| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Melayani (Mrk 9:30-37) Minggu, 23 September 2012 Hari Minggu Biasa XXV


silahkan klik gambar untuk memperbesar

MINGGU BIASA XXV-B / 23 September 2012



MINGGU BIASA XXV-B / 23 September 2012
Keb 2:12.17-20; Yak 3:16-4:3; Mrk 9:30-37

Berdasarkan Kisah Penciptaan (Kej 1), kita mengimani bahwa segala sesuatu diciptakan dalam keadaan baik. Setiap kali selesai menciptakan, selalu dikatakan, “Allah melihat bahwa semuanya itu baik” (ay.4.10.18.21.25). Bahkan, setelah manusia diciptakan, ditegaskan bahwa “Allah melihat segala sesuatu yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik” (ay.31). Jadi, Tuhan menciptakan kita dan segala sesuatu di dunia ini dalam keadaan yang baik, bahkan sungguh amat baik. Namun, ….. mengapa saat ini kita mengalami banyak sekali hal tidak baik? Salah satu jawabannya adalah karena nafsu yang dikuasai oleh roh jahat.

Rupanya, kejahatan itu sudah masuk dalam kehidupan manusia tidak lama setelah Tuhan menciptakannya.  Peristiwa jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa (Kej 3) menunjukkan bahwa mereka dipengaruhi roh jahat yang mewujud dalam bentuk ular sehingga berani melanggar larangan Tuhan. Anak mereka, Kain, membunuh Habel, adiknya, karena iri hati (Kej 4). Selanjutnya, semakin manusia bertambah banyak, kejahatan semakin meraja-lela (Kej 6). Kitab Maleakhi, sebagai kitab terakhir dari Perjanjian Lama masih berkisah tentang kejahatan manusia yang mendatangkan murka Tuhan (Mal 1-2).

Bacaan pertama (Keb 2:12.17-20) yang berasal dari tradisi peralihan dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru (Intertestament) mengisahkan tentang rencana kejahatan yang dirancangkan oleh orang-orang jahat. “Marilah kita menghadang orang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan, serta menentang pekerjaan kita” (ay.12). Mereka ini menjadi jahat dan memusuhi orang-orang baik karena dikuasai oleh hawa nafsunya. Nafsu yang seharusnya dikuasai, dikendalikan dan dikelola tetapi malah sebaliknya yang terjadi.

Kejahatan manusia masih berlanjut sampai Perjanjian Baru. St. Yakobus, dalam bacaan kedua (Yak 3:16-4:3) menyampaikan refleksinya bahwa akar dari kejahatan adalah iri hati dan mementingkan diri sendiri. “Di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala perbuatan jahat” (ay.16). Sampai sekarang, aneka macam kejahatan karena iri hati dan mementingkan diri sendiri masih terjadi. Karena iri akan kekayaan, jabatan dan prestasi orang lain, banyak orang rela melakukan kecurangan, seperti misalnya tampak dengan maraknya kasus-kasus korupsi dan suap. Tidak sedikit orang menghalalkan segara cara untuk memperjuangkan kepentingan sendiri dan kelompok, entah itu kepentingan politik, ekonomi, bahkan kepentingan agama.

Di tengah situasi yang demikian ini, apa yang dapat kita lakukan? Setidaknya ada 3 hal, kalau kita mau mengambil inspirasi dari bacaan-bacaan hari ini. Pertama, kita harus tetap yakin pada pertolongan Allah. Kita semua adalah anak-anak Allah, dan kalau kita sungguh hidup secara benar sebagai anak-anak Allah, niscaya Allah akan menolong kita serta melepaskan kita dari tangan lawan-lawan kita (bdk.Ken 2:18). Jadi, kesulitan hidup dan tantangan serta hambatan untuk menjadi orang baik jangan sampai melemahkan iman kita tetapi sebaliknya justru semakin menjadikan kita beriman tangguh dengan mempercayakan diri sepenuhnya pada pertolongan Tuhan.

Kedua, sesuai ajakan St. Yakobus, kita harus berdoa dengan benar supaya doa-doa kita dikabulkan. Memang, hal pengabulan doa itu merupakan hak Allah secara mutlak. Namun, dari pihak kita harus selalu berupaya untuk berdoa secara benar. St. Yakobus tidak menjelaskan doa yang benar itu seperti apa, namun dengan menyebut bahwa doa yang salah adalah doa yang isinya permintaan untuk memuaskan hawa nafsu, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria doa yang benar adalah memohon bukan untuk kepentingan diri sendiri, apalagi untuk memuaskan hawa nafsu. Maka, kalau kita berdoa, pertama-tama memohon supaya Tuhan dimuliakan dalam hidup kita dan supaya kita dapat mengabdi Tuhan serta melayani sesama dengan baik. Kita mohon kesehatan, rezeki yang cukup, umur panjang, keluarga sejahtera, dll supaya dengan itu semua kita semakin mengabdi Tuhan dan melayani sesama.

Ketiga, sebagai murid-murid Kristus, kita harus tetap setia mengikuti jejak Sang Guru, yang datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. Dalam bacaan Injil (Mrk 9:30-37), Yesus menegaskan, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan bagi semuanya (ay. 35b). Mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya berarti mau merendahkan diri dan menjadi pelayan. Oleh karena itu, apa pun profesi, jabatan, dan pekerjaan kita, marilah kita maknai dan kita hayati sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Kita bekerja bukan pertama-tama dan melulu untuk mendapatkan upah dan nafkah – meskipun penting – tetapi lebih dari itu, kita bekerja untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama.

Melalui ketiga hal ini, kita dapat bertahan sebagai orang benar. Di tengah arus kehidupan yang tidak semuanya baik, kita bisa ngeli ning ora keli, bahkan kita bisa memberikan kontribusi positif bagi kehidupan bersama. Dengan demikian, semoga suasana kehidupan kita bisa kembali menjadi baik seperti pada saat Tuhan menciptakan segala sesuatu adalah baik adanya. 

RD. Ag. Agus Widodo

Sabtu, 22 September 2012 Hari Biasa Pekan XXIV

Sabtu, 22 September 2012
Hari Biasa Pekan XXIV

“Orang bertobat, seorang pemungut cukai menjadi contoh pertobatan dan pengampunan bagi banyak pemungut cukai dan pendosa” (St. Beda Venerabilis)

Antifon Pembuka (1Kor 15:49)

Seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.

Doa Pagi

Tuhan Allah kami, bentuklah kami dengan rahmat-Mu agar kami semakin mencintai sabda-Mu yang tertanam dalam diri kami. Berkatilah juga agar kami dapat bertekun memeliharanya sehingga dapat berbuah bagi sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Jemaat Korintus dirisaukan oleh keragu-raguan untuk menerima kebenaran ajaran tentang kebangkitan. Paulus marah! Sebab, jika tidak ada kebangkitan, sia-sialah iman Kristiani. Hari ini Paulus memberikan penjelasan yang mudah ditangkap, dengan analogi ‘benih yang ditaburkan’. Jika alam saja bisa, apalagi manusia sebagai ciptaan utama. Jika manusia saja bisa, apalagi Yesus Kristus sebagai Allah yang menjadi manusia.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:35-37.42-49)


"Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan."

Saudara-saudara, mungkin ada orang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apa mereka akan datang kembali?” Hai orang bodoh! Benih yang kautaburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, jika tidak mati dahulu. Dan yang kautaburkan itu bukanlah rupa tanaman yang akan tumbuh, melainkan biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Demikian pulalah halnya dengan kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan; ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis, ‘manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup. Tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan’. Tetapi yang mula-mula datang, bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; barulah kemudian yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Ayat. (Mzm 56:10.11-12.13-14)
1. Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin bahwa Allah berpihak kepadaku.
2. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku?
3.Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu. Sebab Engkau telah meluputkan daku dari maut, dan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; sehingga aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Sabda Allah yang diwartakan itu bagaikan benih yang ditaburkan. Dalam dunia agraris (pertanian), pewartaan ini sungguh mengena. Sabda itu tumbuh tergantung tingkat kesuburan ‘tanah’, budi dan hati. Untuk menjadi tanah yang subur, orang harus menjaga kondisi hati yang baik, jernih, syukur kalau suci. Hati yang kotor, curang, culas adalah tanah tandus untuk pertumbuhan sabda.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)

"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."

Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus berbicara tentang cara sabda Allah diterima oleh pelbagai tipe manusia. Berhasil tidaknya sabda Allah itu bertumbuh dan menghasilkan buah, tergantung dari subur tidaknya lahan hati manusia. Memang keterbukaan hati adalah salah satu kuncinya. Kita sebagai murid-murid Tuhan diundang untuk terus menerus mendengarkan firman-Nya dan menghasilkan buah dalam kehidupan kita.

Doa Malam

 
Tuhan, berilah kami istirahat yang menyegarkan badan. Semoga benih sabda-Mu yang kami taburkan dalam kegiatan kami hari ini Kautumbuhkan sesuai dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Jumat, 21 September 2012 Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil


Jumat, 21 September 2012
Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil

Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. (Kol 1:28)

Antifon Pembuka (bdk. Mat 29:19-20)

Tuhan bersabda, "Pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku dan baptislah mereka. Ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."

Doa Pagi


Tuhan, kasih-Mu sungguh tiada taranya. Santo Matius, pemungut cukai, telah Engkau panggil dan Engkau pilih menjadi rasul. Dikuatkan oleh kesaksiannya, semoga kami dapat memberi kesaksian akan cinta kasih kepada sesama di sekitar kami. Semua ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Santo Matius, doakanlah kami. Amin.


Paulus memberikan nasihat yang amat manis kepada jemaat Efesus. Intinya: rendah hati, lemah lembut dan sabar merupakan ungkapan paling nyata dari kasih. Jika orang tidak bisa bersikap rendah hati, lembut dan sabar, sejatinya dia tidak memiliki kasih. 


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-7.11-13)

"Ada macam-macam tugas pelayanan demi pembangunan umat."

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup sepadan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua, menyertai semua dan menjiwai semua. Akan tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil, gembala umat, maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan demi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian akhirnya kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
atau Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

Argumen Yesus tak terbantahkan: Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Inti dari pewartaan injili adalah membawa si pendosa kepada pertobatan. Itulah kabar gembira yang sesungguhnya! Yesus mengajarkan bahwa memberi cap 'dosa', mengkotak-kotakkan masyarakat berarti bertentangan dengan warta gembira injili.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)

"Berdirilah Matius, lalu mengikuti Yesus."

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, "Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Kasih Yesus luar biasa. Ia berkenan menjadi sahabat dan makan bersama dengan para pemungut cukai dan pendosa. Bahkan, Ia memanggil Matius, seorang pemungut cukai menjadi salah satu murid-Nya. Yesus menegaskan kembali tugas perutusan-Nya. Ia datang untuk menyelamatkan orang berdosa. Kita adalah orang-orang berdosa. Kita mestinya selalu membuka diri atas tawaran cinta Yesus.

Doa Malam



Tuhan Yesus pelindung kami, jauhkanlah malam ini dari marabahaya. Semoga kami dapat beristirahat dengan nyenyak dan besok pagi dapat bangun lagi dengan gembira hati untuk menyambut fajar dan hari yang baru. Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.

RUAH
  

Kamis, 20 September 2012 Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Imam dan St. Paulus Chong Hasang, dkk, Martir

Kamis, 20 September 2012
Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Imam dan St. Paulus Chong Hasang, dkk, Martir

“Kita mempertahankan segala tradisi Gereja, apakah itu disampaikan kepada kita secara tertulis atau lisan, tanpa merusakkannya dengan pembaruan” (Konsili Nikea II)


Antifon Pembuka


Para kudus bergembira di surga sambil mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, maka kini bersukaria selamanya.


Doa Pagi


Tuhan Yesus, hari ini Engkau mengampuni wanita berdosa yang bertobat karena imannya yang besar. Kami mohon kepada-Mu, anugerahkanlah kepada kami rahmat pertobatan yang sejati agar kami dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab kami sesuai dengan kehendak-Mu. Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


Injil yang diwartakan Paulus harus menjadi credo jemaat: Kristus telah wafat, bangkit, menampakkan diri. Inilah intisari iman kristiani. Paulus menjamin bahwa berpegang pada credo tersebut merupakan cara untuk selamat. Karena itu, Injil yang merupakan rahmat Tuhan ini harus diwartakan terus menerus, dan tidak pernah boleh menjadi sia-sia, sebagaimana dalam hidup Paulus.


Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-11)


"Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani."

Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kalian akan Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kalian terima, dan yang di dalamnya kalian teguh berdiri. Oleh Injil itu kalian diselamatkan, asal kalian berpegang teguh padanya sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kalian sia-sia menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah, aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kalian mengimani.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = bes, 2/4, PS 831

Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.28)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!”
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!
3. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Tindakan wanita yang dikenal sebagai pendosa ini menurunkan ajaran yang luar biasa dari mulut Yesus: Dosa yang banyak diampuni, jika seseorang berbuat banyak kasih. Namun pengampunan selalu lebih dulu berasal dari Allah. Karena pengampunan Allah, seseorang berbuat banyak kasih; dan karena berbuat banyak kasih, dia diampuni. Ada hubungan timbal balik antara pengampunan Allah dan tindakan kasih terhadap sesama.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:36-50)


"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."

Pada suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu, siapakah dan orang apakah wanita yang menjamah-Nya ini; mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru.” “Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka akan lebih mengasihi dia?” Jawab Simon, “Aku sangka, yang mendapat penghapusan utang lebih banyak!” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, Ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepalaku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena Ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni.” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah dengan selamat!”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus bukan hanya menerima seorang wanita pendosa, tetapi juga mengangkat martabatnya. Wanita itu mengungkapkan cintanya akan Yesus. Dia datang dalam kerendahan hati dan menangisi dosanya. Dan dosanya yang banyak itu diampuni karena ia telah banyak berbuat kasih. Imannya telah menyelamatkan dia. Apakah kita juga pernah menangisi dosa-dosa kita? Atau, rasa berdosa kita telah hilang?


Doa Malam


Ya Yesus, kami bersyukur atas para martir-Mu dari Korea, St. Andreas Kim Taegon dan kawan-kawan, yang telah membawa umat kepada iman yang benar. Semoga teladan para martir-Mu ini membangkitkan semangat berkorban demi kebenaran. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.


RUAH

Rabu, 19 September 2012 Hari Biasa Pekan XXIV

Rabu, 19 September 2012
Hari Biasa Pekan XXIV

Hal terkecil pun bila dikerjakan demi cinta akan Allah adalah tak ternilai harganya ---- St Teresa dari Avila


Antifon Pembuka (1Kor 12:7.8a)


Cinta kasih menerima segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Cinta kasih tidak berkesudahan.


Doa Pagi


Allah yang berbelas kasih, Engkau telah mengantar kami kepada pagi ini. Kuatkanlah kami dengan kuasa-Mu agar hari ini kami selalu berusaha untuk memperoleh karunia yang paling utama yaitu cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Karunia-karunia itu penting. Ukuran praktis fungsi karunia adalah pembangunan jemaat. Buah-buahnya sangat positif untuk jemaat. Paulus menunjukkan bahwa karunia terbesar dalam hidup manusia adalah kasih. Iman yang bisa memindahkan gunung, atau harapan yang sekokoh batu karang pun, tak akan menandingi kasih. Tanpa kasih hidup menjadi hampa, karena kasih adalah kehidupan itu sendiri.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)


Saudara-saudara, berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan aku tahu segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas kelaliman, tetapi atas kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, mereka seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang, setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang ini kita melihat gambaran samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal secara sempurna sebagaimana aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan dan kasih. Namun yang terbesar di antaranya ialah kasih!

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan

Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik-Nya.
Ayat. (Mzm 33:2-3.4-5.12.22)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak-sorai.
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat: Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.

Yesus menegur sikap apatis, sikap tanpa rasa. Sikap apatis itu tidak manusiawi, tidak memanusiakan orang lain. Namun, yang lebih parah adalah reaksi negatif. Orang yang selalu memiliki pandangan dari sudut buruknya. Tak ada yang baik dan benar dari orang lain. Yang terakhir ini parah. Tak ubahnya hanya mampu memandang selumbar di mata saudaranya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:31-35)


Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak, “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini? Mereka sama dengan anak-anak yang duduk di pasar dan berseru-seru. ‘Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak menangis.’ Sebab ketika Yohanes Pembaptis datang, dan ia tidak makan roti, dan tidak minum anggur, kalian berkata, ‘Ia kerasukan setan.’ Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kalian berkata, ‘Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.’ Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Yesus mengkritik orang-orang yang tertutup hatinya untuk melihat karya keselamatan Tuhan. Mereka mencari alasan untuk bisa menolak Yohanes, dan kemudian juga menolak Yesus. Namun, rencana dan kebijaksanaan ilahi terbukti dalam kehidupan mereka yang terbuka hatinya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki hati yang terbuka kepada-Nya?


Doa Malam


Allah yang murah hati, kami bersyukur atas kurnia cinta kasih-Mu. Lindungilah kami malam ini, agar esok hari kami dapat bangun dengan gembira hati dan semangat yang baru. Amin.

RUAH

Selasa, 18 September 2012 Hari Biasa Pekan XXIV

Selasa, 18 September 2012
Hari Biasa Pekan XXIV

“Bukalah bagiku pintu-pintu keluargamu, pintu parokimu, pintu biaramu dan biarkanlah terang kehadiranku yang tak bernoda memasukinya” (Our Lady 18 September 1988)


Antifon Pembuka (Mzm 100:3)


Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah. Dialah pencipta dan kita milik-Nya, kita ini umat-Nya, domba gembalaan-Nya.


Doa Pagi


Allah Bapa kami, pagi ini kami panjatkan doa ke hadirat-Mu. Semoga rahmat-Mu selalu mendahului dan mengikuti tingkah laku kami, sehingga setiap waktu kami dapat berbuat yang baik dan berkenan kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Nasihat Paulus untuk persatuan jemaat Korintus memuncak pada teologi tubuh (terinspirasi dari body culture). Jemaat bagaikan tubuh yang memiliki banyak organ. Setiap organ berperan seperti fungsinya masing-masing dan tak mungkin terpisah satu dengan lainnya. Ini suatu teologi praktis yang brilian, karena menempatkan setiap anggota jemaat pada porsi dan peran yang tepat.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (12:12-14.27-31a)


"Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing anggotanya."

Saudara-saudara, sebagaimana tubuh itu satu, meskipun anggotanya banyak, dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja, demikian pula Kristus. Sebab kita semua telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan juga diberi minum dari satu Roh, entah kita orang Yahudi, entah bukan Yahudi, entah budak, entah orang merdeka. Sebab tubuh tidak terdiri atas satu anggota saja, tetapi atas banyak anggota. Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menentukan beberapa orang di dalam jemaat; pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya Ia menentukan mereka yang mendapat kurnia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berbicara dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah semua mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berbicara dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Maka berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang utama.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5)

1. Beribadahlah kepada Tuhan dalam sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, daan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.

Air mata janda yang ditinggal anak tunggalnya itu meruntuhkan belas kasih Tuhan. Peristiwa ini membuktikan kekuatan air mata (wanita). Kerap kali air mata menjadi bahasa khas wanita untuk mengungkapkan perasaan yang tak tertanggungkan, baik sedih atau gembira. Injil menjelaskan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang bersedih. Dia jatuh hati terhadap orang yang menderita.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)

"Hai pemuda, bangkitlah!"

Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Hati Yesus tergeraklah oleh belas kasihan kepada seorang janda. Janda itu kehilangan seorang putra satu-satunya. Dengan sendirinya, bahwa ia kehilangan masa depan, harapan. Yesus tidak tinggal diam. Selain memberikan peneguhan dan hiburan, Ia juga membangkitkan anak itu. Orang yang menderita selalu ada di sekitar kita. Kita diundang bukan hanya untuk menyatakan belas kasihan, tetapi terlebih untuk berbuat sesuatu yang bisa membantu mengatasi kesulitan mereka.


Doa Malam


Tuhan Yesus yang penuh kasih, Engkau telah membangkitkan pemuda di Nain dari kematiannya. Bangkitkan juga hati kami dari kematian cinta kasih yang membelenggu jiwa kami, sebab Engkaulah sumber kehidupan kami. Amin.



RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy