Setelah Doa Bapa Kami, tidak ada doa yang lebih indah daripada Salam Maria, yang harus kita daraskan dengan devosi khusus dalam untaian Rosario Suci. Pada awal Rosario kita dapat membayangkan bahwa kita adalah saksi Kabar Sukacita Maria di rumahnya di Nazareth. Seorang Malaikat turun dari Surga dan membungkuk di hadapan Perawan Terberkati saat dia berlutut sambil berdoa. “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” (Lukas 1:26-28)
Kita hendaknya bergabung dengan Malaikat Tuhan dalam mengulangi kata-kata ini dengan sungguh-sungguh dan khusyuk. Pengulangan doa ini secara terus-menerus sangat menyenangkan hati Maria, Bunda Allah dan Bunda kita. Ketika kita menyapanya dengan kata-kata Malaikat, kita mengingatkannya akan misteri besar Inkarnasi, yang merupakan awal dari misi luhurnya sebagai rekan penebus dan awal mula peradaban Kristiani. Sekalipun kita mengucapkan kata-kata ini berulang kali, kata-kata tersebut tidak akan pernah menjadi monoton. Ketika seorang anak laki-laki berbicara kepada ibunya, setiap kata memiliki kehangatan dan makna yang tidak terbatas karena merupakan ekspresi cinta yang tidak terbatas.