Sabtu, 27 Januari 2024
Hari Biasa Pekan III
Hati manusia merindukan dunia di mana kasih bertahan, di mana
karunia-karunia dibagikan, di mana kesatuan dibangun, di mana kebebasan
menemukan maknanya dalam kebenaran, dan dimana identitas ditemukan dalam
persekutuan yang saling menghormati. Iman kita dapat menanggapi
pengharapan-pengharapan ini : semoga kamu menjadi pelopornya! (Paus
Benediktus XVI - Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009)
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)
Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena
kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga
kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia
ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami
sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa
Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
"Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil
isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud.
Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam
suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai
sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai
apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli
dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak
si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di
pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari
orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari
kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang
kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin
itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud
menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi
Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak
domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang
yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah
Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah
Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het
itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang
datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan
mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang
lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau
telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu
di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud
kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada
Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena
dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah
Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas
isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah
bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang
ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak
mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.