| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 25 April 2012 Pesta St Markus, Penginjil

Rabu, 25 April 2012
Pesta St Markus, Penginjil

SANTO MARKUS, MODEL KEMURIDAN SEJATI
   
 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. -- 1 Petrus 5:7

Antifon Pembuka (Mrk 16:15)


"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.

Doa Pagi

Tuhan Allah kami, kasih karunia benar-benar datang dari pada-Mu. Bantulah kami dalam menghayati kasih-Mu hari ini di tengah carut marutnya kehidupan yang mesti kami hadapi. Bersama-Mu kami tak akan gentar, ya Tuhan. Amin.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:6b-14)


Saudara-saudara terkasih, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya pada waktunya kamu ditinggikan oleh-Nya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Dialah yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, Si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Dialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai saudara yang dapat dipercaya, aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk menasihati dan meyakinkan kamu, bahwa kasih karunia ini benar-benar datang dari Allah. Berdirilah dengan teguh di dalamnya! Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku. Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium yang kudus. Damai sejahtera menyertai kamu sekalian yang berada dalam Kristus. Amin.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, hendak kunyanyikan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 89:2-3.6-7.16-17)

1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Sebab itu langit bersyukur karena keajaiban-keajaiban-Mu, ya Tuhan, bahkan karena kesetiaan-Mu di antara jemaah orang-orang kudus. Sebab siapakah di angkasa yang sejajar dengan Tuhan, siapakah di antara penghuni surga yang sama seperti Tuhan?
3. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorai, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Kami memberitahukan Kristus yang tersalib; Dialah kekuatan dan hikmat Allah. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-20)


Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kita tahu, St Markus bukan termasuk bilangan dua belas Rasul Yesus. Dia itu teman seperjalanan St Paulus dan Barnabas dalam karya Pewartaan Injil ke sejumlah daerah (lih. Kis 12:25). Dia juga seorang murid serta asisten St Petrus. Bahkan St Petrus memperlakukannya seperti "anak sendiri" (1Ptr 5:13). Barangkali Markus sendiri tidak pernah mendengar secara langsung pengajaran Yesus. Tetapi pada suatu titik dalam hidupnya, dia mengetahui, mengenal dan mencintai Yesus melalui pewartaan para Rasul. Pengalaman iman akan Yesus yang mendalam ini, dilestarikan melalui goresan tangannya sendiri, yang kita kenal dengan Injil Markus.

Markus adalah seorang saksi, justru karena dia sungguh-sungguh membuka hati bagi karya Allah. Dia menemani dan membantu Paulus serta Barnabas dalam perjalanan misi mereka yang pertama. Dia juga membantu pelayanan Petrus di Roma. Segala pengalaman ini memampukannya untuk merenungkan misteri keselamatan yang ditawarkan Yesus kepada semua manusia. Dalam Injil dan pelayanannya tampak bahwa dia sungguh-sungguh menaruh kepercayaan kepada Allah. Baginya, Allah adalah sumber penghiburan dan kekuatan pada masa-masa pencobaan, derita, dan ketidakberdayaan.

Melalui Injilnya, Markus mengajar kita bahwa kemuridan yang sejati berarti mengikuti contoh dan teladan Yesus sendiri, yang "datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" (Mrk 10:45). Panggilan ini terus bergema dalam seluruh Injilnya. Narasi-narasi yang disajikan dalam Injilnya memberikan kepada kita gambaran sekilas pengalamannya sendiri tentang bagaimana Allah memperhatikan kita. Kasih Allah yang diungkapkan dalam Injil Markus tentunya memberikan harapan kepada komunitas kristiani perdana, kendati banyak dari mereka -- seperti Markus sendiri --- pada akhirnya mati sebagai martir Kristus.

Dengan kata dan teladan Markus telah mengajar para murid dari generasi ke generasi untuk percaya kepada Tuhan dengan "menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Yesus" (Mrk 8:34). Kita juga akan mengalami kuat-kuasa Allah untuk memulihkan, membangun dan memperkuat diri kita selagi kita berpaling kepada-Nya setiap hari (bdk. 1Ptr 5:10). Inilah yang dialami oleh Petrus dan Markus, namun terbuka juga kemungkinan bagi kita untuk mengalaminya. Marilah kita merendahkan diri kita sebagai murid dengan percaya kepada Allah, sehingga kita pun dapat mengalami kasih Allah sendiri dalam hidup sehari-hari.

Akhirnya, kita boleh mengatakan bahwa St Markus itu model kemuridan sejati bagi kita di dalam mengikuti Yesus Kristus. Dia bukan hanya menerima dan menjadi saksi tentang Yesus, tetapi dia sendiri menghayati dan menghidup Yesus dalam dirinya. Untuk itu melalui Injilnya, ia menawarkan kepada kita jalan-jalan untuk mengikuti Yesus yang telah dicintainya. Baginya, untuk mengikuti Yesus, kita perlu pertama-tama membuka hati kepada-Nya. Membuka hati untuk mencintai Dia dengan seluruh hati kita. Membuka hati untuk menaruh kepercayaan hanya kepada Dia yan telah memanggil kita. Membuka hati untuk meneladan hidup dan ajaran-ajaran Yesus sendiri.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau mengutus para murid untuk mewartakan Injil, bekerja dan meneguhkan firman-Mu. Engkau juga memilih St Markus untuk menjadi penulis Injil. Semoga melalui Injil yang kami dengarkan, renungkan dan hayati, iman kami terus bertumbuh dan mengakar di dalam Engkau. Amin.

(RUAH/ADM)
 

Selasa, 24 April 2012 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 24 April 2012
Hari Biasa Pekan III Paskah

Kata Yesus kepada mereka: "Akulah Roti Hidup; barangsiapa datang kepada-Ku ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi." (Yoh 6:35)

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)
 
Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus. Alleluya.

Doa Pagi

Ya Tuhan, kemartiran Stefanus menyuburkan benih iman di hati semua orang yang percaya kepada-Mu. Teguhkanlah imanku di saat tantangan hidup melanda diriku. Dampingilah juga dalam menjalani hidup beriman hari ini. Amin.

Seorang martir berani membela iman akan Yesus Kristus. Mereka berani menumpahkan darahnya demi sebuah kebenaran yang diyakininya. Yesuslah sang Kebenaran Sejati yang datang dari Allah. Stefanus menjadi martir pertama yang mengurbankan jiwa raganya demi Yesus yang dicintainya. Kematian Stefanus menyuburkan benih iman para murid.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)

"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntut dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Badan fisik manusia memerlukan kekuatan agar tetap hidup dan berkembang. Asupan makanan dan minuman yang sehat akan memberikan kekuatan kepadanya. Hidup rohani manusia juga memerlukan asupan yang tepat. Yesus, Roti Hidup yang turun dari surga adalah makanan rohani yang memberi jaminan hidup kekal. Umat beriman mesti menikmatinya setiap hari.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)

"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."

Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Orang banyak meminta tanda dari Yesus supaya mereka percaya kepada-Nya. Kepada mereka, Yesus menunjukkan sebuah tanda, “manna” di padang gurun. Bapa, dalam kasih-Nya memberikan kepada mereka roti yang benar, yang turun dari surga. Roti itu bahkan akan memberikan hidup kekal kepada dunia. Yesus lalu mengungkapkan siapa diri-Nya. Dialah Roti Hidup, yang telah turun dari surga. Barangsiapa percaya, ia tidak akan lapar dan haus lagi. Kita diundang untuk percaya kepada Yesus agar tidak lapar dan haus lagi.
 
Doa Malam
 
Tuhan, terimakasih atas sabda-Mu, “Akulah roti hidup!” Aku percaya bahwa Engkaulah Roti Hidup yang selalu aku sambut dalam Misa Kudus. Aku percaya bahwa melalui Ekaristi Engkau menjadi sumber hidup Gereja. Berikanlah aku rahmat ketekunan dan rasa cinta akan Ekaristi. Amin.
 

RUAH

Senin, 23 April 2012 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 23 April 2012
Hari Biasa Pekan III Paskah


Ekaristi ditemukan pada hakikatnya sebagai misteri persekutuan --- Paus Benediktus XVI

Antifon Pembuka


Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.


