| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pesan Natal Bersama Konferensi Waligereja Indonesia dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia


PESAN NATAL BERSAMA

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA

DAN

PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA

TAHUN 2008

* *

"HIDUPLAH DALAM PERDAMAIAN DENGAN SEMUA ORANG"

(bdk. Rm. 12:18)



Kepada segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada.

Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.



1. Di tengah sukacita Natal, perayaan kelahiran Yesus Kristus, marilah
kita melantunkan mazmur syukur ke hadirat Allah. Ia datang ke dalam dunia untuk membawa damai bagi seluruh umat manusia. Kedatangan-Nya mendamaikan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesamanya. Ia telah merubuhkan tembok pemisah dan membangun persekutuan baru, yang kukuh dan tangguh, yang bersumber dan berakar di dalam diri-Nya (bdk. Ef. 2:14, dst.). Peristiwa Natal, sebab itu dapat menjadi petunjuk bagi mereka yang rindu untuk hidup dalam damai, khususnya dalam keadaan dewasa ini yang diwarnai ketegangan dan kecenderungan untuk mementingkan diri atau kelompok sendiri.


Umat Kristiani memahami dirinya sebagai bagian utuh dari masyarakat dan bangsa Indonesia. Selama ini kita telah tinggal dalam rumah bersama, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam kerukunan dan keadamaian. Namun, akhir-akhir ini rumah kita dipenuhi dengan berbagai ketegangan, bahkan krisis. Keberadaan negara sebagai rumah bersama tidak lagi dipahami dengan baik oleh para warga bangsa. Berbagai benturan antar kelompok dalam masyarakat membuat warga tidak lagi dapat hidup damai. Berbagai kelompok berusaha menunjukkan kekuatan mereka di hadapan kelompok lain yang dianggap sebagai ancaman. Dalam usaha untuk memberi rasa aman kepada seluruh warga negara, pemerintah belum sepenuhnya berhasil mengambil langkah-langkah nyata menuju kebersamaan yang rukun dan damai.

Kita merindukan keadaan damai yang memberi rasa aman bagi warga negara, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan afiliasi politik. Rasa aman itu membuat warga negara dapat bekerja sama untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Dengan rasa aman itu seluruh warga negara dapat menjalin relasi tanpa merasa terancam, tertekan, atau dikucilkan. Memang banyak usaha positif untuk menciptakan perdamaian telah dilakukan oleh seluruh komponen bangsa. Namun, usaha ini belum mencapai hasil yang diharapkan secara maksimal dan masih harus terus dilakukan secara terarah, berencana dan berkualitas.



2. Dalam suasana hari raya Natal, kelahiran Yesus, Sang Raja Damai, kami mengajak seluruh umat Kristiani untuk mendengarkan nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma. Ia menasihati Jemaat untuk hidup dalam damai dengan semua orang. Untuk itu Rasul Paulus mengajak mereka untuk memberkati sesama, termasuk orang yang menganiaya mereka (Rm. 12:14). Memberkati berarti memohon agar Allah melimpahkan kasih karunia, damai sejahtera dan perlindungan (bdk. Kej. 27:27-29; Ul. 33; 1Sam. 2:20). Nasihat Rasul Paulus ini menggemakan kembali ajaran Yesus: "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu" (Luk. 6:27-28; Mat. 5:44). Agar Jemaat dapat hidup dalam damai dengan sesama, Rasul Paulus mengajak Jemaat untuk bersukacita dengan orang yang besukacita dan menangis dengan orang yang menangis (Rm. 12:14; bdk. Mat. 5:3; Luk. 6:20; Mat. 25:31-46).

Ia juga menasihati Jemaat untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi melakukan apa yang baik bagi semua orang (bdk. Rm. 12:17). "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan" (Rm. 12:21). Ketika orang membalas kejahatan dengan kejahatan, sebenarnya orang itu telah dikalahkan oleh kejahatan. Siapa yang melakukan kejahatan, ia telah dikendalikan oleh kejahatan itu sendiri dan telah melakukan kejahatan yang ia lawan. Ketika orang mengalami perlakuan jahat dari orang lain, tidak perlu membenci pelakunya dan menolak berhubungan dengannya, tetapi tetap ramah terhadapnya, bahkan terbuka untuk menolong orang itu bila ia mengalami kesulitan. Selayaknya umat Kristiani memperlakukan orang lain dengan kemurahan hati (bdk.Rm. 12:20a).



3. Semangat yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat Roma itu kiranya juga menjadi semangat umat Kristiani di Indonesia, yang hidup dalam masyarakat majemuk yang terus berubah. Dinafasi oleh semangat Natal, kami mengajak seluruh umat Kristiani untuk:

a. melibatkan diri secara proaktif dalam berbagai upaya untuk membangun masyarakat yang damai, memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan umum dalam mewujudkan Indonesia sebagai rumah bersama. Berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat perlu dihadapi secara bersama-sama dan diselesaikan dengan cara-cara dialog.

b. ikut mengambil bagian secara sungguh-sungguh dalam usaha-usaha
menciptakan persaudaraan sejati di antara anak-anak bangsa dengan membangun kehidupan bersama di komunitas masing-masing, serta peka dan tetap berusaha ramah terhadap lingkungan sekitar.

c. mengalahkan kejahatan dengan kebaikan dan jangan sampai dikalahkan
oleh kejahatan. Kita perlu menyadari bahwa musuh kita bukanlah sesama warga, melainkan kejahatan yang bisa menggerakkan orang untuk berlaku jahat dan menyakiti sesama. Maka, marilah kita melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya supaya jangan ada ruang dimana kejahatan dapat merajalela.

Demikianlah pesan kami, Selamat Natal 2008 dan Selamat Menyongsong Tahun Baru 2009. Tuhan memberkati.


Atas nama
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA,------------------KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA,-----------------


---------------Pdt. Dr. A.A. Yewangoe--------------------------- Mgr. Martinus D. Situmorang, O.F.M.Cap-----------------

---------------------Ketua Umum----------------------------------------------------- Ketua ---------------------------------------

---------------Pdt. Dr.Richard M. Daulay----------------------------Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka, M.S.F.-------------------------
----------------------Sekretaris Umum---------------------------------------Sekretaris Jenderal---------------------------------

Bahan Renungan Adven Keuskupan Agung Jakarta Tahun 2008

Pertemuan Pertama: Jangan Takut, kamu dipilih.
Bacaan Kitab Suci : Lukas 2:8-20

8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. 10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” 13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 14 “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” 15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” 16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Renungan singkat

Di padang gembala ada sebuah kapel dengan 3 lukisan.

Lukisan pertama : gembala dan anak menerima warta dari malaikat. Nampak keterkejutan dan ketakutan.

Lukisan kedua : gembala dan anak di hadapan bayi Yesus dikelilingi Maria, Yosef dan ternak. Ada suasana hormat, damai, dan terpesona.

Lukisan ketiga : gembala dan anak pulang dengan bersorak gembira.

Pilihan kepada para gembala menunjukkan bahwa Allah memilih mereka yang kecil, lemah dan tak berdaya di mata dunia untuk mempermalukan orang-orang yang merasa diri berhikmat pengetahuan. Orang-orang sederhana kerapkali lebih terbuka terhadap warta gembira keselamatan yang datang. Semangat dan keterbukaan para gembala patut dicontoh oleh manusia modern zaman ini.

Perjumpaan dengan Allah yang agung punya 2 segi : Menakutkan sekaligus memikat.

Dalam sosok bayi dalam palungan, manusia berhadapan dengan Allah yang lemah dan tak berdaya. Allah yang berkenan menjadi manusia, mengalami kemanusiaan dengan segala kerapuhannya. Bukankah ini layak kita renungan dalam hati ?


Pertemuan kedua: Jangan takut, kamu diutus
Bacaan Kitab Suci: (KISAH PARA RASUL 11:19-26)


19 Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. 20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. 21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. 22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. 23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, 24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. 25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. 26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Demikianlah sabda Tuhan

Syukur kepada Allah.



Renungan singkat
Bagaimana bisa sekarang ini banyak orang yang percaya pada Yesus? Kiranya hal ini disebabkan oleh Roh Kudus yang menggerakkan murid-murid Yesus untuk pergi diutus memberitakan tentang Dia. Iman yang sama bisa sampai kepada kita juga karena jasa usaha para misionaris yang bersemangat meninggalkan segala miliknya, bahkan rela mengorbankan nyawa.

Semangat inilah yang perlu kita teladani yaitu untuk membuat orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Kita di utus bukan bersaing dan berebut memasukan orang dalam kelompok ataupun agama tertentu. Tugas perutusan yang utama adalah membuat orang makin beriman, sehingga kebaikan Tuhan diteruskan.

Sekali lagi, Tuhan sendiri yang bekerja dengan cara yang kadang tidak dimengerti. Lihat saja, bagaimana Saulus bertobat menjadi Paulus. Kita diundang untuk bersyukur dan bergembira dapat ambil bagian dalam Karya perutusan-Nya. Hanya dengan syukur dan kegembiraan itulah orang lain akan

“melihat perbuatan yang baik dan memuji Bapa di Surga”

Pertemuan Ketiga: Jangan takut, hadapi tantangan!
Bacaan Kitab Suci: Kisah Para Rasul 21:10-14


10 Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. 11 Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: "Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain." 12 Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem. 13 Tetapi Paulus menjawab: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus." 14 Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: "Jadilah kehendak Tuhan!"

Demikianlah sabda Tuhan

Syukur kepada Allah.


Renungan singkat
Ada orang bilang “Menjadi orang baik itu sulit, tetapi menjadi orang jahat itu gampang”. Hal ini menunjukkan kenyataan bahwa butuh perjuangan untuk mendatangkan kebaikan. Kebaikan selalu mendapat tantangan dan hambatan dari si jahat.

Seperti Yesus, Paulus tidak mau meninggalkan konsekwensi pewartaan kabar gembira. Kalau hal itu mengandung resiko, tantangan dan kesulitan, bahkan kematian, ia tidak mau mundur. Semangat yang sama yang hendaknya dimiliki oleh setiap murid, kita semua.

Tantangan dan kesulitan itu nyata. Mungkin anda pernah mendengar pepatah :

“ kegagalan adalah sukses yang tertunda “
“ tantangan merupakan kesempatan untuk berkembang “.

Bagi murid Yesus, tantangan dan resiko salib hendaknya menjadi tanda syukur bahwa dapat ambil bagian dalam karya dan penderitaan-Nya. Jangan takut, itulah kabar gembira yang diwartakan kepada kita juga.

Pertemuan keempat: Jangan takut, Aku besertamu.
Bacaan Kitab Suci: Matius 28:16-20

16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Demikianlah sabda Tuhan

Syukur kepada Allah



Renungan singkat

Seorang bapak sebelum wafat, meninggalkan kata-kata ini kepada anaknya : “ Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir hayat “. Si anak merasa gembira dan diteguhkan. Kata-kata itu memberi semangat untuk berjuang dalam hidup ini, karena ia merasa tidak sendirian.



Kata-kata yang sama, bahkan lebih mendalam, disampaikan oleh Yesus, Raja Alam Semesta. Kata-kata yang diingat dan dicatat dengan baik oleh para murid, karena sangat mengobarkan semangat dalam menjalankan perintah-Nya. Para murid diutus menjadi berkat bagi semua orang. Dalam sabda Yesus, para murid percaya bahwa mereka terus disertai tidak hanya di dunia, tetapi sampai akhir zaman.



Kata-kata yang mengobarkan semangat itu hendaknya juga terpatri dan terpahat dalam hati kita dalam perjalanan dan perjuangan kita menjadi pewarta kabar gembira. Kita disertai oleh Yesus untuk menyembuhkan, peduli pada yang lemah, miskin dan mengangkat harkat martabat yang tertindas, mengasihi dan mengampuni yang bersalah, dan berbuat baik. Biarlah Dia bekerja melalui kita, anda dan saya.



Bahan renungan Ibadat Adven 2008 dikutip dari

Komisi Kerasulan Kitab Suci KAJ & Komisi Kerasulan Awam KAJ

Dan digunakan pada masa adven mulai 30 November 2008 ( Sesuai kalender liturgi )

Minggu, 21 Desember 2008

Minggu, 21 Desember 2008
HARI MINGGU ADVEN IV



Doa Renungan
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus, Putra-Mu menjadi manusia. Kami mohon, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya kami berkat sengsara dan salib-Nya diantar kepada kebangkitan yang mulia. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel (2Sam 7:1-5.8b-12.14a.16)


"Kerajaan Daud akan kokoh untuk selama-lamanya dihadapan Tuhan."


1 Pada waktu itu, ketika Raja Daud telah menetap di rumahnya sendiri, dan Tuhan telah mengaruniakan kepadanya keamanan terhadap semua musuh di sekelilingnya, 2 berkatalah Raja Daud kepada Nabi Natan, "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda." 3 Lalu berkatalah Nabi Natan kepada raja, "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau." 4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman Tuhan kepada Natan, 5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah untuk Kudiami? 8b Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika engkau menggiring kambing domba! Engkau Kuambil untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. 9 Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani, dan telah melenyapkan semua musuh dari hadapanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. 10 Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan atau pun ditindas oleh orang-orang lalim seperti dulu, 11 yaitu sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan kepadamu keamanan terhadap semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. 12 Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat perhentian bersama nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. 14a Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. 16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS. 868
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29)
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.

1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku. Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

Bacaan Kedua (Rm 16:25-27)
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (16:25-27)

"Rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi kini dinyatakan."

25 Saudara-saudara, Allah berkuasa menguatkan kamu menurut Injil yang kumaklumkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, yang isinya ialah penyataan rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi, 26 tetapi kini dinyatakan, yang menurut perintah Allah yang abadi telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman. 27 Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat itu, segala kemuliaan sampai selama-lamanya oleh Yesus Kristus. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)


"Sesungguhnya, engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

26 Dalam bulan keenam, Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria. 28 Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hati, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engaku akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. 33 Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang dikatakan mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada hal yang mustahil." 38 Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu." Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.
I. Inilah Injil Tuhan kita!
U.Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

APA YANG TERJADI DI SANA?

Rekan-rekan yang budiman!

Dikisahkan dalam Luk 1:26-38 (Injil Minggu Adven IV tahun B) bagaimana malaikat Gabriel diutus ke sebuah kota kecil di Galilea - di sebelah utara Tanah Suci - kepada Maria yang diperkenalkan dalam Injil sebagai "perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud". Setelah mengucapkan salam damai, Gabriel memberitakan bahwa seorang anak lelaki akan lahir dari Maria, dan hendaknya ia dinamai Yesus. Ia akan menjadi besar dan dinamakan Anak Allah Yang Maha Tinggi dan akan dikaruniai kekuasaan tanpa akhir. Bagaimana ini mungkin, ia kan belum bersuami? Tak ada yang mustahil bagi Allah, Gabriel menjelaskan, Elisabet yang sudah lanjut usia pun kini sudah enam bulan mengandung. Yang terjadi sekarang lebih besar. Anak yang akan dilahirkan Maria itu akan disebut kudus, Anak Allah, karena Maria akan dinaungi kuasa Allah dan Roh Kudus akan turun ke atas dirinya.

SAAT-SAAT YANG MENENTUKAN

Marilah sejenak berhenti pada ay. 27 sebelum mendengarkan jawaban Maria nanti. Dapat kita rasa-rasakan, inilah saat-saat yang paling menegangkan dalam seluruh peristiwa itu. Memang kita tahu apa jawaban Maria. Juga orang dulu sudah tahu. Ia mengucapkan kesediaannya dengan tulus (Luk 1:38 "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."). Tapi marilah bayangkan, apa yang bisa terjadi seandainya malaikat Gabriel datang ke pada orang lain? Atau, bagaimana seandainya jawaban Maria bukan seperti itu? Tentu kelanjutan kisah ini amat berbeda. Tetapi juga tak akan ada cerita kunjungan Gabriel, dan Injil pun takkan pernah ditulis. Seluruh warta Injili yang kita kenal sekarang sebenarnya berawal sebagai kelanjutan kisah ini. Bahkan sejarah kemanusiaan setelah itu akan amat berbeda. Memang semua "andaikata" di atas itu tidak ada dasarnya samasekali. Tetapi cara itu membantu untuk menyadari bahwa yang terjadi di Nazaret dua ribu tahun silam itu bukan perkara yang biasa-biasa saja. Dari saat itu kemanusiaan mengambil arah baru sampai ke zaman ini. Juga Yang Ilahi masuk ke dalam kemanusiaan dan belajar merasakan apa itu menderita, apa itu bergembira, apa itu bergaul dengan orang lain, apa itu "dulu", "kini" dan "nanti", pendek kata, bisa menyelami bagaimana hidup sebagai manusia yang katanya semula diciptakanNya sebagai gambar dan rupaNya. Kalau gambar ini belum sepenuhnya cocok, kini Ia boleh mencoba memperbaikinya sendiri dan bukan asal menuntut. Dan semua ini karena seorang gadis di Nazaret itu? Mari kita lihat dari dekat siapa Maria dalam kisah Lukas ini.

MARIA

Mengapa Lukas menyebutkan dengan lengkap bahwa malaikat Gabriel datang kepada "seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria." (ay. 27)? Boleh jadi ia merasa perlu menampilkan profil Maria sebagai tunangan Yusuf, orang keturunan Daud. Dengan demikian bagi pembaca zaman dulu jelas bahwa berkat kedua orang itulah nanti Yesus menjadi keturunan Daud dan dengan demikian memang berhak mendapat kepenuhan janji Tuhan kepada nenek moyang dahulu. Hal ini akan ditegaskan kembali dalam silsilah Yesus, lihat Luk 3:23-38, khususnya ay. 31. Dengan menyebut Maria dalam kedudukan ini, Lukas ingin mengajak pembaca melihat bahwa Gabriel memang diutus mendatangi seorang yang memungkinkan Yesus nanti lahir dalam garis keturunan Daud. Ini yang pokok.

Maria kemudian berkata, bagaimana mungkin ini terjadi, karena ia "belum bersuami" (ay. 34). Tidak usah kita sangkal bahwa waktu itu Maria memang masih berpikir dalam ukuran-ukuran yang tidak dipakai Gabriel, atau lebih tepat, oleh Dia yang mengutusnya. Dan Gabriel pun akan meluruskan pemikiran Maria. Keterbukaan Maria untuk menerima penjelasan, itulah yang menjadi kekuatannya. Bukan kesediaan buta mengatakan aku ini cuma hamba dan menurut saja. Bila hanya itu maka pernyataan dalam ay. 38 tidak akan bertahan lama. Tak bakal Maria berani menyimpan dalam hati kata-kata Simeon (Luk 2:35) nanti mengenai pedang yang akan menembus dirinya sendiri ("jiwamu") sendiri "supaya nyata pikiran hati orang banyak." Maksudnya, Maria akan memperoleh pemahaman batin yang mendalam - bagai ditembus pedang - juga dengan rasa nyeri dan dengan demikian bisa memahami pula pemikiran orang banyak. Tentunya bukan untuk asal mengetahui, melainkan membantu sebisanya. Selanjutnya, bila kesediaan Maria itu hanya sebatas antusiasme sesaat saja, ia takkan dapat menimbang-nimbang terus apa maksud kata-kata Yesus kecil yang diketemukan kembali di Bait Allah (Luk 2:51). Di situ Yesus berkata, "...bukankah ia harus berada dalam rumah Bapaku?", maksudnya, memikirkan urusan Allah yang semakin bisa dialami sebagai Bapa itu. Memang arti kata-kata itu masih gelap. Tetapi Maria tetap menyimpannya dalam hati, memikir-mikirkan, tidak mendiamkannya begitu saja. Jawaban dalam Luk 1:38 itu dalam bahasa sekarang akan disebut komitmen terhadap Allah. Ikut mengusahakan agar yang dikerjakanNya bisa berhasil. Dan dalam pandangan penginjil, ini dijalankannya dengan menerima kehadiran Roh Kudus di dalam dirinya. Kehadiran itu nanti mengambil ujud sebagai anak yang namanya sudah diberikan dari atas, seperti dikatakan Gabriel (ay. 31), yakni Yesus, harfiahnya "Tuhan itu jaya", pertanda ia menjadi penyelamat.

KEJUTAN

Siapa yang tidak terkejut bila tiba-tiba didatangi malaikat? Dan bukan sebarang malaikat, melainkan Gabriel - pembawa berita ilahi yang namanya saja sudah menggetarkan: "Allah itu Perkasa". Imam yang bukan sebarangan imam seperti Zakharia tak terkecuali. Dan itu terjadi di Bait Allah, tempat yang paling wajar bagi malaikat menampakkan diri dan menyampaikan berita dari atas sana. Dan toh pengalaman ini mengejutkan baginya. Lebih lanjut seperti diceritakan Lukas, Zakharia "...terkejut dan menjadi takut" (Luk 1:12). Bagaimana dengan Maria? Ia juga terkejut. Lukas mencatat bahwa setelah mendengar salam damai dari Gabriel, "Maria terkejut ... , lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu." Tidak sama dengan Zakharia, yang ketika terkejut malah melingkar ketakutan dan hanya melihat kesulitan belaka. Kali ini Gabriel berhadapan dengan seorang gadis yang meskipun terguncang batinnya tetap berpijak di bumi dengan dua kaki. Ia berani bertanya pada diri sendiri, memikirkan apa gerangan yang hendak disampaikan malaikat Allah Perkasa - Gabriel - yang menggetarkan itu? Dan kita patut berterima kasih kepada Lukas yang menjajarkan dua reaksi yang berbeda itu dalam bentuk kisah dan membantu kita semakin mengerti apa yang sebetulnya terjadi. Terkejut memang bagian dari diri kita, tetapi tak usah kita biarkan menjadi rasa takut. Lebih positif bila diolah menjadi pemikiran proaktif, seperti gadis pemberani dari Nazaret itu.

Maria mulai memikirkan dan mencari makna kata-kata sang malaikat. Dan kita tahu kehidupannya memang kehidupan menemukan arti salam damai Gabriel kepadanya sekalipun tak selalu gampang jalannya bahkan ada banyak penderitaan. Dan kemauannya memahami kedatangan Yang Ilahi kepadanya itu menjadi kekuatannya. Boleh kita bayangkan bahwa Yesus nanti akan banyak belajar dari seorang ibu seperti itu. Dengan caranya yang khas dan halus Lukas juga menyebutkannya. Setelah mengatakan bahwa Yesus tetap hidup dalam asuhan orang tuanya dikatakannya (Luk 2: 52) bahwa Yesus - yang waktu itu berumur 12 tahun - "makin dewasa dan bertambah hikmatnya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia".

WARTA

Kepada Maria malaikat Gabriel berkata "Jangan takut...". Kata-kata ini juga pernah ditujukannya bagi Zakharia. Tapi kepadanya ditambahkan, "sebab doamu telah dikabulkan" (Luk 1:13; tentunya keinginan Zakharia mendapat keturunan). Tetapi kepada Maria dijelaskan, "sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah." Gabriel mengajar Maria agar semakin berani hidup menurut jalan yang tak tersangka-sangka tapi bukan asal-asalan. Dengan demikian Maria akan menemukan anugerah "yang ada di hadapan Allah", yakni pemberian yang diperhatikan Allah sendiri, yang menjadi kesayanganNya sendiri. Seakan-akan belum cukup. Gabriel menambahkan bahwa wujudnya ialah anak lelaki dan yang namanya sudah ditentukan dari sana, yakni Yesus. Kini semua jadi lebih jelas. Karena berada di hadapan Allah, maka sang anugerah itu juga akan menjadi besar dan dikenal sebagai Anak Allah Yang Maha Tinggi, artinya orang yang amat dekat denganNya. Gabriel, kendati penampakannya yang menggentarkan, ialah kekuatan yang dapat membimbing di jalan kehidupan. Sejak saat itu Maria hidup menyongsong kelahiran Dia yang bakal datang dalam ujud manusia. Maria adalah "adven" yang hidup.

Uraian Lukas mengenai kedatangan Gabriel kepada Maria bisa dipakai untuk membaca kembali pengalaman hidup kita masing-masing. Kehadiran yang sering membuat terkejut itu juga dapat membuat kita makin menyadari dan mendekat kepada Yang Ilahi sendiri - tentunya bila kita mau mencari tahu dan menyelami artinya. Seperti Maria.


DARI BACAAN KEDUA: MEMUJI KEILAHIAN


Bacaan kedua dipungut dari penutupan surat Paulus kepada umat di Roma (Rm 16:25-27) dan yang berisi pujian akan Allah. Para ahli teks umumnya berpendapat bahwa bagian ini tidak termasuk surat kepada umat di Roma , tapi disertakan di situ kemudian setelah surat itu berulang kali dibacakan. Ketika surat itu semakin dikenal di kalangan umat di tempat-tempat lain, bagian penutupan tadi diterima menjadi bagian resmi dari surat ini dan wartanya termasuk khazanah iman umat awal pula.

Pada dasarnya ditegaskan bagaimana Allah telah memenuhi janjiNya, dan bagaimana Yesus Kristus - yang telah mulai diimani umat - ialah kenyataan yang berabad-abad sebelumnya diwahyukan Allah dalam Kitab Suci. Ini warta bagi mereka yang mengenal KS hingga saat itu, yakni orang-orang Yahudi. Dengan demikian Yesus Kristus menjadi kehadiran ilahi di tengah-tengah kemanusiaan. Penegasan ini didasarkan pada pengalaman iman yang ditekuni dalam doa dan disertai kesediaan menerima Kabar Gembira. Dalam Yesus Kristus-lah umat manusia bisa rujuk kembali dengan Yang Ilahi, entah mereka yang mengenal Allah dalam KS atau mereka yang berasal dari kalangan lebih luas.

Bagi orang zaman ini, kepercayaan yang termaktub dalam penutupan surat ini bisa jadi arahan batin. Kemanusian yang sejati ialah yang mau mengarah ke kehadiran Yang Ilahi, betapa jauhnya kini terasa.

Salam hangat,


A. Gianto

Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus, Gapuramu, lapangkanlah, menyambut Raja-Mulia.






Photobucket

Sabtu, 20 Desember 2008

Sabtu, 20 Desember 2008
Hari Biasa Khusus Adven


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, jauhkanlah kami dari sikap acuh dan egois, jangan biarkan kami merendahkan orang lain dan berlaku angkuh. Ingatkan kami selalu untuk dapat menjaga keseimbangan hidup rohani dengan urusan duniawi, antara memperdalam pengetahuan hidup beriman dan menjalin relasi yang baik dengan sesama. Kami percaya dengan pertolongan-Mu, kami dapat melakukannya. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (7:10-14)


"Seorang perempuan muda akan mengandung."

10 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: 11 "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." 12 Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN." 13 Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? 14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang: Dia sendirilah Raja Kemuliaan.

Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. O Tuhan, Kunci Kerajaan Allah, datanglah, dan bebaskanlah umat-Mu dari perbudakan

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)



"Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki."


26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." 38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan


Sikap Maria justru sangat berbeda dengan Zakharia. Ia pasrah kepada Allah dan sungguh-sungguh percaya bahwa memang Allah ingin mempergunakan dirinya menjadi seorang ibu bagi Mesias yang akan dilahirkannya. Kerelaan dan kesediaan Maria itu merupakan jawaban yang sangat menguntungkan manusia. Karena dengan jawaban itu, manusia akhirnya memiliki seorang Mesias yang amat dinanti-nantikan.

Maria berani mengambil risiko dalam kehidupannya sebagai seorang wanita. Ia tahu bahwa ia akan dicemooh dan disalahkan banyak orang. Namun, dengan kesalehan dan kesetiaannya kepada kehendak Allah, ia memperlihatkan kehendak-Nya itu kepada sesama.

Bagi kita, tidaklah mudah memiliki sikap dan pandangan seperti Bunda Maria. Hal itu mungkin terjadi hanya pada orang yang memiliki iman kepercayaan yang amat mendalam serta kepasrahan yang tinggi kepada Allah. Sudahkah kita bersikap seperti Bunda Maria?


Bunda Maria, aku ingin meneladani sikap dan kepasrahanmu dalam hidup ini. Ajarilah aku menjadi orang yang peka terhadap kehendak Allah. Amin.


Renungan: Ziarah Batin, Renungan dan Catatan Harian

http://forum.wgaul.com/showpost.php?p=3882177&postcount=256


Photobucket

Halo!

Setelah berkeliling di Forum Katolik Webgaul, dan Komunikasi_KAS@yahoogroups.com

Sekarang saya hadirkan Renungan Setiap Hari, di blog terbaru, yang gress, sebagai santapan rohani di pagi hari, sesuai dengan namanya, kita harus optimis untuk hari ini, hari yang diberikan Tuhan!

Spesial thanks untuk:

Ziarah Batin, Renungan dan Catatan Harian, Penerbit Obor

Rm. Agustinus Gianto, SJ (Renungan Minggu Ini)

Rm. Ignatius Sumarya, SJ (Renungan Khusus)

Ekaristi. Org untuk bacaan Kitab Suci

Paroki Santo Andreas, Kedoya

dan artikel-artikel lainnya sebagian diambil dari RUAH, dan Inspirasi Batin.

Secara khusus terima kasih saya ucapkan untuk: loneranger (WG), st_caecilia (WG), Ibu Diana Santoso (Komunikasi_KAS), Bapak Martin T. (Komunikasi_KAS), dan lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu yang memberi saya semangat untuk mengirimkan renungan baik di Forum Katolik Webgaul maupun Komunikasi_KAS. Ini semua demi lebih besarnya kemuliaan Tuhan. Ad Maiorem Dei Gloriam.

Minggu, 10 Agustus 2008 Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Minggu, 10 Agustus 2008
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

"Perkasalah perbuatan tangan-Nya: dicerai-beraikan-Nya orang yang congkak hatinya. Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta; yang hina dina diangkat-Nya." (Luk 1:51-52)

Antifon Pembuka (Why 12:1)

Tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

atau

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan, berhari raya menghormati Santa Perawan Maria. Malaikat pun bersuka ria berpesta merayakan pengangkatannya dan memuji Putra Allah.

Pengantar


Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga jatuh pada tanggal 15 Agustus. Pada tahun ini Perayaan Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga dirayakan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus 2008 supaya sebanyak mungkin umat dapat mengikutinya.

Dogma Maria Diangkat ke Surga dimaklumkan oleh Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus (Tuhan yang sangat murah hati) pada tahun 1950. Dogma adalah ajaran iman yang disampaikan oleh Paus sebagai pemimpin Gereja yang harus ditaati oleh umat beriman, sedangkan Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus adalah dekrit yang menjelaskan tentang dogma Maria Diangkat ke Surga. Karena ajaran Maria Diangkat ke Surga merupakan dogma, umat Katolik harus mempercayainya.

Peringatan tentang pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badannya memang sudah dirayakan sejak abad ke-4, namun baru pada tahun 1950 paham ini ditegaskan sebagai bagian ajaran kepercayaan iman. Diangkatnya Maria ke surga dengan jiwa dan raganya (assumptio), menurut rencana keselamatan Allah, merupakan hasil kedekatan Maria pada Yesus. Dengan dogma ini dimaksudkan bahwa Maria dimuliakan dalam dan pada Allah. Dalam diri Maria dinyatakan bahwa kesetiaan Allah tidak melepaskan manusia, yang dalam iman kepercayaan terarah seluruhnya kepada Allah. Citra Maria yang kita peroleh dari Alkitab menunjukkan bahwa Maria bersatu seerat-eratnya dengan Tuhan yang telah bangkit.

Pemuliaan Maria yang mencakup kebangkitan badannya berarti bahwa keserupaannya dengan Yesus, Anaknya, matang sepanjang hidupnya berkat iman kepercayaannya yang total. Dengan demikian, dogma ini merupakan ungkapan akan iman yang diartikan sebagai tanggapan positif dari manusia terhadap tawaran rahmat Allah. Kepada iman yang sempurna dianugerahkan keselamatan yang sempurna.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putra-Mu, Santa Perawan Maria yang tidak bernoda, dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan, yang telah Kauberikan kepadanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)

"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."

Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)

1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:20-26)

"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat.
Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)

"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Rekan-rekan yang baik!
Meskipun sudah dirayakan secara meluas di kalangan umat sejak abad ke-4, baru pada tahun 1950-lah pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badan ditegaskan secara resmi sebagai bagian ajaran kepercayaan iman. Ada sekedar latar belakangnya. Sekitar awal abad ke-20 di beberapa kalangan para teolog berkembang aliran berpikir yang pada dasarnya menolak hal-hal yang tak bisa diterangkan dengan akal budi dan pengetahuan pada waktu itu. Pendapat seperti ini meluas pengaruhnya dalam Gereja, juga di kalangan para rohaniwan. Salah satu akibat dari cara berpikir tadi ialah penolakan adanya sisi-sisi keramat dalam kehidupan, termasuk hal-hal yang biasa disebut mukjizat, dan tentu saja tradisi mengenai Maria diangkat ke surga langsung sesudah wafatnya. Tetapi pengalaman pahit dalam dua perang dunia mengajarkan betapa orang sesungguhnya tidak berdaya menghadapi sisi-sisi gelap kemanusiaan sendiri. Berangsur-angsur ketergantungan pada kekuatan ilahi semakin disadari kembali. Dalam hubungan ini penegasan kepercayaan Maria diangkat ke surga jiwa dan badan itu menjadi pernyataan resmi iman Gereja dalam menerima kenyataan mukjizat yang terjadi pada Maria.

MARIA DIANGKAT KE SURGA

Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat nanti umat manusia seluruhnya akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Hal ini sering digambarkan bakal terjadi lewat "pemurnian" dengan pelbagai cara seperti halnya tempat penantian, pengadilan terakhir yang memisahkan orang baik dari orang jahat, atau pembersihan jiwa kedosaan. Inti pemikirannya sama, yakni satu ketika nanti kita akan pulih menjadi warga Firdaus kembali dan masuk ke sana. Dan kita percaya bahwa itu dapat terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kita acap kali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita - berkat Maria - daripada kita mendengarkanNya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Mahakuasa.

Diceritakan dalam Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari Firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapanNya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu denganNya dan menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di Firdaus. Tuhan mengusir mereka dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayakannya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3.

Mari kita bayangkan kelanjutan yang tidak diceritakan dalam Alkitab, tapi bisa kita rasa-rasakan. Setelah mengusir manusia dari Firdaus, Tuhan pun menghela nafas. Dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh Firdaus seperti berkabung. Dan memang suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusirNya. Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian, manusia diam-diam dituntunNya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun, pada jalan kembali ke Firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya.

Hari ini dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari Firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke sana. Dirayakan pula kemampuan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan. Dirayakan seorang yang hidup tulus mengikuti suara batin, yang membiarkan diri dituntun suara batin. Dan lebih dari itu. Kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga - menjadi manusia. Manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus.

MAGNIFICAT!

Bacaan Injil pada perayaan ini (Luk 1:39-56) memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elisabet (ay. 39-45) dan Kidung Pujian "Magnificat" (ay. 46-55) yang berakhir dengan ay. 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama mengisahkan dua orang perempuan yang mendapati diri beruntung. Elisabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tidak mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati hari-hari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia bertanya kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat menunjuk pada peran Roh Kudus. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!"

Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengungkapkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ay. 46 dengan pujian bagi Tuhan yang turun untuk menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ay. 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi besar di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang sederhana biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuatNya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari.

Ayat-ayat selanjutnya, yakni 49-55, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihiNya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnificat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10.

Sering ada anggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketidakberuntungan, aib, semuanya ini dikenakan sebagai hukuman bagi kesalahan. Juga dianggap bahwa hukuman bisa juga diturunkan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnificat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dariNya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang suatu apa? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Sama sekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ay. 52-53 yang mengatakan bahwa orang congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnificat mengajak orang-orang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya melainkan untuk memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri.

Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa diterapkan begitu saja untuk memerangi ketimpangan sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus.

MEMELIHARA FIRMAN ALLAH

Dalam bacaan Injil dalam Misa Vigilia (Luk 11:27-28) disebutkan ada seorang perempuan yang menyebut bahagia ibu yang melahirkan Yesus (Luk 11:27). Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Kata Indonesia "memelihara" ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah adanya penekanan pada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu", sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Allah serta memeliharanya.


Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 09 Agustus 2008 Hari Biasa Pekan XVIII

Sabtu, 09 Agustus 2008
Hari Biasa Pekan XVIII

Bacaan I: Hab 1:12-2:4
Mazmur : 9:8-9.10-11.12-13
Bacaan Injil: 17:14-20
Pembacaan dari Kitab Habakuk (1:12-2:4)

"Orang benar akan hidup berkat imannya."

Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa. Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia? Engkau menjadikan manusia itu seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang melata yang tidak ada pemerintahnya? Semuanya mereka ditariknya ke atas dengan kail, ditangkap dengan pukatnya dan dikumpulkan dengan payangnya; itulah sebabnya ia bersukaria dan bersorak-sorai. Itulah sebabnya dipersembahkannya korban untuk pukatnya dan dibakarnya korban untuk payangnya; sebab oleh karena alat-alat itu pendapatannya mewah dan rezekinya berlimpah-limpah. Sebab itukah ia selalu menghunus pedangnya dan membunuh bangsa-bangsa dengan tidak kenal belas kasihan? Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku. Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang mencari Engkau tidak Kautinggalkan, ya Tuhan

Ayat. (Mzm 9:8-9,10-11,12-13)
1. Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
2. Demikianlah Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya Tuhan.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, sebab Dia, yang membalas penumpahan darah, ingat kepada orang yang tertindas; teriak mereka tidaklah dilupakan-Nya.

Bait Pengantar Injil do=bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:14-20)

"Sekiranya kalian mempunyai iman, tiada yang mustahil bagimu."

Sekali peristiwa datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya, "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." Maka kata Yesus, "Hai kalian, angkatan yang tidak percaya dan sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kalian? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kalian? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegur roh jahat itu lalu keluarlah ia daripadanya, dan anak itu sembuh seketika itu juga. Kemudian ketika mereka sendirian, para murid menghampiri Yesus dan bertanya, "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Yesus menjawab, "Karena kalian kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sungguh, sekiranya kalian mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kalian dapat berkata kepada gunung ini, 'Pindahlah dari sini ke sana', maka gunung ini akan pindah; dan tiada yang mustahil bagimu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Menanggapi bacaan Injil Hari Sabtu Pagi ini, sekuat apa iman kita kepada Yesus Kristus? Iman merupakan bagian yang sangat penting dalam Kerajaan Sorga. Tanpa iman tidak ada orang yang bisa mengerjakan rencana-rencana Tuhan. Jika iman kita tidak tumbuh, kita akan mengalami kejenuhan dalam pengharapan kepada Kristus. Dalam Kerajaan Sorga ada 3 hal yang mendasar, yaitu benih, menabur, dan tanah. Apa yang disebut benih atau biji itu? Benih adalah Firman Tuhan. Benih akan tumbuh kalau ditaburkan di atas tanah yang subur. Tanah yang yang subur adalah hati kita.

***

Para murid diberi kuasa oleh Yesus untuk menyembuhkan orang sakit. Namun, mereka tidak mampu menyembuhkan seorang anak yang sakit ayan. Yesus menegur mereka sebagai orang yang kurang iman. Kebersamaan dengan Yesus dan kuasa yang diberikan oleh Yesus memang tidak akan berguna kalau tidak disertai keterbukaan untuk lebih mengenal dan mencintai-Nya. Keterbukaan hati dan kerelaan menyelaraskan hidup dengan Yesus sajalah yang dapat memberikan pertumbuhan iman.

***

Kurang percaya dan kemandekan iman yang dialami para murid dapat terjadi juga pada diri kita. Berbagai sikap dan keengganan kita untuk meningkatkan iman dapat menjadi penghalang dalam usaha untuk semakin mendekati dan percaya kepada Yesus. Kita cepat berpuas diri dengan apa yang telah kita capai. Seharusnya, dari hari ke hari, kita makin membuka diri bagi Allah. Mengasihi Allah lebih dan lebih lagi. Berbagai cara dapat kita lakukan, seperti membaca Kitab Suci, dan buku-buku rohani, mengikuti doa lingkungan/keluarga, serta Ekaristi Kudus dan karya-karya sosial yang semuanya menjadi sarana kita untuk makin mengenal Yesus dan menumbuhkan iman kita.

Yesus, aku tahu Engkau mengasihiku. Bantulah aku untuk makin membuka diri bagi-Mu. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy