Jumat, 19 Januari 2024
Hari Biasa Pekan II
“Evangelisasi adalah promosi yang paling integral dan tertinggi dari pribadi manusia.” – Paus Emeritus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Mzm 57:2)
Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku
berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah
malapetaka ini.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber kabar gembira, Engkau memanggil mereka yang
Kaukehendaki mewartakan sabda Putra-Mu ke seluruh dunia. Semoga kami pun
mewartakan berita kebaikan-Mu, karena Putra-Mu itu Penebus kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (24:3-21)
"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."
Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang
Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu
Kambing Hutan. Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi
jalan. Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat,
tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu. Lalu
berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan
Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu.
Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!” Maka Daud bangun,
lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian
berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul.
Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari
padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang
yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah
orang yang diurapi Tuhan.” Dengan perkataan itu Daud mencegah
orang-orangnya; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul.
Sementara itu Saul bangun meninggalkan gua, hendak melanjutkan
perjalanannya. Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan
berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!” Saul menoleh
ke belakang. Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud
menyembah. Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan
perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan
celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari
ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu. Ada orang
yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu
karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang
yang diurapi Tuhan. Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada
dalam tanganku. Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan
tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku
bersih dari kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat
dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut
nyawaku. Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau! Tuhan
kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul
engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah
timbul kefasikan. Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau! Terhadap
siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing
mati! Seekor kutu saja! Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang
memutuskan perkara kita! Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan
perkaraku! Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku
dari tanganmu.” Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu,
berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan
suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar
daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal
aku melakukan yang jahat kepadamu. Telah kautunjukkan pada hari ini,
betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah
menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila
seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan
selamat? Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan
kepadaku pada hari ini. Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa
engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam
tanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.