| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 22 Januari 2009

Kamis, 22 Januari 2009
Hari Biasa Pekan II



Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (7:25-8:6)


"Kristus mempersembahkan diri sekali untuk selama-lamanya."

25 Saudara-saudara, Yesus sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. 26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, 27 yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. 28 Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya. 1 Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, 2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. 3 Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. 4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. 5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." 6 Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu
Ayat
(Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:7-12)

"Roh-roh jahat berteriak, "Engkau Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."

7 Sekali peristiwa, Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, 8 dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. 9 Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. 10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. 11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." 12 Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Yesus adalah Imam Agung yang istimewa bukan berdasarkan keturunan atau warisan seperti kaum Lewi. Yesus menjadi Imam Agung istimewa karena Allah ada bersama dengan dan dalam Dia. Dia menyembuhkan orang tanpa memilih-milih dan selalu mengingatkan bahwa Bapalah yang harus dimuliakan sebab Dialah yang bekerja dalam diri Yesus. Melakukan kehendak Bapa sesempurna mungkin!

Kita pun dipanggil menjadi orang istimewa bukan terutama karena hebatnya perbuatan kita. Kita tidak dituntut untuk melaksanakan hal yang spektakuler. Kita dituntut melakukan apa yang bisa dan mesti dilakukan - sekecil apa pun dalam posisi kita masing-masing. Dengan melakukan peran dan tanggung jawab masing-masing, sesungguhnya terjadilah yang istimewa.

Seandainya setiap hari kita melakukan tanggung jawab kita demi memenuhi kehendak Allah dengan benar dan gembira, dua pihak akan sangat diuntungkan. Kita akan merasa bahagia karena dapat melakukan dengan baik apa yang mesti kita lakukan. Masyarakat menjadi lebih baik karena semuanya berjalan teratur dan semestinya. Itulah yang luar biasa.

Jika kita semua melakukan tugas dan tanggung jawab kita, bukan saja banyak orang sakit akan sembuh, melainkan masyarakat juga menjadi sungguh cerminan Kerajaan Allah.


Tuhan Yesus, sembuhkanlah aku dari segala penyakit yang menggerogoti jiwa dan ragaku. Amin.


Renungan : Ziarah Batin 2009
Bacaan KS: Ekaristi.org

Photobucket

Rabu, 21 Januari 2009

Rabu, 21 Januari 2009
Peringatan Wajib Santa Agnes, Perawan dan Martir


Doa Renungan
Allah Bapa yang penuh kasih, bersama Santa Agnes yang kami rayakan bersama pada hari ini, kami optimis melangkah hidup hari ini bersama-Mu. Demi Kristus penyelamat dan penuntun kami untuk selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (7:1-3.15-17)

"Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut tata imamat Melkisedek."

Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi. Ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, Melkisedek menyongsongnya dan memberkati dia. Dan kepadanya Abraham memberikan sepersepuluh dari semua jarahannya. Menurut arti namanya, Melkisedek pertama-tama adalah raja kebenaran, atau juga raja Salaem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah; harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan! Dan karena dijadikan sama dengan Anak Allah, ia menjadi imam sampai selama-lamanya. Sungguh, Yesus telah ditetapkan sebagai imam menurut tata imamat Melkisedek; artinya: Menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa. Sebab tentang Yesus diberikan kesaksian, "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek".
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Ayat (Mzm 110:1.2.3.4)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)

"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, "Ulurkanlah tanganmu!" Ia pun mengulurkan tangannya dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Allah prihatin, bagaimana agar manusia menjadi selamat, sempurna, dan bahagia tanpa dipaksa-Nya. Semua ketentuan, aturan, dan bahkan ritual keagamaan pun terarah ke sana.

Dua sikap harus dicermati. Sikap pertama ditampakkan oleh para penonton dan orang yang mau menjebak Yesus agar melanggar aturan. Apakah Yesus akan menyembuhkan orang yang mati sebelah tangan tersebut? Sikap kedua ditunjukkan oleh penderita yang berharap akan belas kasih dan kemurahan hati Allah agar dia sembuh. Bagaimana supaya sembuh; itu saja yang didoakan dan dimohonkannya di dalam rumah ibadat itu. Dia tentu tidak berharap bahwa doanya dikabulkan pada hari Senin atau Selasa berikutnya, melainkan agar pada hari Sabat itulah Tuhan mendengarkan doanya. Pintanya, Tuhan Allah mau menyembuhkan penyakitnya kapan pun - termasuk pada hari Sabat.

Kita kadang kurang konsisten. Kalau kita yang sakit, kita berpikir bagaimana bisa sembuh; sekuat tenaga memohon kebaikan Allah. Itu saja! Namun, kalau kita yang merasa diri hakim dan tidak merasa perlu ditolong, kita bermain sebagai Tuhan Allah. Kita harus belajar melihat bagaimana Tuhan Allah memberikan kebaikan dan mukjizatnya kepada siapa saja dan kita tidak boleh cemburu apalagi keberatan.

Ya Allah, bantulah aku untuk memahami dan mengamalkan perintah-perintah-Mu. Amin.



Bacaan KS: Ruah,
Renungan : Ziarah Batin 2009


Photobucket

Selasa, 20 Januari 2009

Selasa, 20 Januari 2009
Hari Biasa Pekan II

Ibr 6:10-20; Mrk 2:23-28

"Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"


"Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?" Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." (Mrk 2:23-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Entah sudah ada berapa UU, PP, Juklak, Peraturan dst..yang diundangkan atau diberlakukan, kiranya hanya segelintir orang yang mengetahui atau menguasainya. Aneka tatanan atau aturan dibuat dan diundangkan untuk manusia dan pada umumnya dijiwai oleh cintakasih atau paling tidak kompromi. Hemat saya semakin banyak aturan dan tatanan dibuat dan diberlakukan rasanya menunjukkan bahwa manusia-manusia atau pribadi-peribadi yang tersangkut atau terkait dengan aturan dan tatanan tersebut belum dewasa kepribadiannya atau jauh dari penghayatan cinkasih satu sama lain. Cintakasih mendasari, menjiwai dan mengatasi aneka macam tatanan dan aturan, itulah kebenaran, maka ketika kita bertindak berdasarkan cintakasih dan untuk itu terpaksa melanggar aturan atau tatanan hemat saya baik dan benar adanya. Aturan dan tatanan sedikit banyak mempersempit ruang gerak dari yang kena aturan atau tatanan tersebut, sebagaimana menjadi nyata dan jelas terjadi dalam diri mereka yang berada di penjara atau bui karena terbukti berbuat salah alias melanggar cintakasih. Mengasihi memang tidak kenal batas alias bebas/dibatasi kebebasan, sedangkan kebebasan dibatasi cintakasih. Menghayati cintakasih antara lain menjunjung tinggi, menghormati harkat martabat manusia, tidak menginjak-injak harkat martabat manusia. Sebagai contoh bahwa cintakasih itu bebas hemat saya dapat terjadi dalam diri suami-isteri yang saling mengasihi: mereka bertelanjang bulat berdua tidak salah dan tidak berdosa, saling memperlakukan yang lain seenaknya asal tidak melecehkan harkat martabat manusia tidak apa-apa, dst.. Sebaliknya seseorang telanjang bulat di jalanan jelas melanggar aturan dan tatanan serta melecehkan harkat martabat orang lain, yaitu orang lain akan tergerak untuk berpikiran rendah, tidak luhur. Selama kita hidup dalam dan oleh cintakasih kita bebas merdeka, dan tidak ada ketakutan atau kekhawatiran apapun, meskiipun karena itu menjadi bahan gunjingan atau omongan sementara orang.

· "Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang" (Ibr 6:10). Pengalaman ini telah terjadi dalam diri Abraham yang percaya kepada kasih Allah, yang "menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya" (Ibr 6:15). Marilah kita saling melayani satu sama lain dengan penuh kesabaran, berbuat baik satu sama lain dimanapun dan kapanpun. "Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat" (Prof Dr.Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka- Jakarta 1997, hal 24). Janji-janji yang telah dibuat antara lain terwujud dalam berbagai aturan atau tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, maka marilah dengan sabar dan rendah hati kita hayati aturan dan tatanan tersebut. Percaya dan imanilah jika kita setia pada aturan atau tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, maka kita pasti akan memperoleh apa yang pernah dijanjikan kepada kita atau kita dambakan/harapkan. Maka marilah meneladan Bapa Abraham, teladan umat beriman dengan menghayati iman kita di dalam hidup sehari-hari, yang dilengkapi dengan keutamaan harapan dan cintakasih, dan cintakasih harus menjadi nyata antara lain dalam keutamaan-keutamaan "sabar, murah hati; ia tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7)

"Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang. Diberikan-Nya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya." (Mzm 111:1-2.4-5)


[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id, 20 Januari 2009

Photobucket

Pekan Doa Untuk Kesatuan Umat Kristiani

DEWAN KEPAUSAN UNTUK MEMAJUKAN KESATUAN UMAT KRISTIANI

Bahan-bahan untuk



PEKAN DOA UNTUK KESATUAN UMAT KRISTIANI

dan untuk sepanjang tahun 2009

"Agar mereka menjadi satu dalam tangan-Mu" (Yeh. 37:17)



Disiapkan dan diterbitkan bersama oleh:

Dewan Kepausan Untuk Memajukan Kesatuan Umat Kristiani

dan Komisi Faith and Order Dewan Gereja-Gereja Sedunia



Catatan mengenai kutipan-kutipan Kitab Suci:

Kutipan-kutipan Kitab Suci yang dicantumkan dalam buku ini diambil dari Alkitab Deuterokanonika terbitan Lembaga Alkitab Indonesia - Lembaga Biblika Indonesia.

Kepada Mereka yang mengorganisasi Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani

Mengupayakan Kesatuan: Sepanjang Tahun

Menurut tradisi, waktu untuk menyelenggarakan Pekan Doa Untuk Kesatuan Umat Kristiani di belahan utara adalah 18-25 Januari. Tanggal-tanggal itu diusulkan oleh Paul Wattson pada tahun 1908 yang meliputi hari-hari antara Pesta Santo Petrus dan Pesta Santo Paulus, dan karena itu memiliki suatu makna simbolik. Di belahan selatan, di mana Januari merupakan hari libur, Gereja-Gereja sering memilih hari-hari lain untuk menyelenggarakan Pekan Doa, misalnya sekitar Pentakosta (yang disarankan oleh gerakan Faith and Order pada tahun 1926), yang juga merupakan tanggal simbolik oleh kesatuan Gereja.

Dengan memperhatikan kelonggaran mengenai tanggal, kami mendorong Anda untuk memahami bahan yang disajikan dalam buku ini sebagai suatu undangan untuk menemukan kesempatan-kesempatan yang tepat sepanjang tahun 2009 untuk mengungkapkan tingkat persekutuan yang sudah dihayati oleh Gereja-Gereja, dan untuk berdoa bersama guna memohon kesatuan penuh yang dikehendaki oleh Kristus.

Menyesuaikan Teks

Bahan ini ditawarkan dengan pengertian bahwa, kalau mungkin, ia disesuaikan untuk penggunaan tingkat lokal. Dalam melakukan penyesuaian, haruslah diperhitungkan kebiasaan liturgis dan devosional setempat. Penyesuaian seperti itu hendaknya dilaksanakan secara ekumenis. Di sejumlah tempat badan/lembaga-lembaga ekumenis sudah ditetapkan untuk menyesuaikan teks ini. Di tempat-tempat lain, kami berharap bahwa kebutuhan untuk menyesuaikan bahan ini akan menjadi suatu dorongan untuk menciptakan badan/lembaga-lembaga seperti itu.

Menggunakan Bahan Pekan Doa

Untuk Gereja-Gereja dan komunitas-komunitas Kristiani yang melaksanakan Pekan Doa bersama-sama lewat suatu ibadat bersama, hendaknya disusun tata perayaan ibadat yang ekumenis.

Gereja-Gereja dan komunitas-komunitas Kristiani dapat juga memadukan bahan-bahan Pekan Doa ini ke dalam ibadat-ibadat mereka sendiri. Doa-doa dari ibadat ekumenis "delapan hari" ini beserta doa-doa tambahannya dapat digunakan sebagai pilihan yang tepat untuk disisipkan ke dalam perayaan ibadat yang bersangkutan.

Komunitas-komunitas yang selama Pekan Doa ini melaksanakan ibadat setiap hari dapat mengambil bahan ibadat yang disediakan pada bagian "Renungan Alkitab dan Doa-doa Selama Delapan Hari", [hlm. ...]

Mereka yang selama Pekan Doa ini ingin melaksanakan pendalaman Kitab Suci dapat menggunakan teks-teks biblis dan renungan yang disediakan pada bagian "Renungan Alkitab dan Doa-doa Selama Delapan Hari", [hlm. ...] sebagai acuan. Dalam setiap pendalaman, diskusi dapat langsung mengantar kepada doa permohonan sebagai penutup acara.

Bagi mereka yang selama Pekan Doa ini ingin berdoa secara pribadi, teks-teks biblis dan renungan yang disediakan pada bagian "Renungan Alkitab dan Doa-doa Selama Delapan Hari", [hlm. ...] dapat sangat bermanfaat untuk memusatkan doa-doa mereka. Mereka dapat sungguh merasakan bahwa mereka bersekutu dengan orang-orang lain di seluruh dunia yang sedang berdoa agar kesatuan Gereja Kristus semakin nyata.

Yehezkiel 37:15-28

[15] Firman Tuhan datang kepadaku, [16] "Hai engkau anak manusia, ambillah sepotong papan dan tulislah di atasnya: Yehuda dan orang-orang Israel yang bersekutu dengan dia. Kemudian ambillah papan yang lain dan tulislah di atasnya: Yusuf -- papan Efraim -- dan seluruh kaum Israel yang bersekutu dengan dia. [17] Lalu gabungkanlah kedua papan itu menjadi satu, sehingga keduanya menjadi satu dalam tanganmu.

[18] Kalau teman-teman sebangsamu bertanya kepadamu, ‘Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini,' [19] katakanlah kepada mereka, ‘Beginilah firman Tuhan Allah: Aku mengambil papan Yusuf -- yang ada dalam tangan Efraim -- beserta suku-suku Israel yang bersekutu dengan dia dan menggabungkannya dengan papan Yehuda, dan Aku akan menjadikan mereka satu papan, sehingga mereka menjadi satu dalam tangan-Ku. [20] Dan sementara engkau memegang papan-papan yang kautulisi itu dalam tanganmu di hadapan mereka, [21] katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan Allah: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi; Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka. [22] Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel, dan satu raja akan memerintah mereka seluruhnya; mereka tidak lagi akan menjadi dua bangsa dan tidak lagi akan terbagi menjadi dua kerajaan. [23] Mereka tidak lagi akan menajiskan dirinya dengan berhala-berhala atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya. [24] Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. [25] Mereka akan tinggal di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub, di mana nenek moyang mereka tinggal; sungguh, mereka, anak-anak mereka, dan cucu cicit mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya. [26] Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. [27] Tempat kediaman-Ku pun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. [28] Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, menguduskan Israel, pada saat tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya."

Beberapa Catatan tentang Pekan Doa 2009

Tema Biblis

Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani 2009 berakar dalam pengalaman Gereja-Gereja di Korea. Dalam konteks perpecahan nasional yang sedang melanda Korea, Gereja-Gereja di Korea memetik inspirasi dari Nabi Yehezkiel, yang juga hidup dalam suatu bangsa yang terpecah-belah secara memprihatinkan dan mendambakan kesatuan.

Baik sebagai nabi maupun sebagai imam, Yehezkiel dipanggil oleh Allah pada usia yang masih muda, yakni 30 tahun. Bekerja dari tahun 594 sampai dengan 571 SM, ia sangat dipengaruhi oleh pembaruan-pembaruan religius dan politis yang telah dirintis oleh Raja Yosia pada tahun 621 SM. Raja Yosia telah berusaha menghapuskan warisan buruk dari penaklukan Assyria atas Yehuda, lewat pembaruan-pembaruan yang memugar hukum dan ibadat sejati kepada Allah Israel. Tetapi, sesudah Yosia gugur dalam peperangan, putranya Raja Yoyakim mengagungkan Mesir dan menyembah beragam ilah yang merajalela di sana. Para nabi yang berani mengecam Yoyakim ditindas dengan kejam: Uria dianiaya dan Yeremia dibinasakan. Sesudah penyerbuan Babel dan penghancuran bait Allah pada tahun 587 SM, para pemimpin dan para guru bangsa - di antara mereka adalah Yehezkiel yang masih muda - ditangkap dan dibawa ke Babel. Di sana, seperti Yeremia, Yehezkiel mengecam para "nabi" yang memberikan harapan-harapan yang tidak realistis, dan karena hal ini ia harus menanggug kebencian dan penghinaan dari sesama orang Israel di pembuangan.

Tetapi, dalam penderitaan yang sedemikian besar, cinta Yehezkiel terhadap bangsanya semakin berkembang. Ia mengecam para pemimpin yang bertindak melawan perintah Allah; ia juga berusaha memimpin bangsanya kembali kepada Allah, dengan menekankan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dan solidaritas dengan umat Allah. Di atas semuanya, dalam situasi yang tampaknya tanpa harapan, Yehezkiel tidak putus asa tetapi memaklumkan suatu amanat harapan: maksud Allah untuk membarui dan menyatukan umat Allah masih belum dapat diwujudkan. Dalam usahanya ini, Yehezkiel didorong oleh dua penglihatan. Yang pertama adalah penglihatan yang sudah sangat lazim yakni lembah yang penuh dengan tulang-tulang kering yang, berkat tindakan Roh Allah, dibangkitkan dari kematian kepada kehidupan (Yeh. 37:1-14).

Bahan-bahan Pekan Doa tahun ini didasarkan pada penglihatan Yehezkiel yang kedua, yakni penglihatan tentang dua potong kayu, yang melambangkan dua kerajaan Israel yang terpecah-belah. Nama dua belas suku asli dalam kerajaan yang terpecah itu (dua di Utara, dan sepuluh di Selatan) tertulis pada kedua potong kayu, yang kemudian dipadukan kembali menjadi satu (Yeh. 37:15-23).

Menurut Yehezkiel, perpecahan bangsa Israel itu mncerminkan - dan merupakan akibat dari - keberdosaan serta pengasingan mereka dari Allah. Mereka dapat menjadi satu bangsa lagi dengan membuang dosa-dosa mereka, dengan menjalani pertobatan, dan dengan berpaling kembali kepada Allah. Tetapi, akhirnya, Allah sendirilah yang menyatukan umat Allah dengan memurnikan, membarui, dan membebaskan mereka dari perpecahan mereka. Bagi Yehezkiel, kesatuan ini bukan hanya penyatuan kelompok-kelompok yang sebelumnya terpecah-belah tetapi, lebih dari itu, merupakan suatu ciptaan baru, yakni lahirnya suatu bangsa baru yang akan menjadi tanda pengharapan bagi bangsa-bangsa lain dan bagi seluruh umat manusia.

Tema pengharapan juga diungkapkan dalam teks lain yang sangat disayangi oleh Gereja-Gereja di Korea, yakni Wahyu 21:3-4. Ayat-ayat ini menunjuk kepada pemurnian umat Allah, untuk mewujudkan damai sejati, rekonsiliasi, dan kesatuan yang hanya dapat ditemukan di tempat di mana Allah tinggal, "Ia akan tinggal bersama-sama dengan mereka sebagai Allah mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Allah sendiri akan menyertai mereka; Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka. Maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis ..."

Tema-tema biblis inilah - kesatuan sebagai sesuatu yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya; kesatuan sebagai anugerah Allah, yang menuntut pertobatan dan pembaruan; kesatuan sebagai suatu ciptaan baru; semua ini membangkitkan pengharapan bahwa umat Allah masih dapat disatukan; inilah yang telah mengilhami Gereja-Gereja di Korea dalam mempersembahkan bahan-bahan untuk Pekan Doa tahun 2009 ini.




Sumber: Komisi Komunikasi Sosial KWI

Photobucket

Senin, 19 Januari 2009

Senin, 19 Januari 2009
Hari Biasa Pekan II

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (5:1-10)


"Yesus belajar menjadi taat, sekalipun ia Anak Allah."

Saudara-saudara, setiap imam agung, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa. Seorang imam agung harus dapat memahami orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan. Karena itu ia harus mempersembahkan korban pelunas dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri. Tidak ada seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri! Sebab setiap imam agung dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun. Demikian pula Kristus! Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Agung, tetapi diangkat oleh Dia yang bersabda kepada-Nya, "Anak-Kulah Engkau. Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan." Atau di bagian lain dalam Kitab Suci Ia bersabda, "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek." Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun Anak, Kristus telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Agung oleh Allah, menurut tata imamat Melkisedek.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Ayat. (Mzm 110:1.2.3.4)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)


"Pengantin itu sedang bersama mereka."

Waktu itu, murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, "Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Kita mesti hati-hati agar tidak terjebak pada perkataan dan sikap selalu membela diri, apalagi jika kita memang salah. Alasan kita mesti jujur dan sebenarnya.

Yesus mengajak kita untuk melihat, mengerti, dan menghidupi suatu aturan atau kebiasaan dalam dua sisi. Pertama, kita mesti mencari dalam konteks apa suatu peraturan ditetapkan. Aturan dimaksudkan untuk memudahkan manusia mencapai tujuan bersama, yakni integritas pribadi dan kesejahteraan bersama. Kedua, berani mencari makna terdalam suatu peraturan. Yesus berkata, "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka?" Menurut-Nya, puasa mesti dilaksanakan pada waktu yang tepat dan dengan maksud yang tepat pula.

Kita mesti menjaga diri agar tidak menjadi orang munafik. Kita menjalankan aturan, kebiasaan, dan ketentuan agama, tetapi mesti menyadari tujuan utamanya. Adakalanya tidak dapat ditawar, tetapi kita mesti menjamin agar maksud utama itu tidak dikaburkan.
Kebaikan Allah bagi manusia adalah ukuran utama dan menjadi acuan perilaku kita, termasuk dalam menepati aturan atau ketentuan - jangan dicampuradukkan.

Yesus menandaskan bahwa anggur baru harus disimpan dalam kantong kulit baru. Semuanya mesti diposisikan pada tempat yang benar. Konteks untuk itu juga perlu diperhatikan.

Tuhan Yang Mahabaik, Engkaulah kebaikan dan kebenaran seutuhnya. Jauhkanlah diriku dari sifat munafik dan berikanlah kepadaku kemauan dan kerelaan untuk senantiasa berguru kepada-Mu. Amin.



Photobucket

Hari Minggu Biasa II -- Minggu, 18 Januari 2009

Hari Minggu Biasa II
Minggu, 18 Januari 2009


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel (3:3b-10.19)


"Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."

3b Pada hari itu Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. 4 Lalu Tuhan memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa." 5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur. 6 DanTuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali." 7 Samuel belum mengenal Tuhan; firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. 8 Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. 9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya. 10 Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." 19 Dan Samuel makin besar dan Tuhan menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat.
(Mzm 40:3.4ab.7-8a.8b-9.10)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku. Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (6:13c-15a.17-20)


"Tubuhmu adalah anggota Kristus."

13c Saudara-saudara, tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. 14 Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. 15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? 17 Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. 18 Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. 19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus. Ia mendatangkan kasih karunia dan kebenaran.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:35-42)


"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."

35 Sekali peristiwa Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. 36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" 37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. 38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" 39 Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. 40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." 42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus.

Renungan

1Sam 3:3b-10.19; Mzm 40:3.4ab.7-8a.8b-9.10; 1Kor 6:13c-15a.17-20; Yoh 1:35-42

DI MANAKAH ENGKAU TINGGAL?

Rekan-rekan yang budiman!

Dikisahkan dalam Yoh 1:35-42 (Injil Minggu Biasa II tahun B) bagaimana Yohanes Pembaptis menunjukkan kepada dua muridnya bahwa orang yang dilihatnya lewat di situ, yakni Yesus, ialah "Anak Domba Allah". Kedua orang itu pun mengikutinya. Dan terjadilah percakapan di antara Yesus dan kedua murid itu. Mereka ditanya apa yang mereka cari. Mereka mengatakan ingin tahu di mana ia tinggal. Yesus pun mengajak mereka ikut dan melihat sendiri. Begitulah mereka tinggal bersama dia sampai sore hari. Salah seorang dari keduanya, Andreas, menemui Simon Petrus, saudaranya, dan mengatakan telah menemukan Mesias. Andreas mempertemukan saudaranya dengan Yesus yang kemudian memberinya nama Kefas.

APA YANG KALIAN CARI?

Yohanes Pembaptis ialah orang besar yang berani membuka jalan bagi dia yang datang, bagi Yesus. Orang-orang yang tadi datang berguru kepadanya dituntunnya kepada dia yang diakuinya sebagai lebih besar dari dirinya. Itulah yang diperbuatnya bagi kedua orang muridnya pagi hari itu. Dan mereka kini mengikuti Yesus. Mungkin benak mereka masih penuh tanda tanya. Siapakah dia yang sedemikian besar yang dirujuk oleh guru mereka itu? Satu saat Yesus menoleh dan menyapa, "Apa yang kalian cari?" (ay. 38) Pertanyaan ini sederhana, wajar, tapi penuh perhatian. Boleh jadi mereka rada gelagapan tiba-tiba disapa demikian oleh orang yang sedemikian ditinggikan oleh guru mereka sendiri tadi. Jawab mereka lugu, "Guru, di manakah engkau tinggal." Mereka tidak mengharapkan langsung diterima. Hanya sekedar mengungkapkan rasa ingin tahu. Tapi Yesus menanggapi. Ia mengajak mereka melihat sendiri. Mereka dibiarkan menemukan sendiri yang mereka cari.

Itulah percakapan yang pertama kalinya antara Yesus dengan orang yang mengikutinya seperti diceritakan kembali dalam Injil Yohanes. Pembaca akan makin menyadari bagaimana sang Sabda yang sejak dulu ada itu kini tampil dalam bentuk pertanyaan "Apa yang kalian cari?" Ia bukan yang "jauh di sana", melainkan dia yang menyapa dan mengajak berbicara. Sang Sabda tidak menganggap sepi orang yang datang kepadanya

Inti kehidupan batin boleh jadi dapat dirumuskan dalam satu kata, yakni "mencari" Yang Abadi tapi yang ada di tengah-tengah kemanusiaan. Namun sering kita juga belum amat tahu apa sebetulnya yang kita maui. Dia akan membantu kita menemukan dirinya. Dan hari itu terjadi demikian dengan kedua murid tadi - juga kepada siapa saja yang mulai berjalan mengikutinya. Kita akan mendapat ajakan melihat sendiri dan menemukan yang tak terduga-duga. Kedua murid itu juga sedang menemukannya tanpa mereka sadari.

TIGA GELAR

Dalam bacaan ini, sosok Yesus ditampilkan dengan tiga "gelar", yakni Anak Domba Allah, Guru, dan kemudian Mesias. Marilah kita dekati. Yohanes Pembaptis menyebut Yesus sebagai Anak Domba Allah (Yoh 1:36). Sebutan ini sudah dipakainya dalam 1:29. Di situ ditambahkan "yang menghapus dosa dunia". Tambahan ini menjelaskan makna sebutan tadi. Dia itulah yang menyingkirkan kegelapan dosa dari dunia sehingga menjadi wahana bagi terang.

Tafsir "Anak Domba Allah" sendiri amat kaya. Bagi keperluan kali ini dapatlah diringkaskan sebagai berikut. Sebutan itu mengingatkan pada anak domba yang dikurbankan orang Israel pada malam sebelum meninggalkan negeri Mesir (Kel 12) yang kemudian diperingati tiap tahun pada malam Paskah orang Yahudi. Ini perayaan peristiwa pembebasan dari perbudakan di Mesir dan perayaan iman akan Allah yang tetap melindungi mereka. Kemudian di kalangan para pengikut Yesus yang pertama berkembang kesadaran bahwa dia itu juga kurban yang diterima baik oleh Allah di Baitnya. Selain itu, kehidupan Yesus juga dipandang sebagai sosok Hamba Allah sebagaimana terungkap dalam Yes 53:7. Hamba ini seperti anak domba yang dibawa ke tempat penyembelihan. Boleh kita lanjutkan. Kehidupan Yesus dapat dilihat sebagai kurban silih yang membebaskan dunia. Ia mendekatkan kembali manusia dengan Allah sehingga dapat menjadi gambar dan rupa Pencipta yang utuh. Kehidupannya memerdekakan manusia dari kurungan dosa. Dia itu. Anak Domba Allah! Itulah yang dilihat Yohanes Pembaptis. Itulah yang diwartakannya kepada orang banyak dan kepada dua orang muridnya hari ini.

Sebutan yang kedua secara spontan diucapkan oleh kedua murid Yohanes Pembaptis, yakni "Rabi" atau "Guru" (ay. 38), panggilan bagi ulama yang amat dihargai. Orang bijak seperti ini dapat menerangi liku-liku kehidupan. Lebih dari itu, Yesus dapat memperkenalkan siapa Allah itu dengan cara yang baru. Ia akan mengajar agar orang berani memanggilNya sebagai Bapa. Dan orang akan menemukan diri sebagai yang diperhatikan, yang dilindungi. Macam-macam kesulitan dan bahkan penderitaan tidak akan membuat putus harapan. Ada yang menunggu di sana.

Tentu saja kedua orang yang mengikuti Yesus itu belum tahu apa yang bakal mereka terima. Tapi mereka malah diajak melihat di mana guru itu tinggal dan tentunya di mana ia memberi pengajaran. Begitulah mereka tinggal bersama dia hari itu hingga pukul empat sore. Sepenuh hari mereka ada bersama dia. Apa yang mereka peroleh dari guru ini? Seandainya kita dapat menempatkan diri dalam keadaan kedua murid tadi, kita juga boleh bertanya, dalam mengikuti Yesus sang Guru itu apa yang kita peroleh?

Yohanes penginjil mengisahkan, setelah tinggal sehari dengannya, salah satu dari dua orang itu, yaitu Andreas, mendapati seorang saudaranya, Simon, dan memberitahukan bahwa mereka baru saja menemukan Mesias. Mereka bukan hanya melihat di mana ia tinggal, melainkan menemukan bahwa yang disebut Anak Domba Allah oleh Yohanes Pembaptis itu juga sang Mesias.

Bagi orang Yahudi pada zaman itu, Mesias, Yang Terurapi, ialah tokoh yang kedatangannya telah lama dinanti-nantikan. Dialah yang diharapkan akan memimpin umat agar mendapatkan kembali kejayaan mereka. Mereka mendambakan pemimpin yang datang dengan wibawa Allah sendiri. Setelah sehari penuh berada di tempat Yesus tinggal, kedua orang itu mulai mengerti bahwa dia itulah tokoh yang diharap-harapkan banyak orang. Boleh jadi belum amat jelas kemesiasan macam apa yang ada dalam diri Yesus. Tetapi tak apa. Ia sendiri nanti akan mengajarkannya. Yang penting, mereka telah menemukannya. Harapan mereka akan perbaikan serta masa depan menjadi besar dan menyala-nyala. Andreas mengabarkannya kepada Simon, dan bahkan membawa saudaranya itu kepada Yesus.

Kemudian disebutkan bahwa Yesus memandangi Simon dan memberinya nama baru, yaitu Kefas, artinya Petrus. Kejadian ini berhubungan dengan peristiwa yang diungkapkan dalam Injil Sinoptik sebagai pengakuan Petrus bahwa Yesus itu Mesias. Dalam Injil-Injil Sinoptik, peristiwa itu menjadi puncak Injil tentang Yesus. Setelah beberapa waktu menjadi murid Yesus dan mendengar macam-macam "kata orang" mengenai dirinya, para murid ditanyai Yesus, menurut "kalian", siapa dirinya itu. Petrus mewakili para murid dan menegaskan bahwa Yesus itu Mesias. Sesudah episode itu ada tradisi khusus mengenai Petrus (Mat 16:17-19) yang ada titik temunya dengan Yoh 1:42, yaitu bahwa Simon dipanggil sebagai Petrus. Dijelaskan dalam Injil Matius bahwa Petrus itu karang tempat Yesus membangun umatnya dan alam maut takkan menguasainya. Dalam Injil Yohanes, meski ia tidak ditonjolkan dengan cara itu, Simon tampil sebagai orang pertama yang datang kepada Yesus karena mendengar bahwa dia itu Mesias.

KABAR GEMBIRA

Dengan latar belakang di atas, jelas bahwa kemesiasan Yesus itu kemesiasan untuk membangun umat sehingga menjadi tempat yang tidak lagi dikuasai yang jahat dan tidak lagi dikurung maut. Itulah yang dilakukan "Anak Domba Allah" seperti dijelaskan di muka. Itulah yang diajarkan oleh "Guru" yang mempesona orang yang bertemu dengannya.

Kabar Gembira tidak jatuh dari langit begitu saja, melainkan kenyataan batin yang mulai hidup dalam hati dan budi orang yang percaya, lewat kesaksian orang-orang yang telah mengalaminya sendiri, juga lewat rasa ingin tahu kita sendiri. Tidak bisa dipaksa-paksakan. Tetapi bisa dipersaksikan. Dan ditekuni dengan mengalami sendiri perjumpaan dengan dia yang diwartakan Kabar Gembira itu. Kehidupan beragama zaman ini dapat banyak belajar dari sana.

Para pewarta sabda juga diajak membiarkan dia yang diwartakan Injil menyapa batin orang dengan caranya sendiri. Peran pewarta ialah menunjukkan jalan yang pernah dilaluinya sendiri dan yang dialaminya sendiri dan kini dapat dibagikan kepada orang lain. Begitulah yang dilakukan Yohanes Pembaptis. Begitu pula yang dibuat Andreas. Dan hasilnya nyata: kedua murid sang Pembaptis sejak itu menjadi pengikut Yesus. Dan Simon menemukan Mesias. Jangan dilupakan, Yesus menemukan Kefas, batu karang kukuh yang memungkinkan kemesiasannya dikenal orang banyak.

DARI BACAAN KEDUA

Bacaan kedua dalam kesempatan ini (1Kor 6:13c-15a.17-20) terasa keras mengecam perilaku amoral, dari perkara makan berlebihan sampai soal birahi. Guna memahami maksud petikan ini baik diingat bahwa tujuan utama Paulus dalam menulis semua ini kepada umat Korintus ialah untuk mengajak mereka memahami masyarakat mereka - masyarakat Kristiani awal - hidup di tengah-tengah orang bermacam-macam keyakinan, dari kalangan Yahudi tradisional sampai ke masyarakat berpendidikan Yunani, dari mereka yang dikenal sebagai kalangan "beragama" sampai kelompok yang dipandang sebagai "kaum bebas", juga di hadapan adat dan hukum-hukum perilaku. Tidak amat berbeda dengan keadaan di zaman modern di sebuah metropolitan. Dalam keadaan itulah orang semakin butuh memiliki kesadaran akan apa yang betul, apa yang pantas, yang baik serta yang melawan semua itu. Adat, hukum, agama serasa tidak lagi mencukupi, tetap sikap mempertanyakan semua ini tidak juga banyak menolong. Dibutuhkan semacam pegangan, tapi bukan lagi aturan-aturan yang diajarkan adat, tetapi ancar-ancar batin. Nah dalam rangka inilah Paulus berbicara mengenai beberapa perilaku khas yang disorotinya. Semakin di baca semakin jelas bahwa tujuan utamanya bukanlah mencela atau melulu memberi nasihat dan khotbah moralistis. Ia mau mengajak umat Korintus, yang rata-rata berpendidikan cukup tinggi, untuk melihat bahwa kehidupan mereka itu hidup yang sudah disebadankan dengan hidup Roh. Maksudnya kehidupan mereka itu menjadi bentuk nyata kehadiran Roh. Nah bila mereka berkelakuan tidak sepatutnya maka mereka akan menampilkan gambar buruk siapa Roh itu. Inilah yang ditekankan. Semacam imbauan menalarkan keadaan mereka. Umat Korintus juga dikenal orang-orang lain sebagai pengikut cara hidup baru, kehidupan mengikuti Kristus. Nah, orang banyak itu hendaknya dapat memperlihatkan bagaimana baiknya Roh di kalangan masyarakat luas. Dengan pegangan dasar ini maka contoh-contoh konkret menjauhi kelakuan "berdosa" yang disebutkan Paulus dapat lebih dimengerti.

Pengikut Kristus dalam banyak arti ialah orang yang mencari dia dan menemukannya dan kini mulai dapat berbagi kegembiraan dengan orang-orang lain seperti para murid Yohanes dalam petikan Injil kali ini. Juga orang-orang zaman ini yang mulai mengenal Kristus tetap dapat membawakan kegembiraan rohani serta menampilkan wajah Kristus kepada orang banyak. Inilah hidup "mengikatkan diri", menjadi "sebadan", dengan Roh seperti yang dikemukakan Paulus dalam 1Kor 6:1.



Salam hangat,
A. Gianto





Photobucket

Sabtu, 17 Januari 2009

Sabtu, 17 Januari 2009
Pw. S. Antonius, Abbas


"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang bertobat." Mrk 2:17



Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (4:12-16)


"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."

12 Saudara-saudara, sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. 14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 853
Ref. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat.
(Mzm 19:8.9.10.15).
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa.
Peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati.
Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa,
kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya,
bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Tuhan mengutus Aku memaklumkan Injil kepada orang yang hina dina, dan mewartakan pembebasan kepada orang tawanan (Luk 4:18-19)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)


"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

13 Sekali peristiwa Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. 14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. 15 Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. 16 Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 17 Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Setiap kita dipanggil Tuhan untuk ambil bagian dalam kepemimpinan rohani. Ada yang diiutus-Nya memberikan nasihat kepada sesama, memberikan inspirasi atau ilham kepada anggota keluarga; yang lain dikuatkan untuk memberikan semangat kepada sesama yang kehilangan semangat. Hal-hal luhur seperti itu kita lakukan bukan demi diri kita sendiri, melainkan demi kebaikan sesama anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan panggilan Lewi, Tuhan mengajar kita melihat dengan cermat orang macam apa yang kita sapa, norma mana mesti kita gunakan dan jenis bantuan apa yang dapat dan mesti diberikan.

Dua hal patut kita renungkan pada hari ini. Pertama, jangan menjadi buta terhadap diri sendiri. Kadang-kadang kita takut dekat dengan orang yang dipandang berdosa atau kurang diterima masyarakat, jangan-jangan kita dicap sama dengan orang itu. Hanya dengan menyapa mereka, kita akan membawa mereka kembali sebagaimana dialami oleh Lewi.

Kedua, kita harus bisa dan berani mengadakan pemilahan. Firman menguatkan kita untuk melihat dengan tajam, mana yang benar dan mana yang tidak benar. Jangan kita membiarkan diri kita tertipu hanya karena popularitas sementara.

Kita dipanggil untuk ambil bagian dalam kepimpinan yang berasal dari Tuhan demi kebaikan semua umat-Nya, termasuk kita sendiri.

Allah Bapa yang menyayangi semua umat manusia, Engkau menaruh kasih dan kesabaran kepada orang berdosa dan malang. Ajarlah aku untuk berani bersikap seperti Engkau. Amin.

Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy