Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Kebahagiaan Orang yang Berbelas Kasih


 
1. Marilah kita merenungkan sekarang tentang belas kasih Allah, yang tidak terbatas sebagaimana keadilan-Nya tidak terbatas. "Belas kasih-Nya," kata St. Thomas, "tidak mengurangi keadilan-Nya, tetapi merupakan kepenuhan dan kesempurnaan keadilan itu." (S. Th., 1, q. 21, a. 3 ad 2) Semua jasa yang dapat kita peroleh di hadapan Allah berasal dari pemberian kasih karunia-Nya yang cuma-cuma. Karena itu, belas kasih dan keadilan Allah menyatu dalam harmoni yang luar biasa yang menuntut rasa syukur dan kesetiaan kita.

Referensi tentang belas kasih Allah banyak terdapat dalam Kitab Suci. "Engkau, Tuhan, baik dan suka mengampuni," kata Pemazmur, "berlimpah kasih-Nya kepada semua orang yang berseru kepada-Mu." (Mazmur 85:5) “Terpujilah Tuhan,” kita baca di tempat lain, “batu karangku, … tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku, penyelamatku…” (Mazmur 143:2) “Kebaikan dan kemurahan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah Tuhan selama-lamanya.” (Mazmur 22:6)

Ketika kita meninggalkan Perjanjian Lama dan membuka Injil, kita menemukan bahwa itu adalah catatan tentang kebaikan dan belas kasihan Tuhan. Kita hanya perlu mengingat pengampunan Kristus terhadap Magdalena ketika dia menangis di kaki-Nya karena kesalahannya; penghakiman penuh belas kasihan yang Dia jatuhkan pada perempuan pezina yang malang; tatapan penuh kasih-Nya ke arah Santo Petrus, yang telah menyangkal-Nya; kasih karunia yang secara ajaib diberikan kepada Santo Paulus di jalan menuju Damaskus; dan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati, anak yang hilang, dan gembala yang baik yang pergi mencari domba yang hilang. Akhirnya, ada kata-kata penghiburan bagi pencuri yang bertobat: "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Ketika kita membaca kisah kebaikan dan belas kasihan yang tak terbatas ini, kita seharusnya mengalami harapan dan keyakinan yang tak terbatas. Tidak peduli seberapa besar dosa kita atau rasa tidak berterima kasih kita. Begitu kita bertobat, Allah siap mengampuni kita dan menerima kita dengan tangan terbuka.

Sabtu, 30 November 2024 Pesta St. Andreas, Rasul

 

CC0
Sabtu, 30 November 2024
Pesta St. Andreas, Rasul

“Setelah Andreas tinggal bersama Yesus dan belajar banyak dari Dia, ia bergegas lari menuju saudaranya, untuk membagi dengan dia apa yang diketahuinya” (St. Yohanes Krisostomus)


Antifon Pembuka (Mat 4: 18-19)

Di tepi Danau Galilea Yesus melihat dua orang bersaudara: Petrus dan Andreas. Ia memanggil mereka, “Mari, ikutlah Aku. Kamu akan Kujadikan nelayan manusia.”

Beside the Sea of Galilee, the Lord saw two brothers, Peter and Andrew, and he said to them: Come after me and I will make you fishers of men.
   
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahamulia, Santo Andreas, Rasul-Mu telah menjadi pewarta dan pemimpin Gereja-Mu. Kami mohon dengan rendah hati, semoga ia pun senantiasa mendoakan kami di hadapan-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.        
    
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (10:9-18)
   
"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengarkan dari firman Allah."
    
Saudara-saudara, jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis, “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik.” Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Sungguh, mereka telah mendengarnya! “Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Haus akan Keadilan

 



1. Yesus memerintahkan kita dalam Sabda Bahagia untuk mencari keadilan, yaitu kesempurnaan dalam pemenuhan kewajiban kita kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri, dan kepada sesama. Lebih jauh lagi, Ia memerintahkan kita untuk lapar dan haus akan keadilan ini, yang identik dengan kekudusan.

