Minggu, 25 Desember 2016
Hari Raya Natal (Misa Siang)
Pesan Natal menyadarkan kita akan kegelapan dunia yang tertutup, dan oleh sebab itu menggambarkan realita yang kita lihat sehari-hari dengan jelas. Namun ia juga memberitahu kita bahwa Allah tidak mengijinkan dirinya untuk berada di luar. Ia menemukan tempat, bahkan bila itu berarti masuk melalui kandang; ada orang-orang yang melihat terang-Nya dan meneruskannya. Melalui sabda Injil, malaikat juga berbicara pada kita, dan dalam liturgi suci terang Sang Penebus memasuki kehidupan kita. Apakah kita gembala atau “orang bijak”—terang dan pesannya memanggil kita untuk pergi keluar, meninggalkan lingkaran sempit hasrat dan kepentingan kita, yakni keluar bertemu Tuhan dan menyembah Dia. Kita menyembah Dia dengan membuka dunia kepada kebenaran, kebaikan, kepada Kristus, kepada pelayanan terhadap mereka yang terpinggirkan dan yang di dalam diri mereka, Ia menantikan kita. (Paus Benediktus XVI, 25 Desember 2007)
Antifon Pembuka (lih. Yes 9:6) Seorang Bayi telah lahir bagi kita, seorang
Putera telah diberikan kepada kita. Ia menyandang kekuasaan di
bahu-Nya, dana kan disebut Penasihat Agung.
A child is born for us, and a son is given to us;
his scepter of power rests upon his shoulder, and his name will be
called Messenger of great counsel.
Puer natus est nobis, et filius datus est nobis:
cuius imperium super humerum eius: et vocabitur nomen eius, magni
consilii Angelus.
Mzm. Cantate Dominum canticum novum: quia mirabilia fecit. (Graduale Romanum, 47) Doa Pembuka Ya Allah, secara mengagumkan Engkau menciptakan
manusia dengan martabat yang luhur, dan secara lebih mengagumkan lagi
Engkau membaruinya. Kami mohon perkenankanlah kami ikut serta dalam
keilahian Kristus yang sudah berkenan menjadi manusia seperti kami.
Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin. Bacaan dari Kitab Yesaya (52:7-10)
"Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umatnya."
O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit
kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar
baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion,
"Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau:
Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka
melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah,
bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan
telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah
menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka
segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah
melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh
tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang
datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para
bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang
datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah dan bermazmurlah.
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan
kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring
bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (1:1-6)
"Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya."
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai
cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi.
Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang
berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam
semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah
yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan
setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan
Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada
malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh
lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara
malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada
hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi
Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya
yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus
menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953 Ref. Alleluya, alleluya Ayat:2/4 Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)
"Firman telah menjadi manusia."
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama
dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak
ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam
Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu
bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang
sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh
dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus
memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang
menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di
dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak
mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang
kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang
menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu
mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan
bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh
keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi
kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang
kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia
yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari
kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih
karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia
dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah
melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa,
Dialah yang menyatakan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Selamat Hari Raya Natal. Pesan damai natal senantiasa membahana di mana-mana. Tentu kita semua masih teringat perayaan Natal tadi malam. Betapa banyak umat yang hadir dalam Misa Natal Malam, dan barangkali tidak sedikit umat yang harus duduk di luar gedung gereja. Belum lagi di berbagai supermarket atau mal atau tempat-tempat publik atau pusat perbelanjaan, lagu-lagu Natal didengungkan, dan dipasanglah aneka hiasan Natal yang bernada “Barat” seperti Sinterklas, dan pohon Natal dengan hiasan bintang-bintang yang ditaburkan di seputar pohon Natal tersebut. Lalu juga lihatlah di medsos kita. Begitu banyak ucapan Selamat Natal dalam berbagai bahasa dan bentuk berderet-deret dan bertaburan. Benar-benar Natal yang meriah dan tidak jarang terasa heboh dan megah.
Hingar-bingar perayaan hari Natal tentu sudah menjadi budaya dunia. Itu dapat dimaklumi. Akan tetapi, marilah kita kembali kepada inti sari perayaan Natal yang peristiwanya justru terjadi secara tenang, sepi, terpencil, miskin, sederhana, tidak heboh-heboh, dan jauh dari publikasi. Injil Yohanes yang dibacakan hari ini menggambarkan suasana ketidaktahuan umat manusia ketika Tuhan Yesus Kristus datang dan lahir di tengah kita. “Terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia. Terang itu telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya tidak menerima-Nya.” Demikianlah Sang Sabda atau Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, tetapi tidak ada orang yang tahu dan menyambut-Nya, selain Bapa Yusuf, Bunda Maria, dan para gembala. Bukan hanya itu. Seluruh hidup Tuhan yesus akhirnya adalah sebuah kehidupan tersembunyi, penuh kemiskinan dan ketika saat-Nya tiba juga penuh penderitaan dan harus mati di salib! Inilah misteri keagungan Allah-Manusia, yaitu Tuhan Yesus Kristus, yang meski agung, cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah seperti disebutkan dalam surat Ibrani hari ini, tetapi menempuh seluruh jalan-Nya melalui jalan kesederhanaan, kemiskinan, kerendah-hatian, kerelaan tersembunyi, dan bahkan jalan penderitaan, yakni sebuah cara dan jalan hidup yang biasa dihindari manusia.
Inilah damai Natal yang sejati. Perayaan hari Natal yang sejati tidak terletak pada pesta pora atau kemeriahan suasana melalui makan-makan, pakaian bagus, apalagi hura-hura yang biasa di mal atau pertunjukan selebriti. Perayaan hari Natal yang sejati terletak pada penghayatan misteri kesederhanaan, kerendah-hatian, kerelaan menghayati hidup sehari-hari yang biasa dan tidak terkenal, dan terutama itu semua diwujudkan dalam perhatian kita kepada mereka yang miskin, kecil dan menderita. Maka, perayaan Natal bersama mereka yang biasa kita lupakan, para lansia atau mereka yang kesepian, mereka yang sulit makan dan berpakaian pantas karena kemiskinan mereka, tampaknya dapat menjadi wujud penghayatan perayaan Natal yang sejati! (EM/Inspirasi Batin 2016).
Antifon Komuni (Bdk. 98 (97): 3)
Segala ujung bumi menyaksikan keselamatan yang dari Allah kita.
All the ends of the earth have seen the salvation of our God.
Viderunt omnes fines terræ salutare Dei nostri.