah pada tekanan orang-orang yang menganiaya dan menyiksa mereka.

Paus St. Fabianus hidup pada masa penganiayaan besar terhadap umat Kristen di Kekaisaran Romawi, dan ia memimpin umat Allah sebagai Paus dan Wakil Kristus pada masa Kaisar Decius, yang merupakan musuh bebuyutan umat beriman. Dia membimbing umat Tuhan melalui masa-masa sulit tersebut dan hidup dengan teladan yang baik, menginspirasi banyak dari mereka yang menderita penganiayaan karena iman mereka. Pada akhirnya, dalam salah satu dari sekian banyak penganiayaan yang dilakukan oleh Decius, Paus St. Fabian sendiri menjadi martir karena imannya.

Sabtu, 20 Januari 2024 Hari Biasa Pekan II

 
 SiouxFall Diocese
Sabtu, 20 Januari 2024
Hari Biasa Pekan II
 

“Doa adalah persiapan terbaik untuk Komuni Kudus. Doa adalah pengangkatan pikiran kepada Tuhan. Ketika kita berdoa, kita pergi guna menjumpai Kristus yang datang kepada kita. Jika Pencipta dan Penyelamat kita datang dari surga dengan cinta yang sedemikian besar, maka pantaslah jika kita datang menghadap Dia. Dan hal ini dapat kita lakukan ketika kita meluangkan waktu dalam doa.” ― St. Bernardinus dari Siena

Antifon Pembuka (Mzm 80:2a.3b)

Hai gembala Israel, pasanglah telinga, dengarkanlah kami. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan selamatkanlah kami.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kehidupan, bagaimana kami mau menyebut nama-Mu, seandainya Yesus Mesias tidak berbicara tentang Dikau? Kami mohon, semoga Ia berkenan mendahului dan membimbing kami menuju Engkau, sumber kehidupan semua orang. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (1:1-4.11-12.19.23-27)
   
  
"Para pahlawan gugur di medan perang."
    
Setelah Saul mati, dan ketika Daud kembali sesudah memukul kalah orang Amalek dan tinggal dua hari di Ziklag, maka datanglah pada hari ketiga seorang dari tentara, dari pihak Saul, dengan pakaian terkoyak-koyak dan tanah di atas kepala. Ketika ia sampai kepada Daud, sujudlah ia ke tanah dan menyembah. Bertanyalah Daud kepadanya: "Dari manakah engkau?" Jawabnya kepadanya: "Aku lolos dari tentara Israel." Bertanyalah pula Daud kepadanya: "Apakah yang terjadi? Coba ceriterakan kepadaku." Jawabnya: "Rakyat telah melarikan diri dari pertempuran; bukan saja banyak dari rakyat yang gugur dan mati, tetapi Saul dan Yonatan, anaknya, juga sudah mati." Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang. Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan! Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa. Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu. Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu. Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan. Betapa gugur para pahlawan dan musnah senjata-senjata perang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penghormatan dan Mengikuti Para Kudus

 


Fr Lawrence Lew, O.P. | CC BY-NC-ND 2.0
Barangsiapa yang semasa hidupnya beruntung bisa bertemu dengan seorang Kudus, hendaknya ia sangat bersyukur kepada Tuhan. Betapa menakjubkannya seorang Kudus! Dia adalah manusia yang di dalamnya Allah hidup dalam kepenuhan rahmat-Nya, sedemikian rupa sehingga St. Paulus dapat berkata: "Sekarang, bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Gal. 2:20)

Ia adalah orang yang memiliki ketenangan spiritual yang luar biasa, yang dengan menguasai hal-hal di luar dirinya dan juga kekuatan batin dalam dirinya, dapat memberikan penghormatan penuh atas kasih dan ketaatan kepada Tuhan. Dialah manusia yang dari pandangannya terpancar gambaran hidup Allah. Dia dapat ditemukan di ranjang kesakitan, dalam pakaian compang-camping seorang pengemis, di bawah pakaian merah lembayung seorang Kardinal, dalam kesendirian di sebuah pertapaan, atau dalam hiruk-pikuk kehidupan modern. Semuanya sama saja, karena dia tidak lagi terlibat dengan dirinya sendiri maupun dengan dunia. Dia mencari Tuhan saja, siapa kasihnya dan kemuliaannya. Begitulah Orang Kudus. Jika kita tidak cukup beruntung untuk bertemu dengannya dalam kenyataan, kita dapat dan harus membaca dan merenungkan kehidupannya. Literatur para Orang Kudus merupakan pelengkap praktis terhadap Injil, karena literatur tersebut menunjukkan kepada kita bagaimana Injil seharusnya dihidupi.