Doa Pagi

Ya Tuhan, kesaksian Stefanus dalam mewartakan Sabda Allah melalui tanda dan mukjizat tak selalu diterima oleh banyak orang. Bahkan ia mengalami pencobaan dan ancaman. Karena itu, dampingilah aku, ya Tuhan, agar semangat dan perjuangan St Stefanus memotivasi hidupku dalam mengikuti Engkau. Amin.

Roh Tuhan bersemayam pada orang-orang yang dipilih-Nya. Mereka mampu berkata-kata penuh hikmat-kebijaksanaan. Perkataan dan tindakannya bisa mencengangkan banyak orang. Semua ini bukan hasil kekuatan mereka sendiri, melainkan dari kuasa Allah yang menyertainya. Itulah buah dari kesaksian hidup yang selalu bersatu dengan kasih Allah.


Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)

"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."

Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.


"Ora et Labora": berdoa dan bekerja. Dua aktivitas ini saling berhubungan dan tak terpisah satu sama lain. Berdoa menjadi dasar kekuatan untuk bekerja. Pekerjaan yang dilandasi dengan semangat doa akan menghasilkan buah melimpah. Orang beriman mesti bekerja sesuai kehendak Allah sehingga menghasilkan buah kehidupan bahagia kekal di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)

"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."

Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Banyak orang mencari Yesus. Hal ini terjadi bukan pertama-tama karena mereka mampu membaca tanda kehadiran Tuhan dalam peristiwa perbanyakan roti, melainkan karena mereka makan roti dan kenyang. Mereka masih mencari hal-hal yang bersifat duniawi atau barang-barang fana. Itulah sebabnya, Yesus mengingatkan mereka untuk mencari hal-hal yang tidak dapat binasa. Mereka diminta untuk berjalan dalam iman kepada Dia yang telah diutus Allah. Bagaimana dengan kita? Apa (siapa) yang kita cari?

Doa Malam


Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu, yang oleh karena anugerah Allah aku telah menjadi pengikut-Mu. Buatl
ah aku setia dan selalu percaya kepada-Mu sampai akhir hayatku agar kelak aku beroleh selamat seperti yang Engkau janjikan. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 23 - 29 April 2012

Bacaan Harian 23 - 29 April 2012

Senin, 23 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Yoh 6:22-29.
Man For Others.
Tenggelam dalam kesibukan sehari-hari adalah ciri khas umat Jakarta. Sayangnya, banyak orang yang akhirnya terjebak dalam kesibukannya sendiri dan tidak tahu bagaimana cara memaknainya. Dalam Yoh 6:27 Yesus berkata: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Ucapan Yesus ini mengingatkan kita bahwa segala kegiatan yang kita jalani hendaknya dilakukan untuk sesuatu yang lebih bernilai, yaitu untuk memuliakan Tuhan dan untuk sesama, bukan untuk diri sendiri semata. Be Man of God and Man For Others.

Selasa, 24 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 7:51 – 8:1a; Mzm 31:3cd-4.6ab.7b.8a.17.21ab; Yoh 6:30-35.
Keterbukaan Hati.
Pada umumnya, sebagian besar orang tidak suka dikritik. Ketika dikritik biasanya seseorang akan melakukan pembelaan diri, entah dengan marah, adu argumen, mencari dukungan dari pihak lain, kembali mengkritik, atau yang lainnya. Pertanyaannya adalah: mengapa seseorang tidak suka dikritik? Antara lain penyebabnya adalah karena kritik dapat menghancurkan image yang telah susah payah ia bangun dan jaga di dalam masyarakat. Sama seperti jemaat Yahudi dan Libertini yang akhirnya membunuh Stefanus karena dikritik habis-habisan oleh Stefanus. Rasanya seorang Kristiani patut menyikapi kritik dengan hati yang terbuka dan bijaksana. Melihat kritik bukan sebagai serangan tetapi sebagai bantuan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Siapkah Anda membangun diri?

Rabu, 25 April: Pesta St Markus, Penginjil (M).

1Ptr 5:5b-14; Mzm 89:2-3.6-7.16-17; Mrk 16:15-20.
Kesombongan vs Rendah Hati.
Beberapa waktu yang lalu saya pergi memancing di tengah laut lepas. Saat itu saya sungguh takjub melihat betapa luasnya lautan dan sekaligus menyadari betapa kecilnya saya di tengah samudera membentang. Keberadaan saya ibarat setetes air di tengah lautan luas. Maka, sungguh disayangkan apabila ada seseorang yang merasa dirinya paling hebat, paling pandai, paling kaya, atau paling yang lain. Mengapa? Karena begitu seseorang menyombongkan dirinya, saat itulah dia lupa bahwa sebenarnya dirinya hanyalah setetes air di tengah lautan. Dalam I Petrus 5:5 ditegaskan, “... dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Rendah hati merupakan suatu sikap yang patut diutamakan sebagai pengikut Kristus. Be Humble.

Kamis, 26 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 8:26-40; Mzm 66:8-9.16-17.20; Yoh 6:44-51.
All About ME.
Egosentris, menjadikan diri sendiri sebagai titik pusat; segala sesuatunya berpusat pada AKU. Selalu AKU, AKU, dan AKU. Yup, memang begitulah kecenderungan manusia pada umumnya, selalu mengutamakan diri sendiri daripada orang lain. Terkadang bahkan sampai tidak peduli dengan sesama karena mementingkan diri sendiri. Di sini Yesus mengajarkan sebuah nilai yang kontradiktif, yaitu berkorban. Seperti yang tertulis dalam Yoh 6:51, “ ... roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Yesus rela mengorbankan diri-Nya bukan semata-mata untuk kepentingan diri-Nya sendiri, melainkan untuk kepentingan umat manusia. Mari kita belajar dari Yesus dengan mulai menanamkan kesadaran bahwa bukan AKU yang terpenting, melainkan apa yang bisa AKU perbuat untuk sesamaku.

Jumat, 27 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 9:1-20; Mzm 117:1-2; Yoh 6:52-59.
Mengasah Kepekaan.
Titik pertobatan Saulus dimulai ketika ia mendapatkan suatu pengalaman iman yang luar biasa. Saat itu Saulus sedang melakukan perjalanan ke Damsyik, dan Tuhan menyapanya secara langsung, membuat ia tidak bisa melihat lalu menyembuhkannya kembali. Banyak dari kita juga yang akhirnya mengalami pertobatan ketika mendapatkan suatu peristiwa yang luar biasa mengejutkan, biasanya peristiwa itu menyangkut soal hidup dan mati. Namun sesungguhnya pertobatan tidak harus melalui suatu pengalaman yang spektakuler macam Saulus, tapi bisa melalui pengalaman sehari-hari. Di sinilah kita perlu mengasah kepekaan kita untuk melihat pengalaman-pengalaman tersebut. Mungkin tanpa disadari sebenarnya Tuhan menyapa kita di sana.

Sabtu, 28 April: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).

Kis 9:31-42; Mzm 116:12-17; Yoh 6:60-69.
Teguh Beriman.
Mukjizat yang dilakukan Petrus dengan menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang yang sudah meninggal ternyata memberikan efek yang luar biasa, bukan hanya kepada orang yang disembuhkan tetapi juga kepada orang-orang yang di sekitarnya. Banyak orang yang akhirnya menjadi percaya dan beriman ketika melihat dan mendengar mukjizat tersebut. Namun, bagaimana jika tidak ada mukjizat, apakah kita masih tetap percaya dan beriman kepada Tuhan? Pilihan terletak di tangan kita masing-masing. Bagi saya, Tuhan melakukan segala sesuatu pasti dengan tujuan tertentu. Ada mukjizat ataupun tidak, kita harus tetap teguh beriman karena iman tidak harus tergantung pada mukjizat belaka.

Minggu, 29 April: Hari Minggu Paskah IV (P).

