Senin, 25 Maret: Hari Senin Dalam Pekan Suci (U).
Yes 42:1-7; Mzm 27:1-4a.5-6ab.15.17; Yoh 12:1-11.
Yohanes melukiskan sebuah perjamuan makan bersama di Betania 6 hari
sebelum Paskah. Martha sibuk melayani, Lazarus turut makan bersama Yesus
dan murid-murid-Nya. Sedangkan Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak
wangi dan menyekanya dengan rambutnya. Melihat apa yang dibuat oleh
Maria, dua reaksi berbeda. Yudas melihat tindakan itu suatu pemborosan,
sehingga dia mengusulkan alangkah lebih baik minyak itu dijual dan
uangnya diberikan kepada orang miskin. Tetapi Yesus melihat hal itu
sebagai sebuah persiapan atas hari penguburan-Nya.
Selasa, 26 Maret: Hari Selasa Dalam Pekan Suci (U).
Yes 49:1-6; Mzm 71:1-4a.5-6ab.15.17; Yoh 13:21-33.36-38.
Komitmen dan kesetiaan. “Anget-anget tai ayam”. Yup, begitulah
kecenderungan manusia: semangat menggebu-gebu di start awal, tapi
kemudian pudar ditelan waktu. Itulah yang terjadi pada Simon! Dengan
lantang ia mengatakan, “Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Suatu ekspresi dari semangat yang sedang terbakar untuk mengikuti dan membela Yesus. Tapi dengan tenang Yesus menanggapi, “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? … Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali”. Bukan
“semangat di awal” yang dibutuhkan untuk menjadi pengikut Yesus,
melainkan komitmen dan kesetiaan untuk hidup baik dan penuh kasih dalam
keadaan apapun dan kapanpun.
Rabu, 27 Maret: Hari Rabu Dalam Pekan Suci (U).
Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34; Mat 26:14-25.
Yesus mengetahui bahwa ada diantara muridNya yang akan mengkhianati Dia.
Namun Yesus tidak mengusir atau membencinya. Yesus tahu kenyataan ini
tidak mudah, namun Ia sadar penderitaan sudah makin dekat. Bagaimana
mungkin seorang murid mengkhianati guru yang begitu mengasihinya? Namun
itulah yang terjadi. Dalam Pekan Suci ini, kita disadarkan bahwa segala
sesuatu mungkin terjadi, bahkan sebagai seorang murid sekalipun. Maka
sejauh mana kesatuan kita dengan sang Guru, sangatlah menentukan
kesetiaan kita.
Kamis, 28 Maret: Pagi: Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U).
Perayaan Ekaristi Krisma di Gereja Katedral
(P). Pembaharuan Janji Imam. Bacaan Ekaristi: Yes 61:1-3a.6a.8b-9; Mzm
89:21-22.25.27; Why 1:5-8; Luk 4:16-21.
Catatan:
1. Ekaristi Krisma (P), dapat dipindahkan/dirayakan pada tgl. pertemuan
para imam bersama Uskup, asal tidak jauh dari Hari Paskah. 2. Hari ini
baik kalau dijadikan hari penerimaan kembali mereka yang bertobat dari
dosa berat.
Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sebagai Sang Mesias, Dia yang diurapi
Roh Kudus untuk membebaskan umat Allah dari dosa. Dia berdiri di
tengah-tengah mereka sebagai Kabar Baik itu sendiri, yang datang kepada
‘orang-orang miskin’, yang semuanya membutuhkan penyelamatan. Dia
membawakan kesembuhan lewat kata-kata-Nya dan jamahan-Nya, dan berkat
dari Bapa dicurahkan atas semua orang yang menerima Dia. Dia menawarkan
kepada kita semua hikmat-Nya dan kekuatan-Nya selagi kita berusaha untuk
menyenangkan Tuhan. Selagi Roh Kudus memenuhi diri kita lebih dan lebih
lagi, Dia dapat mengalir keluar – melalui kita – ke dunia di sekeliling
kita, memberikan kuat-kuasa kepada kita atas dosa dan kejahatan, tidak
hanya dalam diri kita, tetapi orang-orang yang ada di sekeliling kita
juga.