Jumat, 19 Januari 2024 Hari Biasa Pekan II

 
Karya: Stanislava Karagyozova/istock.com
Jumat, 19 Januari 2024
Hari Biasa Pekan II

“Evangelisasi adalah promosi yang paling integral dan tertinggi dari pribadi manusia.” – Paus Emeritus Benediktus XVI

Antifon Pembuka (Mzm 57:2)

Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kabar gembira, Engkau memanggil mereka yang Kaukehendaki mewartakan sabda Putra-Mu ke seluruh dunia. Semoga kami pun mewartakan berita kebaikan-Mu, karena Putra-Mu itu Penebus kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.      

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (24:3-21)
    
   
"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."
    
Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu. Lalu berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu. Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul. Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.” Dengan perkataan itu Daud mencegah orang-orangnya; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul bangun meninggalkan gua, hendak melanjutkan perjalanannya. Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!” Saul menoleh ke belakang. Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu. Ada orang yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan. Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada dalam tanganku. Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau! Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah timbul kefasikan. Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau! Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang memutuskan perkara kita! Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan perkaraku! Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.” Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu, berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu. Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan selamat? Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini. Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Perubahan Kehidupan

 



Ada kalanya hidup itu ibarat sungai yang mengalir dengan damai di antara dua rerumputan yang bertabur bunga. Matahari bersinar terang di atas dan seluruh dunia tampak tersenyum. Hari-hari berlalu dengan menyenangkan dan masa depan penuh harapan. Kebajikan itu sendiri tampaknya berkembang dengan mudah di hati kita. Namun Tuhan memberikan waktu istirahat ini selama perjalanan kita di dunia agar kita dapat memperbaharui energi kita.

Hidup adalah pertempuran. Oleh karena itu kita harus bersenjata dan siap serta selalu waspada. (bdk. Ayub 7:1) "Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (Mat. 26:38) Kita harus bertekad untuk bersiap sejak dini hari menghadapi kesulitan dan godaan yang bisa muncul kapan saja. Kita harus dipersenjatai dengan senjata roh yang dapat kita peroleh dengan mudah jika kita senantiasa hidup dalam hadirat Tuhan. Jika kita gagal untuk memiliki kebiasaan kewaspadaan rohani ini, pencobaan dan godaan yang kita hadapi akan membuat kita lengah dan ada bahaya bahwa kita akan menyerah.

Kamis, 18 Januari 2024 Hari Biasa Pekan II

 
Kamis, 18 Januari 2024
Hari Biasa Pekan II

“Dosa yang kita lakukan menjauhkan kita dari Tuhan dan, jika kita tidak dengan rendah hati mengakuinya, percaya pada belas kasihan ilahi, dosa pada akhirnya akan menyebabkan kematian jiwa..” – Paus Benediktus XVI
 
Antifon Pembuka

Aku yakin, bahwa Allah memihak aku. Kepada Allah yang sabda-nya kupuji, kepada Tuhan yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada Dia aku percaya dan tidak takut.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, yang lemah dalam pandangan orang Kaupilih untuk mempermalukan yang kuasa. Hari ini kami kenangkan kesaksian Santa Agnes, yang menyerahkan nyawa demi imannya. Buatlah kami teguh dalam iman dan tetap setia sampai akhir. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (18:6-9; 19:1-7)     
   
"Saul berikhtiar membunuh Daud."
    
Sesudah Daud mengalahkan Goliat, orang Filistin itu, pasukan-pasukan Israel pulang. Maka di segala kota Israel, keluarlah wanita-wanita menyongsong Raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya, “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Maka bangkitlah amarah Saul dengan amat sangat! Perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya, “Kepada Daud mereka perhitungkan berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkan beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun akan jatuh kepadanya.” Sejak hari itu Saul selalu menaruh dendam kepada Daud. Maka Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawai-pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul itu, sangat suka kepada Daud, sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud, “Ayahku Saul berikhtiar membunuhmu. Oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana. Aku akan keluar dan mendampingi ayahku di padang tempatmu itu. Aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu dan aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu.” Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, ayahnya, katanya, “Janganlah Raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu. Bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Daud telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan karena dia, Tuhan telah memberikan kemenangan besar kepada seluruh Israel. Tatkala melihatnya, engkau bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?” Saul mendengarkan perkataan Yonatan, lalu bersumpah, “Demi Tuhan yang hidup, ia tidak akan dibunuh.” Lalu Yonatan memanggil Daud, dan memberitahukan kepadanya segala perkataan itu. Yonatan membawa Daud kepada Saul, dan ia bekerja padanya seperti semula.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy