Kemurnian hati adalah anugerah yang hanya dapat diberikan oleh agama Kristen. (Ensiklik, Sacra Virginitas, Paus Pius XII, 1954) Jika kita dipanggil untuk menerima anugerah yang luar biasa ini, marilah kita dengan rendah hati bersyukur kepada Tuhan. Merupakan suatu martabat yang luhur untuk menjadi milik Tuhan, baik tubuh maupun jiwa.
Kitab Suci berkata tentang manusia: “apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, Engkau telah memberinya kuasa atas pekerjaan tanganmu dan meletakkan segala sesuatu di bawah kakinya.” (bdk. Mzm. 8:5; Ibr. 2:7) Namun dalam aspek tertentu, mereka yang masih perawan bisa dikatakan lebih unggul daripada malaikat. Karena malaikat tidak memiliki tubuh, ia hanya memberikan penghormatan kepada Tuhan melalui rohnya. Sebaliknya, seorang perawan harus menanggung beban tubuh duniawi. Dia harus terus-menerus mempersembahkan di altar hatinya (dan sering kali setelah pertempuran heroik) tidak hanya jiwanya dengan selera dan kemauannya, tetapi juga semua dorongan hati dan kemampuan rendahnya “yang berperang melawan jiwa.” (I Petrus 2:11)