Sore: Kamis Putih (P). Peringatan Perjamuan Tuhan.
Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15.
Ciri khas dari Misa Perjamuan Tuhan: tabernakel kosong. Tiap Kamis Putih, sebelum Misa dan sesudahnya, tak ada Sakramen Mahakudus di dalam tabernakel. Mengenai tabernakel kosong ini diatur dalam dokumen Gereja berjudul De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis (Perayaan Paskah dan Persiapannya, disingkat PPP) no. 48. Bunyinya: "Sebelum perayaan [Kamis Putih], tabernakel harus kosong sama sekali." Mengapa tabernakel kosong? Kamis Putih adalah perayaan mengenangkan penetapan Sakramen Ekaristi. Yesus sadar bahwa waktu-Nya sudah dekat, Dia akan kembali ke rumah Bapa
dan kemuliaan Tuhan akan segera terwujud lewat pengorbanan Dia di kayu
salib. Oleh sebab itu Yesus berusaha memberikan pelajaran dan pesan-
pesan kepada para murid yang Ia kasihi. Ia memberikan teladan-teladan
baru, dan perintah baru untuk mengasihi dan melayani satu sama lain.
Yesus membasuh kaki para murid. Satu persatu murid-Nya Ia basuh kakinya.
Dan saat sampai pada giliran Simon Petrus, Simon Petrus menolaknya, dan
berkata "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya".
Namun Yesus berkata "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak
mendapat bagian dalam Aku". Setelah membasuh kaki para murid, Yesus
berkata: "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan
Gurumu,maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu. Sebab Aku telah
memberi teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang
telah Kuperbuat kepadamu".
Jumat, 29 Maret: Hari Jumat Agung (M). Puasa dan Pantang
Yes 52:13-53:12; Mzm 31:2.6.12-13.15-17.25; Ibr 4:14-16 – 5:7-9; Yoh 18:1 – 19:42.
Tidak ada Misa pada hari ini. Hosti yang dibagikan pada saat Komuni dikonsekrir pada Misa Kamis Putih. Kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes mewartakan
tentang Yesus menapaki perjalanan sengsara menuju ke puncak
peninggian-Nya di kayu salib. Kayu salib merupakan pemuliaan dalam kasih
ilahi. Nampak jelas dalam perjalanan tersebut kesabaran Yesus yang luar
biasa. Karena dan dalam cinta, Ia menanggung semuanya untuk
menyelamatkan dunia. Kita pun diminta untuk ambil bagian dalam
penderitaan dan wafat Yesus. Hal itu dapat kita lakukan dengan cara
menanggung semua penderitaan dan salib kehidupan dalam kesabaran.
Bersediakah kita melakukan hal ini?
Sabtu, 30 Maret 2024:
Sebelum Petang: Sabtu Suci
Sabtu Suci adalah selingan antara rasa sakit kematian Yesus dan sukacita kebangkitan-Nya. Tidak ada liturgi yang dirayakan pada pagi hingga sore hari. Dalam penantian yang hening, komunitas Kristen menghidupkan kembali kehilangan murid-murid Kristus ketika ingatan dan meditasi. Pada hari Sabtu Suci Gereja tinggal di makam Tuhan, merenungkan penderitaan, wafat dan turun-Nya ke alam maut (Bdk. Missale Romanum, Sabbato sancto; Symbolum Apostolorum; 1 Ptr 3:19) dan menantikan kebangkitan-Nya dengan puasa dan doa. Amat dianjurkan, untuk merayakan ibadat bacaan dan ibadat pagi bersama jemaat (Bdk. PPP No. 40). Tidak ada perayaan Ekaristi pada pagi hingga sore hari, orang Kristen menunggu dalam keheningan dan menghidupkan kembali kecemasan para rasul setelah kematian Yesus. Selama berabad-abad bahkan ada puasa yang ketat pada hari Sabtu Suci, yang tidak mengizinkan makanan untuk dimakan untuk memperingati hari yang menyakitkan ini. Banyak yang akan tinggal di gereja sepanjang malam Jumat Agung, menemani Yesus di dalam kubur.
Malam Paskah (P).
Kej 1:1 – 2:2 (Kej 1:1.26-31a); Mzm 104:1-2a.5-6.10.12-14.24.35c atau
Mzm:4-7.12-13.20.22; Kej 22:1-18 (Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18); Mzm
16:5.8-11; Kel 14:15 – 15:1; MT 15:1-6.17-18; Yes 54:5-14; Mzm
30:2.4-6.11.12a.13b; Yes 55:1-11; MT Yes 12:2-3.4bcd-6; Bar 3:9-15.32 –
4:4; Mzm 19:8-11; Yeh 36:16-17a.18-28; Mzm 42:3.5bcd – 43:3-4; MT Yes
12:2-3.4bcd-6; Mzm 51:12-15.18-19; Rm 6:3-11; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23;
Mrk 16:1-8.
Malam Paskah berarti malam menjelang Hari Raya Paskah, tepatnya malam
Minggu. Hari Sabtu itu dalam liturgi Gereja disebut “Sabtu Suci”. Malam
Paskah disebut juga “Vigili Paskah”. Istilah “vigili” berasal dari
bahasa Latin “Vigilis”, yang berarti “Berjaga-jaga, siap siaga”. Oleh
karena itu, Vigili Paskah berarti berjaga bersama Yesus Kristus yang
yang beralih dari kematian menuju kebangkitan. Maka Malam Paskah juga
disebut "induk semua vigili, Liturgi Malam Paskah terdiri dari 4 bagian:
a. Upacara Cahaya yang merayakan Kristus, Terang Sejati yang mengusir
segala kegelapan. Upacara ini meliputi pemberkatan api baru (kalau
mungkin di luar gedung gereja), penyalaan Lilin Paskah, disusul dengan
perarakan dimana Lilin Paskah itu dibawa masuk gereja oleh diakon, yang
kemudian melagukan Pujian Paskah atau Exultet. b. Liturgi Sabda yang
memaparkan karya penyelamatan Allah dalam tujuh bacaan dari Perjanjian
Lama dan dua bacaan dari Perjanjian Baru, yakni epistola dan Injil.
Sesudah epistola ini selebran mengangkat Alleluya meriah yang diulangi
oleh seluruh umat. Biasanya setiap Alleluya mendapat nada berbeda dan
menaik, setiap kali umat mengikutinya. c. Liturgi Baptis yang meliputi
pemberkatan air baptis, pembaptisan para katekumen terpilih, pembaruan
janji baptis oleh seluruh umat. d. Liturgi Ekaristi.
Minggu, 31 Maret: Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan (P).
Kis 10:34a.37-43; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Kol 3:1-4 atau 1Kor 5:6b-8; Pagi: Yoh 20:1-9; Sore: Luk. 24:13-35.
Dua orang murid sedang dalam perjalanan menuju rumah mereka di Emaus.
Mereka kecewa karena kegagalan salib. Mereka tidak mengerti bahwa Mesias
harus menanggung semuanya itu untuk masuk dalam kemuliaan-Nya. Yesus
lalu membuat hati mereka berkobar-kobar ketika Ia berbicara tentang
diri-Nya dalam Kitab Suci, dan membuat mata mereka terbuka ketika ia
memecah-mecahkan roti. Yang disangka mati dan kalah, ternyata bangkit,
hidup dan berada di tengah-tengah mereka. Hari ini, Hari Raya Paskah
adalah puncak perayaan liturgi sepanjang tahun, dan karenanya disebut
Hari Raya dari segala Hari Raya (Summa solemnitas / solemnity of solemnities).