Ketika Kristus memberi tahu kita untuk lapar dan haus akan keadilan, Ia memaksakan kewajiban kepada kita untuk melakukan yang terbaik guna memperoleh kebajikan keadilan Kristen yang merupakan sintesis dari semua kebajikan. Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap kemalasan, apatis, suam-suam kuku, atau biasa-biasa saja, karena kemajuan kita dalam kesempurnaan rohani harus terus-menerus. Tidak boleh ada keraguan atau kemunduran. Sasaran tinggi yang telah ditetapkan Tuhan bagi kita menuntut kerja keras dan kemurahan hati yang tak terbatas dari pihak kita. Yesus Kristus begitu mengasihi kita sehingga Ia menyerahkan diri-Nya sepenuhnya bagi kita dan menumpahkan Darah-Nya yang Mulia hingga tetes terakhir untuk penebusan kita. Bagaimana mungkin kita bisa bersikap kikir atau setengah hati dalam hubungan kita dengan-Nya?

Jumat, 29 November 2024 Hari Biasa Pekan XXXIV

 

Jumat, 29 November 2024
Hari Biasa Pekan XXXIV
  
Tuhan itu penuh kasih sayang dan belas kasih; Ia lebih menghendaki orang berdosa bertobat daripada mati. (St. Hieronimus)
  

Antifon Pembuka (Why 21:1)
 
Maka aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru. Langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
 
Doa Pagi

   
Ya Allah, melalui Yesus Putra-Mu, Engkau mengingatkan kami para murid-Mu untuk berjaga-jaga dan selalu siap sedia menyongsong kehadiran-Mu yang menyelamatkan. Kami mohon, curahkanlah Roh Kudus-Mu untuk membimbing kami, semoga berkat daya surgawi kami dapat mengabdi Engkau dengan jujur dan setia sebagai pengikut Kristus. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Antano | CC BY SA 3.0


Bacaan dari Kitab Wahyu (20:1-4. 11-21:2)
     
"Orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka. Aku melihat Yerusalem Baru turun dari surga."
    
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat turun dari surga memegang anak kunci jurang maut dan sebuah rantai besar di tangannya. Ia menangkap naga, si ular tua, yaitu Iblis dan Setan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut. Pintu jurang maut itu kemudian ditutup dan dimeteraikannya, jangan sampai naga itu menyesatkan lagi bangsa-bangsa, sebelum masa seribu tahun itu berakhir. Kemudian naga itu akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya. Kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa mereka yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena sabda Allah. Mereka itu tidak menyembah binatang dan patungnya, dan tidak menerima tanda binatang itu pada dahi dan tangan mereka. Mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Lalu aku melihat sebuah singgasana, putih dan besar, dan aku melihat Dia yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Kemudian semua kitab dibuka. Juga sebuah kitab lain dibuka, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Demikian pula maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Dan mereka masing-masing dihakimi menurut perbuatan mereka. Kemudian maut dan kerajaan maut itu dilemparkan ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua, yakni lautan api. Dan barangsiapa namanya tidak ditemukan tertulis dalam Kitab Kehidupan, dilemparkan ke dalam lautan api itu. Lalu aku melihat langit dan bumi yang baru. Langit dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku, Yohanes, melihat kota kudus, yaitu Yerusalem baru, turun dari surga, dari hadapan Allah, berhias bagaikan mempelai yang berdandan untuk suaminya.
Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Kebahagiaan Orang-Orang yang Lapar dan Haus akan Keadilan

 



1. “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan keadilan,” kata Yesus Kristus, “karena mereka akan dipuaskan.” (Mat. 5:6) Kata-kata ini mengharuskan kita untuk mencari keadilan dalam tindakan kita jika kita menginginkan kebahagiaan yang dijanjikan Tuhan kita kepada orang-orang benar.

Tentu saja, kita harus memahami apa yang dimaksud dengan kata "keadilan" di sini. Kata ini dapat ditafsirkan dalam dua cara. Menurut maknanya yang paling umum, keadilan adalah kebajikan utama yang mengharuskan kita untuk memberikan kepada setiap orang haknya. Akan tetapi, sering kali dalam Kitab Suci, kata tersebut disinonimkan dengan kesempurnaan atau kekudusan; yaitu, ia merupakan sintesis dari semua kebajikan. Dalam pengertian inilah Yesus menggunakan istilah tersebut ketika Ia berkata: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat. 6:33)

Maka, dalam arti yang paling lengkap, keadilan mencakup hubungan kita dengan Allah, dengan diri kita sendiri, dan dengan sesama kita. Pertama-tama, kita harus berlaku adil terhadap Tuhan dan, oleh karena itu, sesuai dengan perintah Injil, kita harus "memberikan kepada Tuhan apa yang menjadi milik-Nya." (Matius 22:21) Karena segala sesuatu adalah milik Tuhan, Pencipta dan Penebus kita, kita harus mempersembahkan segalanya kepada-Nya, termasuk diri kita sendiri, semua yang kita miliki dan semua yang kita miliki. Kita hanya memiliki kewajiban terhadap Tuhan, dan tidak memiliki hak, karena kita telah menerima segalanya dari-Nya. Oleh karena itu, kita harus menaati-Nya, sebagai pembuat hukum tertinggi kita. Kita harus menyembah-Nya dan mengasihi-Nya dengan kasih yang lebih besar daripada kasih yang kita miliki untuk makhluk apa pun atau untuk diri kita sendiri, karena Dia adalah kebaikan tertinggi yang layak mendapatkan semua kasih kita dan yang hanya dapat memuaskan kita. Kita harus mengungkapkan kasih kita, terlebih lagi, melalui tindakan kita dan dengan pengabdian diri kita sepenuhnya untuk kehormatan dan kemuliaan-Nya.

Kamis, 28 November 2024 Hari Biasa Pekan XXIV

 

Kamis, 28 November 2024
Hari Biasa Pekan XXIV

“Seperti karat menggerogoti besi, demikianlah iri hati menggerogoti jiwa yang dihinggapinya” (St. Basilius Agung)

 
Antifon Pembuka (Why 19:1.2)

Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan ada pada Allah kita, sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya.
       
Doa Pagi 

Allah Bapa kami di surga, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau berkenan menyelamatkan dunia. Tolonglah kami dalam menyiapkan diri menyongsong kedatangan Putra-Mu itu sehingga kami pantas mengalami karya keselamatan-Mu. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.       
   

Bacaan dari Kitab Wahyu (18:1-2.21-23; 19:1-3.9a)
   
 
"Kota Raya Babilon jatuh."
       
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat turun dari surga. Ia mempunyai kekuasaan besar, dan bumi menjadi terang karena kemuliaannya. Ia berseru dengan suara nyaring, katanya, “Sudah roboh, sudah robohlah Babel, kota besar iru! Kota itu telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat, dan tempat bersembunyi semua roh najis dan segala burung yang najis yang dibenci.” Dan tampaklah seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya, “Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dicampakkan dengan keras ke bawah, dan takkan diketemukan lagi. Suara para pemain kecapi, para penyanyi, para peniup seruling dan sangkakala, takkan terdengar lagi di dalammu. Tak seorang pun ahli kesenian akan diketemukan lagi padamu. Pun suara kilangan takkan terdengar lagi di dalammu. Cahaya lampu takkan bersinar lagi dan suara pengantin pria dan mempelai wanita takkan kedengaran lagi di dalammu. Sebab para pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi dan oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan.” Kemudian aku mendengar seolah-olah ada suara yang nyaring, seperti suara himpunan besar orang banyak di surga, katanya, “Alleluya. Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan ada pada Allah kita, sebab besar dan adillah segala penghakiman-Nya. Sebab Dialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusak bumi dengan percabulannya. Dialah yang telah membalas darah hamba-hamba-Nya kepada pelacur itu.” Dan untuk kedua kalinya mereka berkata, “Alleluya! Ya, asap Kota Babel naik selama-lamanya.” Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan nikah Anak Domba!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Kebahagiaan Orang yang Berduka

 



1. "Berbahagialah orang yang berduka cita," (Mat. 5:5) kata Yesus Kristus, yang sangat bertentangan dengan pendapat dunia, yang percaya bahwa kebahagiaan dapat ditemukan dalam kegembiraan. Siapa yang benar? Injil tidak melarang kita untuk bersukacita; bahkan, berkat diberikan kepada perayaan pernikahan di Kana. Namun, ini adalah manifestasi dari sukacita yang baik dan jujur. Pesta pora yang tidak wajar dari orang-orang duniawi yang tidak bertanggung jawab dan orang-orang berdosalah yang dikutuk dalam Injil. Allah tidak menjanjikan penghiburan-Nya kepada mereka, tetapi hanya penyesalan dan, mungkin, keputusasaan. Di sisi lain, mereka yang menderita disebut diberkati oleh Yesus Kristus, yang telah berjanji untuk menghibur mereka. Penghiburan yang akan mereka terima adalah yang muncul dari pertobatan mereka, dari pengampunan yang mereka peroleh atas dosa-dosa mereka, dan dari harapan hidup kekal, yang dijanjikan kepada mereka yang memilih jalan kerajaan Salib. Mereka juga akan menikmati penghiburan dari kontemplasi dan kasih Allah.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy