Rabu, 22 April 2015
Hari Biasa Pekan III Paskah
“Dalam sejarah umat Allah,telah ada pencobaan ini: menyurutkan iman
sebagian, pencobaan menjadi sedikit ‘seperti yang dilakukan semua
orang’, yaitu ‘tidak menjadi sangat, sangat tegar”. Tetapi saat kita
mulai menyurutkan iman, mulai mengkompromi iman, sedikit menjualnya
kepada penawar tertinggi, maka kita memulai jalan kemurtadan, yaitu
jalan ketidaksetiaan kepada Tuhan”. (Paus Fransiskus)
Antifon Pembuka (Mzm 71(70):8.23)
Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu, alleluya.
Let my mouth be filled with your praise, that I may sing aloud; my lips shall shout for joy, when I sing to you, alleluia.
Doa Pagi
Allah Bapa yang berbelaskasih, kami telah Kauberi iman kepercayaan.
Semoga berkat bantuan-Mu itu kami bangkit bersama Putra-Mu yang tunggal
dan hidup mulia selamanya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang
bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."
Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap
jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke
seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat
Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha
membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret
laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk
dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh
negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria
dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak
itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang
diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang
diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat
keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga
orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar
sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah
kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah
kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu,
seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya
Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki
menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang
memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:40)
Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah
roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah
berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak
percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah
turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk
melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia
yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah
diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu
supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh
hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai roti hidup yang turun dari surga.
Ia memberikan diri-Nya agar setiap orang yang menerima-Nya dalam
kepercayaan memperoleh hidup kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman.
Itulah juga kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Namun demikian, tawaran
Yesus tidak selalu ditanggapi dengan penerimaan. Kata-kata-Nya dianggap
keras (Yoh. 6:60) sehingga banyak dari antara para murid yang
meninggalkan-Nya. Penolakan terhadap iman akan Yesus juga terus
berlangsung dan memunculkan penganiayaan terhadap jemaat Yerusalem.
Tetapi justru karena penganiayaan inilah, muncul banyak orang yang
berani tampil sebagai saksi bagi Yesus. Mereka mengambil risiko atas
pilihan mereka untuk bersaksi. Stefanus adalah contoh saksi yang
menanggung kematian demi iman akan Yesus. Banyak murid Yesus diseret
keluar rumah dan dibawa ke dalam penjara, tetapi risiko dan bahaya
penganiayaan itu tidak menyurutkan semangat iman mereka. Ketika mereka
dianiaya di Yerusalem, mereka pergi mewartakan Yesus ke Samaria.
Barangkali inilah jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan untuk membawa warta
tentang Yesus menjangkau wilayah yang semakin luas. Yesus Sang Roti
Hidup tidak hanya dikenal di Yudea dan Galilea, tetapi juga dikenal oleh
bangsa-bangsa yang semula dianggap kafir dan berdosa. Roti Hidup itu
diterima dan memberi hidup bagi semakin banyak orang berkat darah
kemartiran dan semangat para saksi yang membawa Yesus kepada semua
orang.
Penganiayaan fisik mungkin bukan bagian dari pengalaman iman kita,
meskipun secara psikologis para murid Yesus di zaman ini merasakan
tekanan dalam berbagai bentuk. Kemerdekaan untuk beribadah dibatasi,
pembangunan tempat ibadah dipersulit, persaudaraan universal
dihalang-halangi, soal iman dan keagamaan dijadikan alasan diskriminasi.
Belajar dari pengalaman jemaat perdana, akankah tekanan-tekanan seperti
itu menyurutkan semangat kemartiran kita? Bukan kemartiran dengan
menumpahkan darah, tetapi kemartiran dalam semangat kesaksian untuk
mewujudkan hormat terhadap orang lain, untuk mewujudkan
semangat-semangat hidup Yesus sendiri dalam keluarga dan masyarakat
kita: kasih, persaudaraan, pengampuan dan pelayanan. Ketika kita
tertindas, semoga ketakutan tidak juga mengimpit kita dan semoga
semangat hidup sebagai saksi bagi Yesus tetap kita kobarkan. (ER/Inspirasi Batin 2015)