| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

“Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang melakukannya”

Selasa, 23 September 2014
Peringatan Wajib St. Padre Pio

Ams 21:1-6, 10-13; Mzm 119:1, 27, 30, 34, 35, 44; Luk 8:19-21

“Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang melakukannya”

Yesus mengajari kita berdoa“Bapa Kami”. Dalam doa ini ditegaskan bahwa dalam Yesus kita semua adalah saudara se-Bapa. Kriterianya amat jelas, yakni mendengarkan firman Allah, baik itu Yesus sendiri maupun Sabda Tuhan dalam Kitab Suci. Lalu melaksanakannya. Dalam hal ini, kita mempunyai teladan yang sempurna, yakni Bunda Maria. Dengan semboyannya “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38), ia sungguh-sungguh menjadi pendengar dan pelaku firman. Di dalam rahimnya, Ia mengandung Sang Firman lalu melahirkan-Nya untuk kita. Seraya mengasuh dan membesarkan-Nya, ia terus-menerus mendengarkan-Nya dan ketika tidak mengerti akan sabda-Nya, Maria diam, merenung dan menyimpan semua perkara itu dalam hatinya (Luk 2:49-51). Ia hadir bersama orang banyak untuk mendengarkan Yesus mengajar. Ia pun menemani-Nya sepanjang jalan salib sampai Yesus disalibkan, wafat dan dimakamkan. Di puncak golgota, Maria mendengarkan sabda Yesus untuk terakhir kali sebelum ia wafat, “Ibu, inilah anakmu” (Yoh 19:26). Maria pun melaksanakan sabda itu dan menjadi ibu bagi para murid. Ia tinggal di rumah Yohanes (Yoh 19:27) dan selalu bersama para murid untuk  bertekun dengan sehati dalam doa bersama sambil menanti datangnya Roh Kudus (Kis 1:14).

Doa: Tuhan, berkat doa dan teladan Bunda Maria, jadikanlah kami pendengar dan pelaku sabda-Mu yang baik. Amin. -agawpr-

Selasa, 23 September 2014 Peringatan Wajib St. Padre Pio dari Pietrelcina, Imam

Selasa, 23 September 2014
Peringatan Wajib St. Padre Pio dari Pietrelcina, Imam
      
“Dalam kitab-kitab kita mencari Tuhan, dalam doa kita menemukan-Nya. Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan” (St. Padre Pio dari Pietrelcina)

            
Antifon Pembuka (Hag 2:8-10)
 
Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan. Di tempat ini aku akan memberikan damai sejahtera.
  
Doa Pagi

Ya Allah, melalui Putra-Mu, Engkau telah menaburkan benih Sabda-Mu dalam diri kami. Jadikanlah hati kami tanah yang subur dan siap sedia menerima Sabda-Mu sehingga hidup kami menghasilkan buah iman dan cinta kasih yang melimpah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan tahu segala apa yang ada dalam diri manusia, oleh karenanya penulis Amsal mengarahkan pembacanya untuk mengetahui bahwa semua tindakan yang didasarkan pada kehendak diri sendiri semata, tidak akan membawa sesuatu yang menyenangkan Tuhan. Sebaliknya segala tindakan yang didasarkan pada kehendak Tuhan akan membawa kebaikan bagi yang bersangkutan.

Bacaan dari Kitab Amsal (21:1-6.10-13)
    
"Bermacam-macam pepatah."
   
Hati raja laksana batang air di tangan Tuhan, yang Dia alirkan ke mana saja Ia kehendaki. Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. Melakukan kebenaran dan keadilan lebih berkenan di hati Tuhan daripada kurban. Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang jahat, adalah dosa. Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan. Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut. Hati orang fasik mengingini kejahatan dan tidak menaruh belas kasih kepada sesamanya. Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan memperoleh pengetahuan. Yang Mahaadil mengawasi rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan. Siapa yang menutup telinga bagi jeritan lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bimbinglah hidupku, ya Tuhan, menurut petunjuk perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:1.27.30.34.35.44)
1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
2. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
4. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
5. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu sebab aku menyukainya.
6. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya. Alleluya.
 
Yesus memperlebar ikatan persaudaraan-Nya. Dia tidak menutup diri hanya menjadi milik keluarga kandung-Nya sendiri, tetapi membuka diri terhadap semua orang yang mau bersaudara dengan-Nya. Untuk menjadi saudara-saudari-Nya caranya cukup sederhana, yaitu dengan mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:19-21)
   
"Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya."
     
Pada suatu hari datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu dengan Dia. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Maka diberitahukan kepada Yesus, “Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau.” Tetapi Yesus menjawab, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
 
Perkataan Yesus tampaknya sangat keras. Sepintas terkesan bahwa Yesus tak mau mengakui ibu dan saudara-saudara-Nya yang datang mengunjungi-Nya. Namun sesungguhnya apa yang disampaikan Yesus itu hendak menegaskan siapa ibu dan saudara-saudaranya. Maria, ibu Yesus memang benar seorang yang mendengarkan sabda Allah dan tekun melaksanakannya. Demikian pula para rasul yang sering disebut sebagai saudara-saudara-Nya. Mereka benar-benar orang yang taat pada sabda Allah dan melakukannya. Bersama Santo Pio yang hari ini kita peringati, mari kita membuka hati kepada sabda Allah dan dengan tekun melaksanakannya.

Doa Malam

Puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu, ya Tuhan. Rahmat kasih-Mu senantiasa kami rasakan spanjang hari ini. Terimalah persembahan bakti kami dalam tugas-tugas yang telah kami selesaikan hari ini. Jika ada kekurangan, sudilah Engkau mengampuninya, sebab Engkaulah Tuhan yang hidup dan meraja, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 
RUAH

Senin, 22 September 2014 Hari Biasa Pekan XXV

Senin, 22 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
   
Adalah penting kita punya teman-teman yang dapat dipercaya. Namun, lebih mendasar lagi kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan yang tak pernah meninggalkan kita. (Paus Fransiskus)
 
Antifon Pembuka (Ams 3:27)

Janganlah menahan kebaikan terhadap orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.

Doa Pagi
  
Allah yang mahamurah, ajarilah kami hari ini untuk tidak menunda melakukan hal-hal yang baik bagi sesama. Berkatilah agar kami dapat berlaku adil dengan mengatakan kebenaran yang tak memandang hina sesama melainkan menunjung tinggi nilai kasih sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Amsal (3:27-34)
  
"Orang yang sesat adalah hujatan bagi Tuhan."
   
Anakku, janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu. Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu. Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya, karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat. Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya. Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5; Ul: 1a)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatina; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang yang bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)
 
"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
 
Injil hari ini mengajarkan kepada kita suatu anugerah istimewa dari Allah Bapa yang tidak akan pernah ditemukan dimanapun juga. Pelita atau cahaya tidak lagi dapat disembunyikan. Sekalipun pelita harus ditutup oleh tempayan, terang itu akan tetap bersinar ; sekalipun pelita diletakkan dibawah tempat tidur, terang itu akan tetap bersinar. Yesus mengajarkan bahwa diri-Nya adalah terang yang sesungguhnya, terang yang menerangi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Terang itu harus diletakkan di atas kaki dian. Di Palestina sendiri, dalam tradisi kaki dian berjumlah tiga. Mungkinkah yang dimaksudkan disini adalah Tritunggal Mahakudus? Mungkin saja! Namun pada dasarnya, Yesus mau mengungkapkan bahwa Dialah terang, sumber keselamatan itu. Sekalipun terang itu disembunyikan, toh setitik cahaya akan tetap bersinar ; artinya tidak ada seorangpun yang mampu menyembunyikan kebenaran bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan manusia.
 
 Pelita tidak dapat diletakkan di bawah tempat tidur, tempat tidur sendiri merupakan sebuah tempat bersinggah untuk peristirahatan saat badan kita mulai terasa lelah dan membuat diri diam sejenak. Artinya, keselamatan yang telah kita terima harus dinyatakan dalam tindakan kasih dan karya yang nyata. Tidak cukup hanya “menerima” keselamatan dari Yesus di dalam Gereja-Nya. Kalau hanya “menerima” artinya kita berpangku-tangan, mau seenaknya saja. Yesus ingin kita semua berpartisipasi dalam karya keselamatan-Nya dengan tindakan kasih yang nyata, sehingga terang itu dapat dilihat semua orang. Demikianlah, kita, umat Allah ; yaitu Gereja yang telah ditebus pada akhirnya akan menerima rahmat yang berlimpah ruah dan sukacita yang kekal, sebab “…Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi..” (Luk 8:18)


Renungan Pagi - Deus Providebit

Kalah karena lengah


“Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya”

Minggu, 21 September 2014
Hari Minggu Biasa XXV

 Yes 55:6-9; Mzm 145:2-3, 8-9, 17-18; Flp 1:20c-24, 27a; Mat 20:1-16a

“Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya” 
   
Untuk apa kita bekerja? Tentu bukan sekedar mendapat upah, kendati kita membutuhkan upah kerja untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. St. Paulus pun mengatakan bahwa "Setiap pekerja memang patut mendapat upahnya". Namun, orang yang bekerja hanya sekedar untuk mendapatkan upah biasanya mempunyai kecenderungan negatif, antara lain: sulit bersyukur dan tidak pernah merasa puas dengan upah yang diterimanya, mudah merasa iri pada orang lain dan mudah tergoda untuk mendapatkan upah sebesar-sebesarnya, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Inilah yang terjadi pada beberapa pekerja kebun anggur sebagaimana dikisahkan dalam Injil hari ini. Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk menjadi pekerja-pekerja di kebun anggur Tuhan. Ini bukan banya panggilan untuk para imam, bruder dan suster, tetapi panggilan kita semua. Dunia ini adalah kebuh anggur Tuhan yang harus digarap supaya tetap lestari dan menghasilkan buah. Nah, kita semualah para pekerjanya. Kita diutus untuk menjadi pekerja-pekerja bagi Tuhan di dunia ini sesuai dengan panggilan dan tugas perutusan masing-masing. Untuk itu, marilah kita melaksanakan setiap pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Dengan menghayati pekerjaan kita secara demikian, kita akan lebih mudah untuk bersyukur dan mengerjakan tugas kita dengan penuh semangat dan tanggung jawab.
   
Doa: Tuhan, jadikanlah kami pekerja-pekerja-Mu yang baik, yang bekerja dengan penuh semangat untuk mengabdi-Mu dan melayani sesama. Amin. -agawpr-

Minggu, 21 September 2014 Hari Minggu Biasa XXV

Minggu, 21 September 2014
Hari Minggu Biasa XXV
         
Iri hati adalah satu dosa pokok. Ia berarti bahwa orang kecewa karena yang lain mendapat untung, dan menghendaki secara tidak terbatas, untuk memiliki sendiri hartanya atas cara yang tidak adil. Siapa yang menginginkan yang jahat bagi sesamanya, melakukan dosa berat.Santo Agustinus melihat di dalam iri hati "dosa setani" (catech. 4:8). "Dari iri hati muncullah kedengkiah, fitnah, hujah, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya" (Gregorius Agung., mor. 31,45). (Katekismus Gereja Katolik, 2539)

 
Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39,40,28)
 
Akulah keselamatan umat, Sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.

I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.

Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum.

Tobat 3

Tuhan Yesus Kristus, Engkau selalu memperhatikan orang-orang yang membutuhkan bantuan-Mu. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau adalah Putra Allah yang datang ke dunia membawa keadilan. Kristus, kaishanilah kami.

Engkau memperhatikan kami semua secara sama, tanpa membeda-bedakan derajat, pangkat, maupun kedudukan. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi


Ya Allah, segala ketetapan hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:6-9)
   
"Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu."
     
Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya. Baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Tuhan akan mengasihaninya; baiklah ia kembali kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,” demikian firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah jalan-Ku menjulang di atas jalanmu, dan rancangan-Ku di atas rancanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 145:2-3.8-9.17-18; Ul: lh.18a)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, ya Allah, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (1:20c-24.27a)
  
"Bagiku hidup adalah Kristus."
   
Saudara-saudara, dengan nyata Kristus dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus ini memang jauh lebih baik; tetapi demi kamu lebih berguna aku tinggal di dunia ini. Maka hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Bukalah hati kami, ya Tuhan, sehingga kami memperhatikan Sabda Putra-Mu

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)
 
"Iri hatikah engkau karena Aku murah hati?"
  
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula, dan dilihatnya ada orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka, ‘Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku, dan aku akan memberimu apa yang pantas.’ Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula, dan berbuat seperti tadi. Kira-kira pukul lima sore ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka, ‘Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?’ jawab mereka, ‘Tidak ada orang yang mengupah kami’. Kata orang itu, ‘Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku’. Ketika hari sudah malam, berkatalah tuan itu kepada mandornya, ‘Panggillah sekalian pekerja itu dan bayarlah upahnya, mulai dari yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk terdahulu’. Maka datanglah mereka, mulai yang bekerja kira-kira pukul lima sore, dan mereka masing-masing menerima satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu. Mereka mengira akan mendapat lebih besar. Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya, ‘Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam, dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari’. Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, ‘Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah! Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’ Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
   
Tujuan kita hidup dalam iman kepada Yesus adalah untuk masuk Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, segala bentuk hidup, sikap, perbuatan dan hati semestinya berorientasi ke arah tujuan tersebut. Inilah unsur hakiki dari hidup beriman.

Sehubungan dengan Kerajaan Surga itu, Kitab Suci tidak menjelaskannya dengan rinci, bahkan Yesus sendiri juga tidak pernah menjelaskannya dengan cara demikian. Ia hanya membuka sebagian kecil dari Kerajaan Surga itu yang sering diungkapkan dengan perumpamaan. Akan tetapi, perumpamaan itu kelihatannya tidak memberikan penjelasan, malah membingungkan seperti Injil pada hari ini.

Saya mengatakan perumpamaan ini “membingungkan”, karena tidak mungkin membayar upah yang sama dengan mereka yang bekerja sejak subuh dengan mereka yang bekerja dan masuk pada jam 5 sore yang semuanya berakhir bekerja pada jam yang sama, katakanlah pada jam 6 sore. Apakah perbuatan ini adil? Jelas hal ini adalah ketidakadilan. Jika demikian halnya, berarti secara sepintas bisa dikatakan bahwa dalam Kerajaan Allah itu terdapat ketidakadilan!

Inilah kecenderungan manusia yang menilai banyak hal bahkan juga Kerajaan Surga dengan untung dan rugi yang dikaitkan dengan uang. Akibatnya, segala aktivitas dan bahkan hidup dinilai dengan materi. Sebenarnya ada aspek penilaian lain dari hidup, yang bahkan memiliki peran lebih penting dari penilaian sebelumnya. Aspek itu dikenal dengan kualitas hidup yang tidak bisa diukur dengan materi, apalagi dengan uang.

Kualitas hidup itu bisa diibaratkan dengan persahabatan yang tidak pernah diukur dengan materi dan uang. Persahabatan yang mengandalkan materi akan berlangsung seumur jagung. Akan tetapi, persahabatan yang murni dan tulus akan berlangsung selama-lamanya. Inilah kualitas persahabatan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa hidup juga membutuhkan materi dan uang. Akan tetapi, kualitas hidup akan jauh lebih berharga dari segalanya.

Rasul Paulus dalam bacaan kedua menunjukkan kulitas hidup yang sempurna di dunia ini. Ia seakan dihadapkan pada dua pilihan: Hidup atau mati! Kelihatannya ia lebih cenderung menyenangi kematian. Apakah ada orang lebih suka mati daripada hidup? Selagi masih belum stres, kecenderungan orang adalah hidup lebih lama. Rasul Paulus bukanlah orang yang putus asa untuk menghadapi para jemaat, terlebih jemaat Filipi, sehingga ia lebih disenangkan dengan kematian. Akan tetapi, kualitas hidupnya memiliki kesempurnaan, sehingga baik hidup maupun mati seakan tidak ada perbedaan, walau kematian itu kelihatannya memiliki keunggulan lebih. Alasannya, karena dengan kematian ia dipersatukan secara penuh dengan Kristus yang diimaninya di Kerajaan Surga.

Hidup atau mati! Jawaban kita bukan “atau” dan bukan juga “mati””. Paling tidak itulah situasi kita saat ini, dengan berbagai macam alasan, baik itu dari aspek keluarga, tanggung jawab dan kewajiban. Salah satu alasan yang hendaknya tidak kita lupakan, bahwa kita belum siap untuk mati, karena kita masih sedang membenahi hidup yang berkualitas sampai akhir hayat. (Edison Tinambunan/RUAH)

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.

Sabtu, 20 September 2014
Peringatan Wajib. St. Andreas Kim Taegon, Paulus Chong Hasang, dkk, Martir Korea
1Kor. 15:35-37,42-49;  Mzm. 56:10,11-12,13-14;  Luk. 8:4-15.

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.

Yesus menyampaikan perumpamaan sekaligus mengartikannya. Maka, sudah jelas bagi kita. Maka, kali ini saya menawarkan untuk memperdalam makna firman Allah. Benih yang ditaburkan Tuhan dalam hati kita adalah Firman Allah. Apa atau siapakah firman Allah itu? Tentu kita akan menunjuk pada Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci. Benar. Namun, firman Allah adalah juga Yesus sendiri. "Pada mulanya adalah Firman, ... Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita" (Yoh 1:1.14). Setiap saat, Yesus berkenan hadir dalam hidup kita dan mengetuk pintu hati kita. Kalau kita membukakan pintu, Ia tinggal dalam hati kita dan sehingga hati kita diubah-Nya menjadi lahan yang subur untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai macam keutamaan hidup. 

Doa: Tuhan bukalah hati kami untuk selalu mendengarkan Sabda-Mu dan biarlah hidup kami diubah oleh Sabda-Mu itu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy