Rabu, 20 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II
“Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh
orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah
dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru: "Tetapi barang siapa
menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku,
lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Mat 18:6) Bdk. 1 Kor 8:10-13..
Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik
dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan
kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba Bdk. Mat 7:15..”
(Katekismus Gereja Katolik, 2285)
Antifon Pembuka (Mzm 144:2)
Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan
penyelamatku; Tuhanlah perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang
menundukkan para bangsa ke bawah kuasaku.
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber daya kekuatan, berilah kami kesehatan jiwa raga
melalui sabda Yesus Mesias. Semoga kami mematuhi sabda-Nya, yaitu sabda
kebenaran bagi setiap orang. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang
bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (17:32-33.37.40-51)
"Daud mengalahkan Goliat dengan umban dan batu."
Pada suatu hari Daud menghadap Saul dan berkata kepadanya, “Janganlah
seseorang menjadi tawar hati karena Goliat! Hambamu ini akan pergi
melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul berkata kepada Daud, “Tidak
mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu! Mustahil engkau
dapat melawan Goliat! Sebab engkau masih muda, sedang Goliat sejak dari
masa mudanya telah menjadi prajurit.” Tetapi Daud berkata kepada Saul,
“Tuhan telah melepaskan daku dari cakar singa dan dari cakar beruang.
Dia pun akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu!” Kata Saul
kepada Daud, “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.” Maka Daud mengambil
tongkatnya lalu pergi. Ia memilih dari dasar sungai lima batu yang licin
dan menaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni wadah batu,
sedang umban tali dipegangnya. Demikianlah Daud mendekati Goliat, orang
Filistin itu. Goliat sendiri makin dekat menghampiri Daud, dan di
depannya berjalan orang yang membawa perisainya. Ketika Goliat
melayangkan pandangannya dan melihat Daud, dihinanya Daud karena ia
masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Goliat, orang Filistin
itu, berkata kepada Daud, “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku
dengan tongkat?” Lalu demi para dewa, orang Filistin itu mengutuki Daud.
Lalu dia menantang Daud, “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan
dagingmu kepada burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.”
Tetapi Daud berkata kepada Goliat, orang Filistin itu, “Engkau
mendatangi aku dengan pedang, tombak serta lembing, tetapi aku
mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan
Israel yang kautantang itu. Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau
ke dalam tanganku! Aku akan mengalahkan engkau dan memenggal putus
kepalamu! Hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara
orang Filistin kepada burung-burung di udara dan binatang-binatang liar,
supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya
segenap jemaah ini tahu bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang
atau lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, dan Ia akan
menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Ketika orang Filistin itu
bergerak maju menyongsong Daud, segera larilah Daud ke barisan musuh
menghadapi Goliat. Lalu Daud memasukkan tangannya ke dalam kantung batu,
diambilnyalah sebuah batu, lalu diumbankannya. Maka kenalah dahi
Goliat, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud
mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan
Goliat dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan
orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedang
Goliat, dihunusnya dari sarungnya, lalu ia menghabisi Goliat.
Dipancungnyalah kepala Goliat dengan pedangnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1b.2.9-10)
1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku
dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang
menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus
sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan
kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang
yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus,
kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka
dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah
tangannya itu, “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian Yesus berkata
kepada mereka, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik
atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”
Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka!
Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi,
“Ulurkanlah tanganmu!” Ia pun mengulurkan tangannya, dan sembuhlah
seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol
dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hari ‘Sabat’ dalam tradisi Yahudi adalah hari istirahat dan
dipersembahkan kepada Allah. Pada hari Sabat, yang berarti hari Sabtu,
ini masa kini di daerah Yahudi memang kegiatan kantor dan
sekolah-sekolah libur dan masyarakat menikmati hari itu untuk
berrekreasi dengan seluruh anggota keluarga. Hari Sabat dimaksudkan
sebagai hari untuk memboroskan waktu dan tenaga bagi Allah alias
mengarahkan sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi, maka dalam tradisi
bangsa Yahudi mereka tak bekerja, melainkan beristirahat atau
berrekreasi bersama segenap anggota keluarga, dan rekreasi pun
diselenggarakan tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dengan kata lain
tujuan hari Sabat tidak lain adalah agar orang senantiasa lebih
mengutamakan kehendak Allah atau perbuatan-perbuatan baik, yang
menyelamatkan jiwa manusia. Maka ketika Yesus menyembuhkan orang sakit
pada hari Sabat dan diamat-amati oleh orang-orang Farisi guna mencari
kesalahan-Nya, Ia berkata: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh
orang?". Berbuat baik dan menyelamatkan nyawa orang itulah yang menjadi
tujuan utama aneka tata tertib atau aturan, maka ketika kita melihat
bahwa tata tertib atau aturan menghambat usaha untuk berbuat baik dan
menyelamatkan nyawa orang, hendaknya tidak takut ‘melanggar’ tata tertib
atau aturan yang ada. Dengan kata lain segala bentuk pelanggaran aturan
atau tata tertib dimungkinkan, asal tindakan yang dikerjakan lebih
bernilai daripada hanya mentaati tata tertib atau aturan, meskipun untuk
itu harus berhadapan dengan yang berwajib untuk mempertanggungjawabkan
‘pelanggarannya’. Nilai moral atau cinta kasih mengatasi atau mendasari
semua aturan dan tata tertib, maka tindakan yang berdasarkan moral yang
baik atau cinta kasih dalam situasi dan kondisi apapun senantiasa baik
adanya.
"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi
aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala
barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan
engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal
kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan
mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada
binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai
Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan
bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah
pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” (1Sam
17:45-47), demikian kata Daud kepada orang-orang Filistin. Berperang
dalam nama Tuhan semesta alam itulah yang dihayati oleh Daud, bukan
‘dengan pedang dan tombak dan lembing’. Kita semua dalam hidup
sehari-hari juga dipanggil untuk berperang, tetapi berperang melawan
kejahatan-kejahatan. Dalam hal ini saya teringat apa yang terjadi di
Filipina dalam revolusi rakyat untuk menggulingkan presiden Marcos.
Tank-tank dan persenjataan lengkap dan mutakhir yang dipakai oleh
tentara-tentara yang gagah dan kekar dihadapi oleh para wanita, ibu-ibu
dan anak-anak dengan memegang rosario seraya berdoa rosario. Pasukan
tentara utusan Marcos pun akhirnya bertekuk lutut di hadapan para ibu,
wanita dan anak-anak tersebut. Bukankah hal ini menunjukkan bahwa dalam
tiap pribadi orang ada kerinduan dan dambaan mendalam akan Tuhan di
dalam hatinya? Maka hendaknya menyikapi dan menghadapi siapapun,
termasuk para penjahat, senantiasa di dalam dan bersama dengan Tuhan,
artinya hadapi dan sikapi dalam dan dengan cintakasih. Setiap orang yang
hidup serta masih hidup sampai saat ini hanya karena cintakasih, tanpa
cintakasih mereka tak dapat hidup sebagaimana adanya pada saat ini.
Mereka menjadi jahat dan berbuat jahat, hemat kurang menyadari dan
menghayati cintakasih yang telah diterimanya, maka marilah kita tolong
untuk menyadari dan menghayati cintakasih dengan kita kasihi dengan
segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh atau
tenaga. Dalam dan dengan cintakasih Tuhan kita akan mampu menghadapi dan
mengatasi aneka kejahatan yang ada di sekitar kita. (Rm. Ign. Sumarya, SJ - 18 Jan 2012 dan 23 Jan 2013)
Antifon Komuni (Mzm 130:5)
Aku mengandalkan Tuhan. Aku mengandalkan sabda-Nya.