Kis 4:8-12; Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28cd.29; 1Yoh 3:1-2; Yoh 10:11-18.
Ada udang di balik bakwan.
Mungkin Anda sering mendengar peribahasa ini. Pada kenyataannya memang terjadi, banyak orang yang melakukan sesuatu dengan suatu motivasi tertentu, yaitu mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Dari luar seolah-olah terkesan baik, padahal maksud yang sebenarnya adalah demi dirinya sendiri. Dalam Yoh 10, perbuatan kasih diumpamakan dalam gambaran seorang gembala yang baik. Kasih yang sejati didasarkan pada ketulusan hati, tanpa mengharapkan suatu imbalan, tapi semata-mata hanya demi kebaikan orang tersebut. Mari kita bersama-sama belajar mengasihi dengan tulus.

YL INDRA KURNIAWAN - WARTA RC EDISI 5/TAHUN VI

Kobus: Pembuktian (Luk 24:35-48)

Minggu, 22 April 2012 Hari Minggu Paskah III



Minggu, 22 April 2012
Hari Minggu Paskah III

Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (1Yoh 2:4-5)

Antifon Pembuka (Mzm 65:1-2)

Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, bermazmurlah bagi nama-Nya yang mulia, dan gemakanlah pujian-Nya. Alleluya.

Doa

Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau telah memenuhi janji yang diwartakan para nabi, pada diri Yesus yang bangkit dan hidup mulia. Kami mohon, bersabdalah kepada kami, agar kami dapat mengenal Engkau dan mengasihi Engkau sebagai Bapa kami, yang patut dipercaya karena selalu mengatakan yang benar serta melaksanakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul
(3:13-15.17-19)


"Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati"


Setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh, orang banyak yang sangat keheranan mengerumuni mereka. Maka kata Petrus kepada mereka, "Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan tentang hal itu kami adalah saksi. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 4:2.4.7.9; Ul: 7a)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku ya Allah yang adil. Apabila aku bersusah, lapangkanlah dadaku, kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku.
2. Ketahuilah, Tuhan akan mengerjakan karya agung bagi para kekasih-Nya, Tuhan akan mendengarkan daku, bila aku berseru kepada-Nya.
3. Banyak orang berkata, "Siapa yang akan menurunkan berkat?" Hendaknya cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
4. Aku hendak membaringkan diri dan tidur dalam kehadiranku yang menenteramkan. Sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membuat istirahatku aman sentosa.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:1-5a)


"Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan juga untuk dosa seluruh dunia."


Anak-anakku, hal-hal ini kutulis kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata, 'Aku mengenal Allah' tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalam dia tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman Allah, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:32, 2/4)
Tuhan Yesus, terangkanlah Kitab Suci, dan kobarkanlah hati kami bila mendengar Sabda-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
(24:35-48)


"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga."


Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan kepada saudara-saudara yang lain apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenal Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."Sambil berkata demikian Yesus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Yesus mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata Yesus kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


“Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala
bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari
semuanya ini” (Luk.24:47-48)


Membaca keberanian dan semangat Petrus yang berkobar-kobar dalam khotbahnya sebagaimana tertulis dalam Kisah para rasul di hari-hari sesudah Paskah bisa mengherankan (termasuk bacaan I Minggu ini). Bagaimanapun semangat Petrus itu tetap membuat kita bertanya-tanya. Dari manakah Petrus menimba dan mendapatkan kekuatan baru untuk mewartakan Yesus dengan khotbah berapi-api itu? Padahal ia telah menyangkal Yesus?

Petrus dan murid-murid Yesus mengalami peristiwa kematian Yesus tanpa memahami makna di balik kematian itu. Para murid di saat-saat sengsara dan kematian Yesus adalah para murid yang takut, para murid yang mengunci diri mereka, para murid yang tak berani berkontak dengan dunia luar. Kehadiran Yesus yang bangkit membuat ketakutan mereka perlahan hilang. Mula-mula mereka ragu-ragu betapapun Yesus sudah menyalami mereka. Atas ketakutan ini, Yesus mengundang mereka untuk melihat tangan dan kaki-Nya. Mereka lantas diundang untuk meraba Yesus dengan tangan sendiri Yesus yang hidup, yang kini berbicara dengan mereka. Sampai di sini pun mereka belum sesungguhnya percaya. Hanya ketika Yesus menjelaskan apa yang yang maksudkan dalam perkataan-Nya sewaktu Ia masih ada bersama-sama dengan mereka dan membuka pikiran mereka untuk memahami Kitab Suci, barulah mereka sungguh percaya kepada-Nya.

Inilah Paskah itu. Paskah, di mana Tuhan membebaskan manusia dari situasi ketakutan, keraguan, kegelapan, ketidak mengertian, dari cari selamat dan aman sendiri untuk beralih dan memasuki hidup baru.

“Jika Yesus tidak bangkit maka kita adalah orang yang paling malang”, kata Paulus, karena kita mengikut Dia tanpa ada hasilnya. Jika Yesus tidak bangkit, apa yang kita perjuangkan menjadi hampa, keadaan dunia makin lama makin gawat. Karena kalau orang yang sebaik Yesuspun ajalNya begitu menakutkan, apalagi manusia yang lain. Jikalau Yesus tidak bangkit dunia tidak mempunyai jawaban bagi persoalan yang paling sulit dan yang paling lama yaitu mengapa orang benar menderita? Orang fasik menjadi makmur sedang orang jujur harus kelaparan; orang yang berdusta menjadi kaya, orang jahat berumur panjang sedangkan orang baik bermoral tinggi umurnya pendek. Dimanakah keadilan, kuasa, penyertaan, dan berkat Tuhan?

Dimanakah keberadaan Tuhan? Bukankah demikian juga pada waktu Yesus dicaci? Pada waktu Yesus dipaku di atas kayu salib, terlihat gelap menutupi. Yang jahat mengalahkan yang baik, ketidakadilan berkuasa atas keadilan, yang suci dihukum oleh yang tidak suci. Dalam dunia ini seluruhnya terbalik, tidak ada norma/nilai yang beres. Seluruh dunia mempunyai keadilan yang tidak benar. Dunia sudah tidak lagi mengenal kebenaran, kesucian, keadilan, kebajikan. Yesus dengan kedua tangan-Nya menyembuhkan orang, sekarang tangan itu harus dipaku. Yesus dengan kedua kaki-Nya pergi memberitakan Injil, sekarang kaki itu ditusuk. Yesus mempunyai hati yang penuh cinta, yang merangkul seluruh dunia, sekarang ditusuk sehingga darah dan air yang keluar. Dimanakah keadilan dan kebenaran? Tidak ada jawaban.

Jawabannya hanya ada pada kebangkitan Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus bangkit, Paulus berkata, "Pemberitaanku tidak sia-sia." Karena Yesus bangkit kita bukan orang yang paling malang melainkan orang yang paling berpengharapan di dalam Dia.

Inilah hadiah Paskah itu bagi para murid dan kita pengikut-Nya.
“Habis gelap terbitlah terang.” Dan terang itu akan datang kalau kita usahakan dengan semangat, sikap, dan hati yang baru. Karena itu wartakanlah dan jadilah saksi kebangkitan dengan hidup sebagai manusia baru. Karena “kamu semua adalah saksi-Ku!”

Salam dan berkat.

Pastor Petrus Mujiono, SCJ

Minggu Paskah III/B - 22 April 2012

Bacaan I: Kis 3:13-15.17-19
Bacaan II: 1Yoh 2:1-5
Injil: Luk 24:35-48


Bacaan-bacaan hari ini menegaskan bahwa Yesus yang telah wafat di salib itu sekarang hidup dan selalu hadir menyertai kita. Inilah makna Paskah. Yesus adalah pemimpin kepada hidup. Maka kendati harus menderita dan wafat, Allah membangkitkan-Nya supaya Ia tetap hidup dan memimpin kita semua kepada hidup yang sejati (bac I). Kita mengimani bahwa Allahlah Sang Sumber dan Tujuan hidup kita. Maka, hidup yang sejati itu adanya pada Allah Bapa kita. Untuk itu, Yesus menjadi pengantara kita pada Bapa. Relasi kita dengan Bapa yang telah rusak akibat dosa-dosa kita, diperdamaikan oleh Yesus (Bac II).

Iman kita akan kehadiran dan penyertaan Tuhan ini semakin dikuatkan oleh bacaan Injil. Yesus menemui dan menemani kedua murid sepanjang perjalanan mereka dari Yerusalem ke Emaus. Lalu, ketika para murid sedang berkumpul dan mengadakan sharing iman, “Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka” (ay.36). Ada 2 hal yang menarik dari kisah Injil ini.

Pertama, sepanjang perjalanan dari Yerusalem ke Emaus, kedua murid itu disertai oleh Yesus tetapi mereka tidak sadar dan tidak mengenali-Nya. Mereka baru mengenali Yesus setelah tiba di Emaus, ketika Yesus memecah-mecah roti (ay.35). Bukankah ini juga merupakan pengalaman iman kita? Tuhan senantiasa hadir dan menyertai kita sepanjang perjalanan hidup kita, namun kita tidak selalu mengenali Dia dan menyadari penyertaan-Nya. Maka, di tengah kesibukan kita setiap hari, kita harus berani selalu meluangkan waktu untuk hening dan berdoa supaya kita menyadari kehadiran dan penyertaan Tuhan. Ekaristi, saat Tuhan memecah-mecahkan roti dan memberikannya kepada kita, merupakan doa kita yang paling utama sehingga harus kita cintai secara lebih.

Kedua, penyertaan Tuhan itu menjadikan hati kedua murid tadi berkobar dan hidup penuh semangat. Mereka meninggalkan Yerusalem dan kembali ke kampung halamannya karena kecewa dan putus asa sebab Yesus yang menjadi tumpuan harapan mereka dibunuh (Luk 24:19-21). Namun, karena ternyata Yesus hidup dan menyertai mereka, maka mareka segera kembali ke Yerusalem dengan penuh semangat. Perjumpaan dengan Tuhan menjadikan mereka menemukan hidup baru: hidup yang penuh semangat, kegembiraan dan harapan baru. Demikian pula kita, kalau kita sungguh-sungguh yakin akan kehadiran dan penyertaan Tuhan, tidak ada alasan bagi kita untuk merasa loyo, patah semangat dan putus harapan. Dalam Tuhan, yang ada hanyalah semangat, sukacita dan pengharapan.

Pada zaman sekarang ini, kita tidak perlu mengharapkan dapat berjumpa dengan Yesus secara fisik, seperti yang dialami para murid pada zaman dulu. Namun, kita dapat mengalami kehadiran Tuhan secaya nyata dan istimewa, yaitu dalam Perayaan Ekaristi. Sebab, dalam setiap Perayaan Ekaristi, Tuhan Yesus selalu hadir dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrerir dalam Doa Syukur Agung. Jadi, dengan merayakan Ekaristi, kita sungguh-sungguh berjumpa dengan Yesus. Bahkan, tidak hanya berjumpa tetapi kita juga menerima-Nya dan bersatu dengan Dia melalui komuni suci. Oleh karena itu, marilah kita semakin mencintai dan menghargai Ekaristi serta memberinya tempat yang istimewa dalam hidup kita.

Mencintai dan menghargai Ekaristi berarti: satu, kita mengimani bahwa Yesus sungguh-sungguh hadir dalam rupa roti dan anggur; dua, karena iman itu, maka kita terdorong untuk selalu merasa rindu merayakan Ekaristi dengan sungguh-sungguh, termasuk mempersiapkan diri dengan baik untuk merayakannya; tiga, kita semakin hidup secara ekaristis, yaitu berani mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan untuk diberkati-Nya dan kemudian dibagikan kepada orang lain seperti roti ekaristis yang diambil, diberkati, dipecah-pecah dan dibagikan. Perjumpaan dengan Tuhan dalam Ekaristi memperbarui hidup kita sehingga kita lebih mempunyai semangat, suka cita dan pengharapan. Dengan demikian, di tengah kesulitan-kesulitan hidup saat ini, kita tetap selalu berjuang mengupayakan yang baik: kerukunan, kedamaian, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.

Pada akhir bacaan Injil, disampaikan pesan Yesus yang amat berharga, “Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem” (ay.47). Pesan ini menegaskan ajakan dari bacaan I, “sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan” (ay.19). Maka, kalau selama ini kita belum menyadari betapa luhurnya Ekaristi, inilah saatnya kita sadar dan bertobat untuk lebih mencintai dan menghargai Ekaristi dan memberinya tempat yang istimewa dalam hidup kita.


Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy