1. Seandainya ada kemajuan yang setara sepanjang zaman dalam hal kekudusan dan ilmu pengetahuan, manusia sekarang akan menjadi sangat bijaksana dan sangat kudus.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa ilmu pengetahuan telah mencapai kemajuan besar, namun sayangnya harus diakui bahwa ilmu pengetahuan sering kali melupakan awal dan akhir ilmu pengetahuan, yaitu Tuhan saja. Objek pengetahuan adalah kebenaran, dan semua kebenaran berasal dari Tuhan, tetapi kebenaran itu ada di dalam ciptaan seperti pantulan cahaya ilahi. Kita harus menelusuri pantulan cahaya ini kembali ke sumber aslinya. Jika siswa selalu melakukan hal ini, mereka bisa menjadi bijaksana sekaligus terpelajar. Dari studi dan penelitian mereka, mereka akan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang Tuhan, pencipta semua keajaiban di alam semesta, dan mereka akan menemukan cara beribadah dan menaati-Nya.
Ketika ilmu pengetahuan tersesat atau menjadi tujuan akhir, ilmu pengetahuan tidak lagi berguna dan dapat menjadi alat kejahatan. Ketika sejarah filsafat digambarkan sebagai sejarah penyimpangan manusia, hal ini tidaklah berlebihan. Terlebih lagi, ilmu-ilmu teknis dan praktis yang berkembang di era ini seringkali menjadi sarana kehancuran manusia. Inilah yang terjadi ketika ilmu pengetahuan berpaling dari Tuhan yang merupakan asal muasalnya.