Pada hari ini, kita mengenang kesedihan, kepedihan, dan rasa sakit yang dialami Maria, Bunda Allah dan Tuhan kita Yesus Kristus, ketika ia melihat Putranya yang terkasih menderita sakit penyaliban.
Kita dapat membayangkan betapa besarnya kesedihan dan kepedihan yang ia alami sebagai seorang ibu, yang harus melihat Putranya sendiri menderita, dan mati di kayu Salib. Hal ini khususnya datang dari seorang ibu yang sangat mengasihi Putranya, yang telah membesarkan-Nya dan melindungi-Nya sepanjang hidup, dan yang berjalan bersama-Nya selama tahun-tahun pelayanan-Nya di antara umat Allah.
Ia melihat bagaimana Putranya dengan taat mengikuti kehendak Allah, Bapa-Nya, dengan rendah hati menanggung semua dosa umat manusia, sebagaimana Ia diutus ke dunia, dan dengan menanggung semua dosa itu atas diri-Nya, Ia membiarkan diri-Nya direndahkan, dihina, dan dilucuti sepenuhnya dari segala kemuliaan, hak istimewa, dan bahkan martabat dasar manusia, ketika Ia disiksa dan diludahi oleh orang-orang dan mereka yang telah menghukum-Nya.
Kita dapat membayangkan betapa besarnya kesedihan dan kepedihan yang ia alami sebagai seorang ibu, yang harus melihat Putranya sendiri menderita, dan mati di kayu Salib. Hal ini khususnya datang dari seorang ibu yang sangat mengasihi Putranya, yang telah membesarkan-Nya dan melindungi-Nya sepanjang hidup, dan yang berjalan bersama-Nya selama tahun-tahun pelayanan-Nya di antara umat Allah.
Ia melihat bagaimana Putranya dengan taat mengikuti kehendak Allah, Bapa-Nya, dengan rendah hati menanggung semua dosa umat manusia, sebagaimana Ia diutus ke dunia, dan dengan menanggung semua dosa itu atas diri-Nya, Ia membiarkan diri-Nya direndahkan, dihina, dan dilucuti sepenuhnya dari segala kemuliaan, hak istimewa, dan bahkan martabat dasar manusia, ketika Ia disiksa dan diludahi oleh orang-orang dan mereka yang telah menghukum-Nya.